Oleh Yanhar Jamaluddin dan Syafrial Pasha
PADA hakikatnya ketatalaksanaan dapat dipahami sebagai proses yang terstruktur dan sistematis untuk menarik kesimpulan yang saling berhubungan satu dan lainnya. Atau singkatnya ketatalaksanaan merupakan proses pemanfaatan berbagai sumber guna mencapai tujuan tertentu.
Institutional Genealogy (IG) adalah silsilah kelembagaan yang menjadi sebuah metode untuk menyelidiki masa lalu, dirancang untuk membantu suatu lembaga mewujudkan hubungan antara masa lalu, sekarang, dan masa depan dan juga menyelidiki bagaimana tindakan dari masa lalu dapat terus berkontribusi terhadap praktik-praktik yang eksklusif.
Maka dari itu, masa lalu itu senantiasa bersama kita; bagaimana kita terlibat dan mengakui masalah masa lalu dari suatu lembaga. Dengan demikian esensi IG menjadi kerangka kerja yang penting untuk menilai asal usul suatu lembaga, pendahulunya dan bentuknya yang lebih tua.
Model pendekatan IG sebenarnya sudah lama dan banyak dibicarakan oleh para peneliti bidang ilmu administrasi, terutama dari sudut pandang antropologi budaya, sosiologi dan politik.
Pendekatan analisis kelembagaan juga dipakai dalam ilmu tentang tingkah laku organisasi.
Pada dasarnya, artikel ini ingin mengembangkan model silsilah kelembagaan birokrasi yang ideal dalam rangka meningkatkan layanan publik.
Fenomena yang terjadi saat ini, dimana hampir semua institusi pelayanan publik mengalami kelemahan dalam proses penguatan kelembagaan organisasi, sehingga lemahnya penguatan kelembagaan ini berdampak pada tidak maksimalnya proses pelayanan yang dilakukan.
Salah satu contohnya proses penguatan dan kelembagaan yang terjadi pada program ketahanan pangan. Sebagai contoh, Kementerian Pertanian merupakan institusi yang selalu dituntut agar memaksimalkan peran dan fungsinya dalam melakukan pelayanan ketahanan pangan kepada masyarakat, karena ketahanan pangan diyakini mampu memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Pendekatan IG dapat membuka dan memetakan jalan menuju kesadaran diri pelaksana organisasi sehingga organisasi dapat bekerja lebih bijaksana, bukan lebih keras, untuk menanamkan ekuitas, berkomitmen untuk keberlanjutan transformasi inklusif dan menjadi lebih relevan bagi pemangku kepentingan komunitas.
Fokus dari kerangka kerja ini adalah proses transisi dari perasaan terhadap tanggapan konstruktif yang mempunyai potensi untuk meningkatkan kemampuan organisasi dan memperkuat upaya untuk memajukan ekuitasnya.
Pendekatan IG ini merupakan suatu kerangka kerja yang akan berkembang dan berubah dengan masukan dan pemahaman baru dihasilkan oleh para peneliti yang menggunakannya dan kontributor di masa depan.
Sejarah Birokrasi
Sejarah dan istilah ‘birokrasi’ membawa banyak misteri mengenai kelahirannya. Pada abad 19, kata ini digunakan dalam bahasa Jerman sebagai ‘burakratic’ dan kemudian secara bertahap dikenal dalam bahasa Inggris sebagai ‘bureaucracy’.
Di Perancis istilah ini digunakan dalam arti negatif birokrasi sebagai penyalahgunaan kekuasaan. Banyak sarjana yang membahas tentang konsep birokrasi namun diantara mereka yang paling penting dan sarjana berpengaruh adalah Max Weber (1864-1920).
Sarjana terkenal lainnya seperti Karl Marx (1818-1883), Lenin (1870-1924) dan Roberto Michels (1876-1936) juga pernah membicarakan hal itu. Konsep ini memiliki sejarah yang dalam dan dinamis yang patut mendapat perhatian khusus perhatian dunia akademis untuk memahami status birokrasi saat ini.
Lembaga yang paling signifikan dalam keberhasilan mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat adalah birokrasi. Sebab itu birokrasi bukanlah suatu lembaga baru dalam kehidupan masyarakat. Birokrasi sudah menjadi suatu lembaga penting bukan saja dalam masyarakat modern, melainkan juga dalam masyarakat tradisional.
Birokrasi sangat dibutuhkan bagi eksistensi negara guna meningkatkan standar kehidupan masyarakat dan mendistribusikan penghasilan secara lebih merata, atau memperkuat pengaruh rakyat terhadap pemerintah.
Keunggulan birokrasi merupakan prasyarat keberhasilan pelaksanaan berbagai kegiatan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, tradisional maupun modern. Ini berhubungan dengan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas administratif dengan cara mengorganisasi dan mengkoordinasi pekerjaan banyak orang secara sistematis dalam rangka memperbaiki, memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas administratif.
Pada umumnya, birokrasi adalah sebuah sistem organisasi dan administrasi yang terstruktur, dan tugas, tanggung jawab, dan wewenang dibagi secara hierarkis dalam suatu lembaga.
Birokrasi seringkali melibatkan aturan, prosedur, dan regulasi yang jelas untuk mengatur bagaimana lembaga atau pemerintahan tersebut beroperasi. Para pejabat atau pegawai dalam birokrasi bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan dan layanan publik, dengan garis komando dan hierarki yang jelas.
Birokrasi memiliki peran yang sangat penting dalam pemerintahan dan masyarakat secara umum. Beberapa alasan mengapa birokrasi penting dalam pemerintahan meliputi antara lain Pelaksanaan Kebijakan, Pengawasan dan Pengendalian, Stabilitas dan Kontinuitas, Penyediaan Layanan Publik, serta Keamanan dan Pertahanan.
Meskipun birokrasi memiliki peran yang penting dalam pemerintahan, juga penting untuk menjaga agar sistem birokrasi tetap efisien, transparan, dan akuntabel. Ini dapat membantu menghindari birokrasi yang terlalu rumit dan terlalu birokratis sehingga tidak efektif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun dengan kondisi ini, birokrasi hanyalah sebuah institusi yang tidak luput dari kekurangan.
Kesimpulan
Birokrasi sebagai gaya manajemen tertentu tetap diperlukan dan relevan untuk organisasi masa kini, terutama bagi organisasi yang bercirikan tugas-tugas rutin yang berskala besar.
Kinerjanya sangat bergantung pada hierarki tingkat tinggi dan formalisasi bentuk birokrasi. Institusi ini bisa direformasi tapi tidak bisa dihilangkan. Pentinglah untuk memperkuat ekuitas dan komitmen pelaksana birokrasi melalui pendekatan IG.
Pada banyak negara berkembang, dirasakan adanya kebutuhan terhadap pendekatan IG kepada birokrasi untuk menjalankan fungsi administrasi dengan benar.
Di atas segala macam kritik dan konsep baru, birokrasi masih memainkan perannya dalam kesejahteraan demokratis modern dan, tidak hanya itu, birokrasi masih menjadi salah satu kekuatan utama administrasi publik.
Kita sulit melihat masa depan, namun birokrasi tetap sangat diperlukan untuk menjaga tatanan sosial-politik yang lebih baik.(Penulis Dosen dan Ka.Pusat kajian UMA Medan)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.