Oleh Tabrani Yunis
Masa libur sekolah masih tersisa beberapa hari lagi. Seharusnya masa ini dapat dimanfaatkan oleh anak-anak dengan baik dan memberikan manfaat. Misalnya banyak keluarga yang berkunjung ke rumah nenek, ke rumah saudara sekalian bersilaturahmi. Juga banyak yang menggunakan momentum libur tersebut ke tempat-tempat wisata di daerah masing-masing serta ke luar daerah. Kalau orang Aceh bisa ke luar daerah seperti ke Sumatera Utara, ke Sumatera Barat dan bahkan bisa ke luar negeri seperti ke Penang, Kuala Lumpur, Singapura dan ke Thailand. Tergantung kemampuan ekonomi keluarga masing-masing. Pokoknya, masa libur adalah masa yang Ditunggu-tunggu oleh anak agar bisa bersenang-senang dengan keluarga. Tentu tidak harus jauh, mahal dan dengan hal-hal yang serba wah. Bisa ke pantai, berenang atau di kawasan wisata di wilayah masing-masing sangat berarti dan menyenangkan bagi anak. Apalagi kalau bisa ke luar kota atau luar daerah, sensasinya akan dirasakan oleh anak dengan sangat menyenangkan. Jadi, jangan dibayangkan harus ke tempat yang jauh dan mahal. Sesuaikan saja dengan kemampuan ekonomi masing-masing.
Pasti selama ini sangat banyak orang yang melakukan kegiatan mengisi masa liburan dengan mengadakan perjalan ke tempat-tempat menarik baik lokal, maupun ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri. Kalau orang Aceh di kawasan lokal, misalnya yang banyak memiliki kawasan wisata yang indah-indah, bisa berwisata ke kawasan wisata di Aceh Besar, bisa ke puncak Geureute, hingga ke Pulau Banyak, Singkil atau ke bagian tengah ke Bener Meriah, Takengon, Gayo Lues hingga ke Aceh Tenggara. Kalau ke luar Aceh, bisa ke Sumatera Utara, Sumatera Barat dan lain-lain. Bahkan kalau ke luar negeri dengan biaya yanh murah bisa berwisata ke Malaysia, Singapore hingga ke Thailand.
Ya, sudah sangat banyak dan sering orang melakukan perjalanan atau traveling. Sayangnya pengalaman perjalanan itu tidak dimanfaatkan dengan membuat traveling notes atau catatan perjalanan yang bisa dibagikan kepada publik, sebagai bagian dari berbagi cerita atau berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman. Perjalanan itu just for fun. Hanya untuk dilihat dan puas dengan apa yang dilihat atau dialami. Tidak memberikan manfaat tambahan atau nilai tambah alias added values dari kegiatan perjalanan itu. Ya, apa yang dilihat hanya sekadar cuci mata, sekadar merasa puas melihat yang indah-indah, unik, menarik, tanpa ada catatan yang bisa dibagi.
Padahal, setiap kegiatan dan perjalanan itu bisa dimanfaatkan dan mendatangkan keuntungan ganda, atau multi purposes. Caranya adalah menulis atau membuat catatan perjalanan atau traveling notes. Traveling notes merupakan cara kita untuk berbagi cerita dan gambar tentang perjalanan tersebut, yang selain itu juga sebagai wadah bagi kita untuk menyimpan memori tentang perjalanan yang kita lakukan. Tentu saja yang namanya catatan perjalan atau traveling notes itu tidaklah susah. Apakah di era ini, sangat banyak petunjuk menulis traveling notes yang sudah dibagikan oleh banyak penulis di Google. Mudah, bukan?
Ya, begitu mudah. Sangat gampang. Tidak perlu lagi bimbingan orang tua maupun guru. Bisa dikerjakan sendiri, kapan saja dan dimana saja, dan dengan cara sesuai selera kita. Semua bisa menulisnya. Yang penting punya kemauan, willingness. Seperti kata pepatah lama, di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Bahkan orang Inggris juga mengatakan begitu. Ya, there is a will, there is a way. Begitu, bukan?
Karena membuat traveling notes di era ini tidak membutuhkan banyak alat. HP yang ada di tangan kita menjadi alat yang sangat memudahkan, mempercepat serta serba bisa dalam membuat catatan perjalanan. Apalagi setelah adanya Artificial Inteligence (AI), semua menjadi semakin dahsyat lagi, bukan? Nah, kini semua tergantung pada kemauan (willingness) kita untuk menjadi lebih produktif.
Jadi, tidak perlu lagi digugat dengan segala alasan. Mengapa demikian, di zaman ini segalanya sudah menjadi sangat mudah, karena guru ada di mana-mana. Banyak sekali petunjuk atau manual menulis yang bisa kita dapatkan. Kuncinya, mau belajar, banyak membaca dan gemar mencari informasi di mesin pencari Google, bahkan AI.
Maka, bagi orang tua yang sudah tahu manfaat membuat catatan perjalanan, suka dan sering mengadakan wisata atau perjalanan bersama keluarga, akan sangat baik dan produktif mengajak anak-anak untuk memulai menulis catatan perjalanan atau traveling notes. Ya, ketika mengadakan perjalanan yang dilakukan selama masa libur bersama anak, bisa menjadi media edukasi bagi anak untuk belajar membuat catatan perjalanan. Orang tua dan anak bisa mendapat manfaat ganda dari aktivitas wisata atau traveling itu.
Apa yang harus atau perlu dilakukan orangtua kepada anak-anak saat melakulan traveling adalah memotivasi anak-anak untuk memcatat atau memotret apa saja yang mereka lihat, yang menarik, todak menarik atau bahkan yang mengecewakan sekali pun. Bisa dalam bentuk ponter saja dahulu, sebagai pengingat apa yang akan ditulis. Nah, ketika catatan perjalanan tersebut sudah diramu sedemikian rupa, baik lewat tulisan, maupun lewat media lain yang bisa dibagikan kepada publik.
Bila mereka telah menuliskan semua yang mereka lihat atau amati, menilainya apakah menarik, sangat menarik atau sebaliknya, dan diramu dengan cara mereka sendiri, lalu setelah itu dilakukan editing minor dan bisa minta bantuan orang lain dan bahkan AI untuk menghaluskan dan membuat tulisan itu menjadi lebih menarik untuk dibaca, hingga layak dikirimkan ke media cetak atau media online. Tentu akan lebih menarik bila disertakan dengan beberapa foto menarik, agar catatan perjalanan itu lebih menarik. Begitu mudah, bukan?
Ya, ini benar -benar mudah. Maka, bagi keluarga yang sedang berlibur atau berwisata bersama keluarga, ajak dan motivasilah anak-anak untuk membuat catatan perjalanan itu. Anak-anak pasti punya perspektif dan gaya yang berbeda dalam membuat catatan perjalanan atau traveling notes. Segeralah mengajak mereka. Pasti bisa.
Penulis adalah Pegiat literasi, Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Aceh