P. SIDIMPUAN (Waspada) : Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Ali Hasan Ahmad Addary (Syahada) Padangsidimpuan Dr. H. Muhamamd Darwis Dasopang, MAg Mengatakan mahasiswa yang sudah menyelesaikan pendidikan di UIN Syahada harus mampu menghadapi tantangan zaman sekaligus jadi teladan di tengah-tengah masyarakat.
“Wisuda bukanlah akhir perjalanan, tetapi awal dari langkah besar menuju dunia yang penuh tantangan.Menghadapi kenyataan di mana mungkin apa yang kita pelajari tidak selalu langsung sesuai dengan tuntutan dunia kerja,” kata Rektor UIN Syahada Padangsidimpuan Dr.Muhamamd Darwis Dasopang, MAg dalam sambutannya saat mewisuda 416 mahasiswa program sarjana dan pascasarjana, Sabtu (23/12/2024).
416 mahasiswa yang diwisuda melalui Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke-50 dan Pascasarjana ke-23 di Auditorium UIN Syahada, Jl.HT Rizal Nurdin, Sihitang, Padangsidimpuan, terdiri dari Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (Fasih) 53 orang, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) 23 orang, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) 93 orang dan Pasca Sarjana 18 orang.
Prosesi wisuda terhadap 416 mahasiswa dari berbagai program studi yang dibuka Ketua Senat UIN Syahada Padangsidimpuan Dr.Ali Sati MAg, dihadiri Kakan Kemenag Tapsel H.Masir Rambe MA, Dosen Tamu UIN Syahada dari Mesir, Syekh Ridho, Ketua dan Anggota Dharma Wanita Persatuan UIN Syahada Padangsidimpuan serta pimpinan BNI, BSI dan Bank Sumut Syariah Padangsidimpuan.
Dr.Muhammad Darwis menekankan bahwa mahasiswa yang sudah menyelesaikan pendidikan di UIN Syahada Padangsidimpuan untuk tidak menyerah dengan berbagai tantangan kehidupan meskipun meskipun terkadang ilmu yng sudah dipelajari tidak sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
“Justru, di situlah letak tantangan yang akan menguji kemampuan kita untuk beradaptasi, belajar, dan terus berkembang. Ilmu, pengalaman, dan nilai-nilai yang kita peroleh selama kuliah adalah bekal luar biasa untuk mengatasi segala rintangan,” ucap Rektor
Selain harus siap menghadapi berbagai tantangan, Alumni UIN Syahada Padangsidimpuan, lanjut Rektor juga harus memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi teladan dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dan memperkuat nilai-nilai agama yang rahmatan lil ‘alamin.
Menurutnya, bahwa ijazah yang diraih setelah menyelesaikan pendidikan, bukan hanya sekadar simbol kelulusan, tetapi ada amanah besar untuk berkontribusi dalam membangun bangsa, hal ini sesuai dengan tema wisuda Sarjana ke 50 dan Pascasarjana ke 23 UIN Syahada Padangsidimpuan yakni ‘Membangun Generasi Indonesia Emas, Cerdas, Berintegritas, dan Inovatif’.
Rektor UIN Syahada mengungkapkan, lahirnya new media, selain mempermudah memperoleh informasi serta menjadi sarana ekspresi dan sosialisasi melalui media sosial, juga telah mengakibatkan runtuhnya integritas dan moral seperti penyebaran hoaks dan bertabraknya informasi yang disampaikan dengan kenyataan yang sebenarnya akibat kurangnya sikap kritis dalam menyaring informasi dan mencari informasi sebenarnya.
“Konsep tabayyun atau mencari kebenaran sebelum menyebarkan informasi menjadi langkah bijak dalam bermedia sosial. Konsep ini membantu mengurangi penyebaran hoaks, mencegah fitnah, dan menciptakan ruang digital yang lebih etis, jujur dan positif,” tuturnya.
Dr.Muhammad Darwis Dasopang mengungkapkan, tantangan besar yang di hadapi saat ini yakni semakin renggangnya hubungan antara pemeluk agama dengan ajaran agamanya. ‘Sebagai perguruan tinggi, kita harus mendukung Kementerian Agama dalam menciptakan kurikulum pendidikan agama yang menanamkan nilai-nilai keragaman, toleransi, dan saling menghormati,” tegas Rektor.
Merujuk pada arahan Menteri Agama dalam Penutupan Rakernas baru-baru ini, Rektor UIN Syahada menekankan pentingnya, meningkatkan Kapasitas Akademik Dosen, mengevaluasi Program Studi agar relevan dengan kebutuhan zaman, mengadopsi teknologi untuk pendidikan dan penelitian, menjaga integritas dan profesionalisme, dan mendukung pengembangan sumber daya manusia.
Sejarah UIN Syahada
Pada kesempatan ini, Dr.Muhammad Darwis Dasopang menjelaskan historis UIN Syahada Padangsidimpuan yang memiliki akar sejarah yang sudah cukup panjang.Diawali pada tahun 1962 Berdiri Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PERTINU), Tahun 1968 menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang Cabang Padangsidimpuan.
Kemudian pada tahun 1973 menjadi Fakultas Tarbiyah lAIN Sumatera Utara di Padangsidimpuan dan pada Tahun 1997 berubah lagi menjadi STAIN Padangsidimpuan. Selanjutnya, pada Tahun 2013 berubah bentuk lagi menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan.
“Pada Tahun 2022 IAIN Padangsidimpuan berubah menjadi Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, ” ujar Rektor.
Usai prosesi wisuda, Pimpinan BNI Padangsidimpuan, BSI Padangsidimpuan dan Bank Sumut Syariah Padangsidimpuan memberikan penghargaan dalam bentuk biaya pendidikan kepada wisudawan terbaik. (a39)
