Membangun Perilaku Peradaban

  • Bagikan
<strong>Membangun Perilaku Peradaban</strong>

Seorang yang memiliki akal akan dituntun pikirannya dengan kemampuan melakukan berbagai lintasan pemikiran sehingga mampu menghimpun semua yang dipandang baik dengan memisahkannya dari potensi keburukan

Setiap bangsa tentu mendambakan agar negerinya dapat mencapai kemajuan sehingga amatlah wajar apabila seluruh potensi bangsa berupaya membangun perilaku peradaban karena dengan perilaku yang berperadaban menjadi landasan sebuah bangsa akan meraih kemajuan.

Kemajuan suatu bangsa tentu acuannya tidak hanya memiliki tingkat pendapatan yang tinggi tetapi suatu bangsa yang mencapai derajat kehidupan yang baik (hayatan thoyyibah). Dalam Islam perilaku berperadaban disebut sebagai orang beriman yang beruntung (muflih).

Yusuf Qardlawi, seorang ulama terkenal pada abad 20 telah menggambarkan persyaratan untuk membangun perilaku peradaban, hendaklah memiliki berbagai persyaratan yaitu (1) akhlak mulia (2) lembut, lapang dada (3) perilaku terdidik (4) perbuatan yang baik (5) taat aturan hukum dan etika umum (6) kebersihan dan keindahan (7) tenggang rasa terhadap perbedaan (8) kasih sayang kepada semua makhluk apapun jenis dan statusnya.

Tipologi bangsa yang memiliki perilaku peradaban akan berpeluang meraih kesempatan untuk mencapai derajat kehidupan yang baik (hayatan thoyyibah) yang dapat digambarkan sebagai berikut (1) makanan dan minuman yang baik dan halal (2) pakaian yang menutupi aurat dan perhiasan yang memperindah (3) tempat tinggal yang baik dan luas (4) kenderaan yang baik dan layak;

(5) kehidupan suami-isteri yang tenteram (6) permainan atau hiburan yang bersih dan menyegarkan bukan yang merusak hati dan pikiran (7) perhiasan yang meningkatkan citra rasa insani serta sensitif terhadap nikmat Allah. Sedang unsur spritual dari hayatan thoyyibah itu adalah (1) ketenangan jiwa (2) kelapangan dada, dan (3) ketenteraman hati.

Ketiga nilai spiritualitas tersebut belum cukup karena masih perlu lagi dikembangkan dengan perilaku lain yaitu sinkronisasi gerakan keimanan dengan amal saleh sehingga dicapai ketenteraman hati. Dengan ketenteraman hati akan membangkitkan kesadaran akal yang mencakup (1) lintasan pikiran (2) memori (3) gagasan.

Sedang wilayah hati mencakup (1) keyakinan (2) kemauan (3) tekad. Melihat dari kriteria orang beriman dan beramal saleh maka didalamnya tersirat adanya keterpaduan antara akal dan budi. Akal berperan merumuskan langkah-langkah yang strategis dan efisien dalam berbagai gagasan yang baru.

Hal itu perlu ditegaskan karena akal perlu dibimbing dalam menjalani rasa ingin tahu (curiosity) sehingga daya ramal berbagai perspektif kehidupan selalu relevan dengan kebutuhan masyarakat. Keberadaan akal yang mengembangkan berbagai gagasan dalam rangka pengembangan konsep belum lengkap apabila aktivitas akal belum didukung oleh budi atau nurani karena melalui budi manusia akan memiliki keberanian memilih perbuatan yang baik (al solah) dan meninggalkan yang merusak (al fasad).

Lebih dari itu, budi akan terus didorong berimajinasi bukan hanya menetapkan pilihan yang baik akan tetapi budi juga berimajinasi untuk mengejar yang lebih baik (al aslah). Karena yang baik saja tidak memiliki daya tahan untuk menghadapi berbagai godaan modernitas yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dengan bertemunya kekuatan akal dan budi, maka seorang diserahi amanah sebagai pemimpin suatu institusi termasuk birokrasi memiliki ketahanan menghadapi berbagai gejolak kehidupan.

Seorang yang memiliki akal akan dituntun pikirannya dengan kemampuan melakukan berbagai lintasan pemikiran sehingga mampu menghimpun semua yang dipandang baik dengan memisahkannya dari potensi keburukan. Karena selama dalam mengarungi lembaga pendidikan telah dibekali dengan berbagai alternatif strategi dalam menggerakkan setiap perubahan sosial.

Seorang yang memiliki akal dan budi memiliki kekuatan memori karena bekal konsumsi yang didapat dalam keluarga menjadi sumber protein dirinya semuanya berasal dari yang halal dan diperoleh secara halal sehingga dengan demikian akan selalu membuka carkarawala pemikiran menuju kepada yang baik.

Pada titik tersebut, maka seorang yang memiliki akal yang cerdas, tidak pernah berhenti merancang berbagai gagasan menuntun kehidupan lingkungan atau organisasi yang dipimpinnya yang bercita-cita membawa kebaikan bagi diri dan lingkungannya.

Selanjutnya budi atau dalam istilah lain dipahami sebagai hati memiliki tiga sifat yaitu keyakinan, kemauan dan tekad. Keyakinan akan mengantarkan seorang yang memiliki peradaban tidak pernah merasa ragu dengan cita-citanya untuk berbuat yang baik dan yang lebih baik karena manusia yang demikian selalu merasa yakin bahwa Allah akan selalu menolongnya.

Karena Allah sudah menjanjikan jikalau kamu menolong Allah maka Allah akan menolong kamu dan meneguhkan pendirian kamu. Kemudian, perilaku peradaban memiliki motivasi kemauan yang tinggi untuk selalu berbuat kebaikan maka dengan sendirinya selalu tersingkap berbagai tabir rahasia kebaikan yang akan membuka jalan baginya menembus berbagai kesulitan. Perilaku berperadaban memiliki kemauan untuk tidak memberikan konsumsi kepada keluarganya yang secara sadar diyakini hukan sebagai benda yang halal.

Dan seorang yang bercita-cita membangun perilaku peradaban tentulah akan dibimbing oleh sinar ilahi dengan istiqamah yaitu sebuah tekad yang selalu bercita-citakan akan mengembangkan kebikan bukan hanya untuk dirinya tetapi untuk seluruh umat manusia yang bermacam ras, suku, budaya maupun agama semuanya berpeluang untuk meraih perilaku yang berperadaban.

Karena Allah telah menegaskan tidak akan menyia-nyiakan hambaNya yang selalu berupaya menjadi orang yang baik. Tekad seorang yang memegang sebuah amanah memerlukan keberanian moral untuk terus menegakkan ketertiban pada dirinya agar dapat menyebarkan kehidupan yang damai dan tertib pada lingkungan kehidupan yang lebh luas.

Penulis adalah Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

<strong>Membangun Perilaku Peradaban</strong>

<strong>Membangun Perilaku Peradaban</strong>

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *