Scroll Untuk Membaca

Opini

Meneladani 7 Tokoh PUI

Meneladani 7 Tokoh PUI

Oleh Nazar Haris

Ketujuh tokoh ini adalah cermin dari dinamika PUI sebagai organisasi Islam yang tidak hanya membina umat dalam aspek spiritual, tetapi juga mendorong mereka untuk aktif dalam ranah intelektual, sosial, dan kenegaraan

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Meneladani 7 Tokoh PUI

IKLAN

Persatuan Ummat Islam (PUI) merupakan organisasi Islam yang telah memberi kontribusi nyata dalam perjuangan kemerdekaan, pembangunan bangsa, serta pembinaan umat di Indonesia. Sejak kelahirannya, PUI telah menjadi kawah candradimuka lahirnya tokoh-tokoh besar yang memadukan keilmuan agama, ketajaman intelektual, dan semangat kebangsaan. Tulisan ini mengangkat tujuh tokoh sentral PUI yang mencerminkan dinamika dan peran PUI dalam membangun negeri dari masa ke masa.

KH Abdul Halim (1887–1962): Sang Pendiri dan Pejuang Bangsa

Berasal dari Majalengka, Jawa Barat, dan merupakan salah satu pendiri utama PUI. Beliau mendirikan Majelisul ‘Ilmi pada tahun 1911 yang menjadi basis gerakan dakwah dan pendidikan umat. Pada tahun 1917, ia memprakarsai pendirian Perikatan Oelama, cikal bakal PUI yang kemudian mendapat pengesahan dari pemerintah Hindia Belanda. KH Abdul Halim dikenal sebagai tokoh ulama pejuang yang aktif dalam berbagai organisasi nasional, seperti MIAI dan Masyumi. Ia juga memainkan peran dalam diplomasi kemerdekaan Indonesia. Warisannya adalah sebuah model perjuangan yang mengintegrasikan ilmu, dakwah, dan aksi politik dalam semangat keumatan dan kebangsaan.

KH Ahmad Sanusi (1889–1950): Ulama Konstitusionalis dan Mujahid Umat

KH Ahmad Sanusi adalah ulama besar dari Sukabumi yang mendirikan Persatuan Ummat Islam Indonesia (PUII). Dalam semangat penyatuan umat, PUII kemudian bergabung ke dalam PUI tahun 1952. KH Sanusi dikenal sebagai pejuang gigih dalam melawan kolonialisme, baik melalui pesantren maupun parlemen. Ia menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), tempat ia memperjuangkan nilai-nilai Islam sebagai dasar moral bangsa. Pandangan-pandangannya sangat mendalam, progresif, dan penuh kebijaksanaan, menjadikan beliau sebagai salah satu perumus ideologis arah kebangsaan Indonesia yang religius dan beradab.

Mr. R. Syamsuddin: Politisi Muslim yang Visioner

Adalah tokoh hukum dan politisi PUI yang berperan dalam merumuskan arah perjuangan politik umat Islam di masa awal kemerdekaan. Sebagai seorang ahli hukum, ia memperjuangkan nilai-nilai keadilan sosial dan hukum yang berpihak pada rakyat. Di tengah tantangan transisi dari masa kolonial ke republik, beliau tampil sebagai jembatan antara nilai-nilai keislaman dan sistem kenegaraan modern. Komitmennya pada etika politik yang santun dan rasional membuatnya dihormati baik oleh kalangan ulama maupun politisi nasional.

Prof Dr dr Abu Hanifah Datuak Maharajo Ameh (1906–1980): Intelektual Lintas Bidang

Adalah tokoh luar biasa yang menggabungkan peran sebagai dokter, menteri, diplomat, dan seniman. Ia pernah menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (1949–1950) dan Duta Besar RI untuk Brasil. Dalam dunia seni dan sastra, ia dikenal dengan nama pena El Hakim. Karya-karyanya mengangkat tema-tema kemanusiaan dan keislaman dengan pendekatan modern. Ia juga mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Akademi Belle Arte Brasil. Abu Hanifah menunjukkan bahwa kader PUI mampu tampil dalam ranah internasional dengan prestasi di berbagai lini kehidupan bangsa.

Dr Ahmad Heryawan, Lc.: Pemimpin Muda yang Membumi

Akrab disapa Kang Aher, adalah representasi PUI di era kontemporer. Lulusan LIPIA ini dikenal luas sebagai Gubernur Jawa Barat selama dua periode (2008–2018), yang membawa banyak inovasi di bidang pendidikan, pelayanan publik, dan pembangunan keumatan. Di bawah kepemimpinannya, indeks pembangunan manusia Jawa Barat meningkat signifikan, dan berbagai program keagamaan diperkuat. Aher adalah contoh nyata bagaimana kader dakwah mampu menjadi pemimpin publik yang profesional, santun, dan berintegritas tinggi.

Prof Dr. Endang Soetari Adman, M.Sc.: Cendekiawan Muslim dan Guru Bangsa

Adalah tokoh intelektual PUI yang telah lama aktif dalam dunia pendidikan tinggi dan pergerakan Islam. Ia dikenal sebagai pendidik, pemikir, dan aktivis yang membela nilai-nilai moderasi Islam dan kemajuan umat. Sebagai akademisi, beliau produktif menulis dan menjadi narasumber di berbagai forum nasional dan internasional. Peran aktifnya dalam merancang strategi pembangunan umat melalui jalur pendidikan, riset, dan organisasi keislaman menjadikannya salah satu aset penting PUI dalam membina generasi baru yang cerdas dan berakhlak.

KH Nurhasan Zaidi: Ulama Pembina Umat dan Pemersatu Organisasi

Merupakan ulama yang sangat disegani dalam lingkungan PUI dan masyarakat luas. Beliau dikenal sebagai figur pemersatu, pembina organisasi, dan pendidik umat yang istiqamah. Kepemimpinannya menekankan pentingnya kesatuan barisan, akhlak dalam perjuangan, dan komitmen terhadap dakwah. Dalam berbagai fase penting organisasi PUI, KH Nurhasan Zaidi berperan menjaga kestabilan arah perjuangan dan menjembatani komunikasi antargenerasi. Ia adalah representasi ulama yang mendalam ilmunya, kuat akhlaknya, dan sabar dalam perjuangan.

Warisan Perjuangan

Ketujuh tokoh ini adalah cermin dari dinamika PUI sebagai organisasi Islam yang tidak hanya membina umat dalam aspek spiritual, tetapi juga mendorong mereka untuk aktif dalam ranah intelektual, sosial, dan kenegaraan. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda—ulama, politisi, akademisi, dan seniman—namun disatukan oleh semangat Islam rahmatan lil ‘alamin dan cinta tanah air.

PUI melalui tokoh-tokohnya telah, sedang, dan akan terus menjadi kekuatan moral dan intelektual bagi bangsa Indonesia. Semangat mereka patut dihidupkan kembali, agar umat Islam mampu menjawab tantangan zaman dengan kebijaksanaan, keteguhan, dan visi besar untuk Indonesia yang berkeadaban.

Penulis adalah Wakil Ketua Majelis Syuro DPP PUI

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE