Belajar Pronunciation Dalam Bahasa Inggris Melalui Lagu

  • Bagikan

ASAHAN (Waspada): Song (lagu) adalah salah satu materi bahasa Inggris yang diajarkan di semester 2 pada Kurikulum 2013 (K13). Materi lagu (song) ini bahkan disajikan pada setiap tingkatan kelas 7,8 dan 9.

Sebagai guru bahasa Inggris di MTSN 2 Asahan, Rehana Nasty mencoba mengajarkan Pronunciation (pengucapan) Bahasa Inggris melalui materi song karena dinilai sangat efisien bagi peserta didik dalam menguasai Pronunciation yang baik dan benar.

“Saya berpikir dengan lagu (songs) siswa akan tertarik dan semangat dalam belajar bahasa Inggris khususnya pada materi Pronunciation, sehingga melalui metode ini tujuan pembelajaran akan tercapai, yaitu Pronunciation siswa MTSN 2 Asahan dalam bahasa Inggris semakin baik dan benar,” kata Rehana Nasty yang merupakan Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation, Jumat (10/6).

Menurutnya, pada materi song (lagu) yang disajikan pada setiap tingkatan di semester 2 ini, ia mengkombinasikan materi ini dengan belajar Pronunciation yang benar. Karena lagu (song) lafalnya dibawakan langsung oleh seorang native speaker (penutur asli), sehingga kata-kata dalam lirik lagu yang mereka lafalkan/ucapkan sudah tentu benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.

“Intinya Pronunciation adalah pengucapan dalam bahasa Inggris yang di dalamnya termasuk artikulasi, penekanan dan intonasi. Oleh sebab itu Pronunciation di dalam bahasa Inggris sangat penting, khususnya bagi yang bukan penutur asli. Jika Pronunciation salah, akan terjadi miscommunication dan dapat menghambat komunikasi. Untuk itu kita perlu mempelajari Pronunciation dalam bahasa Inggris dengan baik, agar lawan bicara merasa nyaman berkomunikasi dengan kita, tidak perlu berbicara dengan cepat, asal tepat,” jelasnya.

Dalam proses pembelajaran di kelas, lanjut Rehana Nasty, dirinya menyajikan dan menyanyikan sebuah lagu yang sesuai dengan kehidupan remaja SMP/MTs yang berjudul “I HAVE A DREAM”. Pembelajaran ini menggunakan unsur MIKIR (Mengalami, Komunikasi, Interaksi, dan Refleksi) yang dikembangkan Tanoto Foundation.

“Sebelumnya, saya menyuruh para peserta didik kelas VIII B untuk membawa handphone dan saya meminta izin kepada guru BK karena peraturan di sekolah kami tidak boleh membawa handphone. Umi Leni Handayani sebagai guru BK mengizinkan permohonan saya dan beliau memberi dukungan karena handphone tersebut merupakan sarana pembelajaran pada hari itu,” jelasnya.

Dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama para peserta didik dibagi kedalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang peserta didik. Langkah pertama setiap kelompok membuka YouTube dan mencari lagu (song) I HAVE A DREAM, kemudian mereka mendengar dan mengamati lagu tersebut.

“Setelah itu setiap kelompok berinteraksi satu sama lain untuk mengungkapkan apa maksud atau pesan dalam lagu tersebut secara berkelompok. Pada akhir pembelajaran saya memberikan refleksi kepada peserta didik, bagaimana perasaan mereka ketika mengikuti pembelajaran tersebut,” ujarnya.

Salah seorang peserta didik, Arifka mengatakan, dirinya dan siswa lainnya mengaku sangat senang dan merasa enjoy mengikuti materi song ini.

“Pikiran saya jadi fresh ma’am dan saya bangga bisa menyanyikan liriknya dengan Pronunciation yang benar setelah mendengarkan penyanyi aslinya (native speakers),” katanya sambil tersenyum.

Pada pertemuan kedua, para peserta didik diminta benar-benar mendengar dan mengamati Pronunciation yang diucapkan melalui lirik lagu yang diputar melalui YouTube.

Setelah itu mereka menyanyikan lagu secara individual, duet ataupun berkelompok, dengan tujuan dapat melafalkan Pronunciation yang benar dari lagu yang mereka bawakan.

“Saya juga menambahkan tips kepada mereka bahwa untuk menguasai Pronunciation yang baik dan benar, para peserta didik harus selalu mendengar lagu-lagu yang dinyanyikan oleh native speaker (penutur asli),” imbaunya.

Usai pembelajaran, Umi Leni Handayani sebagai guru BK berpendapat, sebagai guru memang harus melayani para siswa dengan baik. Dia mengatakan, anak-anak begitu semangat mengikuti pembelajaran bahasa Inggris khususnya song apalagi menggunakan aplikasi YouTube.

“Inilah yang dimaksud MERDEKA BELAJAR seperti yang telah diprogramkan oleh bapak Nadiem Makarim,” ungkapnya.

Salah satu orang tua siswa kelas VIII-B yang sengaja diundang oleh Umi Leni Handayani ke ruang BK juga berpendapat kalau putrinya di rumah sedang menghafal lagu barat, dan dia suka mendengarnya. (m31)

  • Bagikan