Oleh: Nila Sudarti
Asahan memiliki banyak budaya yang harus dilestarikan, salah satunya adalah senandung Asahan. Senandung Asahan merupakan seni budaya kearifan lokal yang langka, oleh karena itu semua pihak harus mendukung pelestarian budaya asli Kabupaten Asahan ini.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Budaya (Kadisdikbud) Kabupaten Asahan Asmunan. Ia menyatakan bahwa Senandung Asahan merupakan budaya langka, padahal senandung adalah budaya asli orang Melayu, sehingga diperlukan terobosan-terobosan baru untuk menarik minat ataupun memotivasi generasi muda untuk mengenal budayanya.
Syair-syair yang di kumandangkan dalam kesenian senandung Asahan penuh dengan kata-kata mistis yang isinya merupakan kata-kata nasehat dan petuah orang-orang dahulu. Lantunan syair-syair senandung Asahan ini disertai dengan bunyi-bunyian alat musik seperti, biola, gendang, grebab, dan gong. Senandung Asahan merupakan hiburan pada setiap hajatan, seperti acara khitanan, maupun acara pernikahan. Syair-syair senandung Asahan ini juga sering dilantunkan pada acara pengobatan tradisonal yang lazim di sebut oleh orang Asahan sebagai pengobatan siar mambang.
Kesenian senandung Asahan ini sempat mengalami masa jayanya di sekitar tahun 1950-an sampai dengan tahun 1970-an. Di masa-masa ini kesenian senandung Asahan ini sampai terkenal di Sumatera utara, bahkan sampai ke ibu kota Jakarta. Para pesenandung Asahan dari Tanjung balai sering di undang dalam acara serimonial oleh pemerintah provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah pusat. Bahkan di zaman Orde Baru ketika Sudharmono, SH. menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia, kesenian senandung Asahan dengan pesenandungnya Cik Nasti (Cik Nasution) Penduduk Jalan Tiung Kelurahan Perwira Kecamatan Tanjung balai Selatan, pernah diundang untuk tampil di Istana Negara ketika Presiden Suharto sedang menjamu para tamunya yang datang dari luar negeri. Dan beberapa kali tampil di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
Perkembangan kesenian senandung Asahan ini, berbeda dengan kesenian Qasidah dan bordah yang sampai saat ini masih terdengar rentak suaranya. Setiap acara hajatan dan seremonial yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah kota Tanjung balai, alunan merdu lagu-lagu qasidah dan bordah masih tetap terdengar memecahkan kesunyian malam.
Syair-syair lagu qasidah tidak berbeda jauh dengan syair-syair senandung Asahan. Jika senandung Asahan berbahasa daerah Asahan, sementara qasidah dengan bahasa Arabnya. Namun inti dari syair-syair yang dilantunkan tetap pada koridor nasehat dan petuah-petuah dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Bagi seorang pekasidah yang mahir, mereka dapat melakukan alih bahasa dari bahasa Arab kepada bahasa daerah Asahan, sehingga bagi pendengar yang kurang paham dari makna bahasa arab yang disampaikan oleh para pekasidah, akan dapat mengerti dan memahami makna dari arti syair qasidah yang sudah dialihbahasakan.
Kesenian qasidah ini tidak hanya terdapat di daerah Tanjung balai dan Asahan. Tapi dia tumbuh dan berkembang di pesisir Selat Malaka, seperti daerah Kabupaten Batu Bara, daerah Tanjung Ledong, Kualuh, Air hitam, Kampung Mesjid, Tanjung Pasir di Kabupaten Labuhan Batu Utara, dan di pesisir daerah Labuhan Bilik, Tanjung Sarang Elang, Negeri Lama, Aek Nabara di Kabupaten labuhan Batu Induk, serta sampai ke Kota Pinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Karena pada awalnya kesenian qasidah ini berasal dari daerah Turki Bakhdat, dan berkembang di tanah Semenanjung Malaya (Malaysia). Masih bertahannya kesenian qasidah ini disebabkan masih adanya para generasi muda yang mau mempelajari kesenian qasidah ini. Berbeda dengan kesenian senandung Asahan yang tidak mempunyai generasi penerusnya. Padahal senandung Asahan layak untuk dijual kepada masyarakat dalam konsteks hiburan. Kini geliat kesenian senandung Asahan itu nyaris punah. Seiring dengan waktu di mana para pesenandungnya telah banyak yang tiada, di samping banyak pula yang uzur termakan usia. Sementara para generasi muda yang tergolong dalam seniman-seniman kota kerang enggan untuk menggeluti kesenian senandung Asahan ini. Bukan tidak mungkin pula pada saatnya nanti kesenian senandung Asahan ini akan hilang ditelan zaman.
Upaya untuk mengenalkan senandung Asahan ke khalayak umum, maka dapat melalui media audio visual, sehingga dapat menarik perhatian dan simpatik semua golongan. Media audio visual merupakan media perantara yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran, sehingga membangun kondisi yang dapat membuat kita mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Melalui audio visual kita berharap senandung Asahan dapat terus berkembang diera globalisasi 4.0 dan dapat bersaing dengan budaya yang lain. Sehingga nilai-nilai kearifan lokal dapat terjaga dengan baik dan dapat dilestarikan. Berikut ini salah satu bentuk link video senandung Asahan yang dapat kita lihat dan didengarkan.
https://www.google.com/search?q=vidio+senandung+asahan&oq=vidio+senandung+asahan&aqs=chrome..69i57.16696j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8.
Penulis Mahasiswi IKB S3- Universitas Negeri Padang
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.