Penulis: Sry Rumondang Sitindaon, S.Kep., Ns., & Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS (Program Studi Magister Ilmu Keperawatan USU)
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama diseluruh dunia dan jenis kanker yang paling banyak di derita oleh wanita. World Health Organization (WHO) pada tahun 2020, jumlah kanker payudara sebesar 11,7% dari semua jenis kanker di dunia. Data
tersebut menunjukkan bahwa kasus kanker payudara diderita oleh 2.261.419 orang dari 19.292.789 kasus kanker di dunia.
Angka ini menempati urutan pertama jenis kanker pada wanita dan sebagai penyumbang kematian tertinggi kanker pada Wanita.
Ketidaktahuan seseorang tentang bagaimana tanda-tanda dini kejadian kanker payudara mengakibatkan keterlambatan pemeriksaan kepelayanan kesehatan, sehingga kanker baru ditemukan pada stadium lanjut yang dapat memperburuk prognosis. Kejadian keterlambatan
pemeriksaan diri kanker payudara ke pelayanan kesehatan di Indonesia mencapai lebih dari
80%.
Bila dilihat case fatality rate kasus kanker payudara yang ditemukan pada stadium awal hanya 7,2%. Oleh karena itu, deteksi dini dan diagnosis keganasan memegang peranan penting untuk memperbaiki prognosis disamping faktor klinis lainnya. Salah satu cara deteksi dini
kanker payudara yang dapat dilakukan adalah Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). (Lestari, P dan Wulansari, 2018). SADARI merupakan salah satu metode pemeriksaan atau usaha untuk menemukan adanya abnormalitas pada payudara yang mengarah pada kanker payudara.
Pemeriksaan payudara di usia remaja atau pada masa pubertas penting dilakukan karena pada masa inilah
remaja mengalami perkembangan khususnya pada payudara mereka.
Program SADARI adalah salah satu upaya penanganan terhadap penyakit kanker payudara secara dini. Dengan
melakukan SADARI angka kematian akibat kanker payudara dapat diturunkan hingga 20%.
Namun, dibalik keberhasilan program tersebut, nyatanya masih banyak perempuan yang belum
memahami apa sebenarnya SADARI dan bagaimana praktiknya untuk dapat mendeteksi kelainan pada payudara, hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab masih tingginya angka
kesakitan dan kematian akibat kanker payudara bukan hanya di Indonesia tetapi juga dunia.
Pemeriksaan Payudara Sendiri merupakan cara deteksi dini yang mudah, murah dan dapat dilakukan sendiri. Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk
mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara. Skrining dapat dilakukan oleh wanita mulai usia 20 tahun dan dilakukan setiap bulan, 7-10 hari setelah hari pertama haid
terakhir.
Adanya informasi tentang SADARI serta kanker payudara dapat menjadi motivasi bagi para wanita khususnya remaja putri untuk menambah pengetahuan mereka tentang SADARI
maka, hal tersebut akan memenuhi perilaku wanita untuk menyadari pentingnya pemeriksaan
payudara sendiri untuk mencegah kanker payudara.
Informasi ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri mengenai pemeriksaan payudara sendiri serta pelaksanaan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.