Sikap Global Türkiye Dan G20

Oleh Mehmet Özay

  • Bagikan
<strong>Sikap </strong><strong>G</strong><strong>lobal Türkiye </strong><strong>D</strong><strong>an G20</strong><strong></strong>

Sejak tahun-tahun awal pada abad ini, Türkiye mampu mengejar kemajuan eko-politik yang cepat dan berkelanjutan melalui pemerintahan AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan). Proses ini telah memperkuat posisi Türkiye untuk dianggap sebagai panutan sejati bagi negara-negara terbelakang dan berkembang

Türkiye sebagai negara anggota G20 telah memainkan peran tertentu dalam forum global ini. Sejak tahun 1999, Türkiye tampaknya memiliki sudut pandang yang jelas untuk mengangkat suaranya dengan tegas tidak hanya untuk pengakuan global tetapi juga untuk konstelasi berbangsa dan bernegara.

Türkiye dipilih menjadi negara anggota klub G20 berdasarkan berbagai faktor unik. Secara khusus, fenomena sejarah termasuk modernisasi, afiliasi dengan sistem ekonomi neo-liberal, dll, tampaknya telah menentukan peran dalam pemilihan ini. Jelas terlihat bahwa Türkiye memiliki kekuatan perwakilan dari negara-negara Islam pada umumnya dan Timur Tengah.

Tepatnya, Türkiye telah mengalami proses reformasi berturut-turut, khususnya dimulai dari proses konversi politik Negara Utsmaniyah menjadi Negara Republik yang laik. Memang, itu bukan hanya perubahan nama negara. Tapi itu adalah momen bersejarah yang telah menyebabkan perubahan tertentu baik dalam masyarakat Turki maupun komunitas Muslim lainnya pada umumnya.

Perspektif ini mengingatkan kita bahwa kekuatan Barat–selama mengubah lintasan sejarah mereka di awal abad ke-21–telah memutuskan bahwa Türkiye akan memiliki peran perwakilan di G20, karena proses transformasi berorientasi Baratnya terjadi di bentuk kemajuan ekonomi, integrasi institusional dengan masyarakat Barat melalui modernisasi yang signifikan, dan aspek-aspek lain secara holistik.

Sejak tahun-tahun awal pada abad ini, Türkiye mampu mengejar kemajuan eko-politik yang cepat dan berkelanjutan melalui pemerintahan AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan). Proses ini telah memperkuat posisi Türkiye untuk dianggap sebagai panutan sejati bagi negara-negara terbelakang dan berkembang. Dapat dipahami bahwa beberapa negara di Timur Tengah, seperti Iran telah memperoleh proses pembangunan ekonomi yang hampir serupa atau bahkan lebih tinggi berdasarkan kapasitas teknis tertentu yang sengaja dikeluarkan dari keanggotaan G20. Ini adalah bukti bahwa para pendiri G20 memiliki tekad ideologis tertentu dalam perjalanan membangun entitas global pada abad ini.

Di sinilah untuk meninjau kembali tema-tema utama yang dipromosikan selama kepresidenan G20 Türkiye pada tahun 2015. Ada tiga masalah yaitu “inklusivitas, implementasi, dan investasi.” Fenomena ini adalah kebijakan ekonomi global aktual Türkiye yang mendorong keterlibatan terus-menerus anggota G20 dengan negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang untuk mengentaskan kemiskinan dan berbagi kesejahteraan dengan seluruh komunitas dunia. Meski target ini terdistorsi oleh pandemi Kovit-19, tidak diragukan lagi keterlibatan ekonomi global ini masih berlaku secara penting. Bahkan saat ini, kebutuhan tersebut sangat dirasakan karena ketidakstabilan dan ketidakpastian akibat Kovid-19 dalam skala global.

Kebijakan Türkiye ini justru selaras dengan wacananya yang menuntut reformasi tertentu dalam proses pengambilan keputusan PBB. Wacana yang dikembangkan oleh kepemimpinan Türkiye tidak hanya didasarkan pada teknis struktural badan internasional. Memang, ini adalah pendekatan murni yang mengutamakan kesejahteraan holistik masyarakat dunia. Pendekatan ini diharapkan dapat mendorong peluang kolaborasi inklusif di antara negara-negara anggota G20 untuk integrasi komunitas dunia yang sebenarnya.

Karena meta-naratif dalam eko-politik masih berada di bawah pengaruh Kovid-19 dalam beberapa tahun terakhir, Türkiye diharapkan dapat membagikan kisah suksesnya melalui kebijakan pemerintah dan khususnya keputusan strategis yang diambil oleh Kementerian Kesehatan Türkiye selama Kovid-19. Yang terakhir telah mengembangkan keterlibatan regional dan global tertentu untuk mengatasi pandemi dan berhasil memproduksi versi vaksinnya sendiri.

Indonesia, sebagai negara tuan rumah KTT G20 di Bali baru-baru ini, menekankan pendekatan holistik terhadap permasalahan global saat ini dengan formulasi ‘pulih bersama, pulih lebih kuat’. Dengan tema ini, elit politik Indonesia bertujuan untuk menyebarluaskan inspirasi kepada masyarakat global yang terkena dampak buruk dari pandemi Kovid-19. Saya berpendapat bahwa pendekatan ini mencerminkan kebijakan jangka panjang Türkiye dalam urusan global.

Seperti yang diamati dalam pendekatan kritis dalam pidato para pemimpin Turki di pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengutamakan proses pengambilan keputusan negara-negara multi-kuasa untuk dipertimbangkan oleh lembaga-lembaga global.

Penulis adalah Profesor Madya Di Institut Internasional Pemikiran dan Peradaban Islam (ISTAC), Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM).

  • Bagikan