Perilaku Manusia Era Digital

  • Bagikan
Perilaku Manusia Era Digital

Oleh Dr H. Erwan Efendi, S. Sos, MA

Perilaku merupakan respons atau sebuah reaksi dari seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Artinya, perilaku adalah aktivitas organ tubuh manusia yang bergerak akibat dari respons dari luar tubuhnya

Pada era modern ini terjadi banyak perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek yang secara tak sadar sangat mempengaruhi terhadap kehidupan manusia. Salah satu perkembangan yang paling berpengaruh yaitu di bidang teknologi, terutama teknologi informasi. Era digital adalah masa di mana aktivitas masyarakat hingga informasi disebarluaskan dengan menggunakan teknologi digital. Perkembangan teknologi digital telah memberikan dampak positif dan negatif terhadap masyarakat, khususnya kepada generasi milenial dan generasi Z (generasi yang lahir pada rentang 1996 hingga 2012).

Internet merupakan salah satu produk dalam bidang tersebut, yang menawarkan berbagai macam kemudahan untuk mendukung berkembangnya kualitas hidup manusia pada era digital ini, salah satunya adalah kemudahan dalam memperoleh informasi mengenai segala hal yang ingin diketahui kapanpun dan dimanapun. Perkembangan dan kemudahan yang disuguhkan tersebut memberikan dampak positif dan negatif yang terhadap cara pandangan mengenai kehidupan, membentuk nilai-nilai, keyakinan, sikap dan perilaku, khususnya dalam kehidupan beragama yang akan berdapak pada spiritulitas seseorang. Karena itu sangat diperlukan kecakapan literasi manusia sebagai bentuk penycegahan penyalahgunaan teknologi. Harapannya generasi Z dan generasi milenial dapat memiliki kecakapan digital melalui literasi data dan teknologi.

Pengertian perilaku behavior atau dalam Bahasa Indonesia disebut perilaku tetapi sering kali pengertian perilaku diartikan secara berbeda satu orang dengan orang yang lainnya. Dalam pengertian umum, perilaku merupakan segala perbuatan atau tindakan yang diperbuat atau dilakukan oleh makhluk hidup. Menurut Chaplin, perilaku adalah suatu perbuatan atau aktivitas baik itu reaksi, tanggapan, jawaban, atau itu balasan yang dilakukan oleh suatu organisme. Secara khusus pengertian perilaku adalah bagian dari satu kesatuan pola reaksi. Adapun pengertian perilaku merupakan serangkai kegiatan atau aktivitas organisme yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi, dan lain sebagainya. Bahkan, kegiatan internal (internal activity) seperti berfikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia.

Menurut ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau sebuah reaksi dari seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Artinya, perilaku adalah aktivitas organ tubuh manusia yang bergerak akibat dari respons dari luar tubuhnya. Sedangkan kata sosial berasal dari bahasa Inggris society yang berarti masyarakat. Era digital adalah masa di mana aktivitas masyarakat hingga informasi disebarluaskan dengan menggunakan teknologi digital. Perkembangan teknologi digital telah memberikan dampak positif dan negatif terhadap masyarakat, khususnya kepada generasi milenial dan generasi Z (generasi yang lahir pada rentang 1996 hingga 2012).

Dalam sebuah pernikahan, jika suami dan isteri bertujuan membentuk keluarga (Abdurrahman, 2007). Maka dalam keluarga biasanya memiliki anak. Anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk yang masih dalam kandungan. Anak adalah orang yang belum genap 21 tahun dan belum pernah menikah dan karenanya belum mampu untuk berdiri sendiri. Perkembangan teknologi pada zaman modern ini sudah semakin pesat. Semakin berkembangnya zaman semakin canggih juga teknologi yang dihasilkan. Berkembangnya teknologi saat ini tidak hanya membawa dampak positif bagi anak, tetapi justru menyebabkan banyak dampak negatif bagi anak. Contohnya saja untuk dampak negatifnya anak-anak semakin malas untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar karena merasa lebih seru bermain gadget.

Pengertian perkembangan atau dalam bahasa inggrisnya development merupakan suatu proses yang pasti dialami setiap individu, perkembangan ini adalah bersifat kualitatif dan berhubungan pada kematangan serta sistematis. Perkembangan bahasa adalah suatu proses perkembangan pada anak yang mencakup aspek reseptif dan ekspresif. Aspek bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang didengar. Bahasa ekspresif adalah kemampuan berkomunikasi secara simbolik baik visual maupun auditorik.

Ada beberapa jenis stimulasi yang bisa digunakan untuk memicu perkembangan bahasa anak. The American Academy of Pediatric menjelaskan bahwa paparan terhadap media seperti televisi, film, video, games, internet, lirik musik, koran, majalah, buku dan iklan sangat besar potensinya untuk dapat memicu adanya gangguan kesehatan namun disisi lain media juga dapat memperoleh efek positif di kehidupan anak. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan media digital bisa menunda perkembangan bahasa anak, terutama untuk anak-anak usia 2 tahun dan dibawahnya. Namun pemanfaatan media digital secara tepat guna dan sesuai sasaran sebaliknya dapat pula meningkatkan kemampuan bahasa anak. Seperti bentuk audio untuk menambah kosa anak. Memanfaatkan media digital dalam bentuk kata, angka, dan lagu-lagu. E-book bahasa dan aplikasi-aplikasi latihan belajar bahasa lainnya, sehingga menjadikan anak lebih merasa senang dan tertarik dalam mengembangkan dan mempelajari bahasa khususnya bahasa keduanya. Tentu itu semua tidak terlepas dari pengawasan orang tua.

