MENGAPA ORANG ATEIS

  • Bagikan
Seperti argumen teis, terdapat banyak alasan orang tidak beragama, atau tidak percaya adanya Tuhan (ateis). Paling tidak dalam 5 faktor, yaitu:
  1. Perasaan superior, merasa hebat. Manusia menganggap dirinya mampu menghadapi dan menyelesaikan semua persoalan hidup, sehingga menyebut dirinya sebagai “super man”. Dalam kondisi ini manusia cenderung tidak menganut suatu agama yang dianggap sebagai kungkungan yang membatasi dirinya.
  2. Terjadinya kejahatan yang disebut dengan “teori evil”, yaitu dalam kehidupannya, manusia seringkali dihadapkan pada berbagai kejahatan yang menyengsarakan manusia, seperti gempa, banjir, kebakaran, virus, dan sebagainya. Logika yang dibangun ialah, andaikan Tuhan yang Pengasih dan Penyayang ada, tentulah tidak terjadi kejahatan di atas. Faktanya terjadi banyak kejahatan, dan ini cukup sebagai bukti bahwa Tuhan tidak ada. Atau ia ada tetapi tidak mampu menyelamatkan manusia dari kejahatan tadi, berarti tuhan tidak berkuasa. Untuk apa tuhan kalau tidak berkuasa. Sebab itulah akhirnya orang tidak percaya adanya Tuhan.
  3. Kegagalan hidup juga sering membuat orang tidak lagi mempercayai agama dan Tuhan. Dia sudah berusaha dan berdo’a tapi do’a-do’anya tidak ada yang terwujud. Dalam kondisi ini muncul kekecewaan, karena Tuhan dianggap tidak peduli dirinya, akhirnya diputuskan Tuhan tidak ada, good by. Agama sebagai jalan hidup yang bersumber dari Tuhanpun sekalian di deleate. Jadilah ia ateis.
  4. Temuan sains juga membuat kaum saintis tidak mempercayai Tuhan, seperti Augustue Comte, filsuf Francis, dengan temuan “hukum tiga tahap”nya (the law of three stages). Menurut teori ini, perkembangan pemikiran manusia melalui tiga tahap, yaitu tahap teologi di mana manusia mempercayai Tuhan, kemudian tahap metafisik di mana manusia sudah mulai meragukan Tuhan, dan tahap posisitif di mana manusia tidak lagi percaya Tuhan. Karena pada tahap positif ini yang dipercayai hanya jika bisa dibuktikan secara sains melalui metode observasi dan eksprimen. Karena Tuhan tidak bisa dibuktikan melalui metode ilmiah tersebut, lalu Tuhanpun dinafikan. Bahwa masih ada kekuatan yang mengendalikan manusia yang disebutnya dengan “La Grand Etre” ia ada, tapi itu manusia sendiri.
    Begitu juga Charles Darwin dengan teori “natural selection”nya. Berdasarkan teori ini segala yang tada di alam semesta melalui proses evolusi, seleksi alam. Jadi disini tidak ada faktor eksternal yang membuat sesuatu ada. Tuhan yang diyakini sebagai pencipta menjadi tidak perlu dan akhirnya tidak ada.
  5. Pengaruh luaran. Seperti faktor orang beragama (teis), sebab pengaruh luaran juga menjadi faktor mengapa orang menolak atau tidak percaya agama (ateis). Di sini pengalaman dan lingkungan menjadi faktor penentu.
    ………06-01-2022
  • Bagikan