Pembelajaran jarak jauh tentunya dengan semakin mudahnya akses informasi dan tanpa membatasi ruang dan waktu, hal ini tentu dapat digunakan pula dalam proses pembelajaran, dimanapun pendidik dan pseserta didik berada selama berada pada jangkauan teknologi tersebut di antaranya internet maupun smartphone ataupun lapotop, maka pembelajaran bukan lagi merupakan suatu hambatan. Turunnya sensitifitas pada anak yang dimaksud disini adalah menurunnya tingkat simpati dan empati anak terhadap orang-orang atau kejadian disekelilingnya. Dengan bermain gadget, anak cenderung melupakan dunia nyata dan tenggelam di dalam teknologi saat pengawasan orang tua tidak efektif. Merenggangkan dan mengabaikan sesuatu yang terjadi disekitarnya karena kesenangannya pada saat itu beralih pada game online, film, dll.

Di Indonesia saat ini terdapat empat generasi yang masih hidup dalam kurun waktu 100 tahun yang akan, masih atau telah beraktivitas diberbagai sektor kehidupan yaitu generasi baby boomers, generasi X, generasi Y (milanial) hingga generasi Z. Generasi baby boomers adalah generasi yang lahir pada rentang waktu 1930-1966. Remaja baby boomers pada masanya lebih banyak mendengarkan radio atau membaca media cetak dalam mencari informasi. Selanjutnya adalah generasi X yaitu generasi yang lahir pada kurun waktu 1967-1980. Remaja pada generasi ini mengenal perangkat komputer dan meyakini bahwa tehnologi tersebut dapat mempermudah kehidupan manusia di dunia.

Komputer sendiri baru masuk di Indonesia pada tahun 1967 dan lebih banyak dimanfaatkan oleh instansi pemerintahan untuk mempermudah urusan administrasi. Setelah generasi X, adapula generasi Y, yaitu generasi milenial yang lahir kurun waktu 1980-1995. Generasi Y merupakan remaja yang hidup di era komputer yang sudah bisa di akses di rumah, di sekolah maupun di warung internet (Warnet). Generasi Y adalah generasi yang dibesarkan oleh perkembangan game online, gadget,smartphones, internet dan media sosial. Hal ini membuat generasi Y menjadi generasi yang hidup dalam fasilitas teknologi terkomputerisasi yang memudahkan remaja generasi ini untuk mendapatkan informasi secara cepat. Adapula generasi Z atau yang sering disebut sebagai generasi Post Milenial atau information Generation (iGeneration) adalah remaja yang lahir di awal tahun 1995-2000an. Sejak bayi, generasi Z terbiasa dengan keberadaan dan manfaat teknologi, bahkan smartphone sudah menggantikan permainan tradisional.

Banyak generasi Z yang bahkan baru lahir telah dibuatkan akun media sosial oleh orang tua mereka.Bagi generasi Z kemajuan teknologi bukanlah hal besar, tidak seperti generasi baby boomers, generasi X dan generasi Y yang kadang-kadang masih takjub dengan dengan perkembangan teknologi terkini. Lahir di era digital membuat generasi Z mudah untuk beradaptasi dengan situasi apapun. Dengan kemampuan beradaptasi tersebut membuat generasi Z memiliki wawasan luas, ambisius dalam berkarir dan kecenderungan berpikir instan. Selain itu generasi Z adalah generasi yang haus akan pengakuan, cinta kebebasan, menghargai perbedaan dan teliti kepada sesuatu yang detail. Di tahun 2020, proporsi generasi Z semakin membesar dan akan mulai masuk dunia kerja, dunia pendidikan tinggi dan mulai memikirkan membangun rumah tangga. Untuk itu kita perlu memahami kecenderungan perilaku setiap generasi agar nantinya dapat memberikan perlakuan sesuai dengan yang dibutuhkan generasi tersebut.

Saat ini, kita sama sekali tidak mampu menghindar dari keterlibat dalam menggunakan alat komunikasi yang pertumbuhan dan perkembangannya sangat maju dan canggih. Keterlibatan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari saat ini bukan lagi menjadi keinginan atau pilihan, akan tetapi menjadi suatu kebutuhan. Menjadi pertanyaan sekaligus peresoalan, sejauh mana kita mampu mengawasi penggunaan perangkat canggih tersebut dalam keseharian sehingga keberadaannya akan semakin mendekatkan diri kita sebagai orang yang taat kepada al Khaliq bukan sebaliknya menjadi orang-orang khufur. Semoga.

Penulis adalah Wartawan Waspada dan Dosen Pascasarjana UIN SU.


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Perilaku Manusia Era Digital

Perilaku Manusia Era Digital

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *