Kasus harga bahan serba naik sehingga membuat rakyat menjerit bukanlah semata-mata sebuah berita yang numpang lewat. Kasus ini membutuhkan aksi dan solusi. Sebagaimana janji-janji manis yang sempat dijanjikan dahulu. Ini persoalan luar biasa
Salah satu masalah yang sering terjadi di Indonesia adalah mengenai kenaikan harga bahan pokok yang saat ini menjadi masalah yang serius. Kenaikan harga bahan pokok merupakan salah satu pengaruh terhadap tingkat perekenomian masyarakat. Banyak faktor yang dapat memicu kenaikan harga suatu barang, diantaranya ada yang disebabkan oleh faktor kondisi alam.
Dampak dari perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu ini menyebabkan petani gagal panen sehingga mempengaruhi proses distribusi penyaluran bahan pangan kepada masyarakat. Akibatnya di pasar ketersediaan bahan pangan berkurang sehingga memicu harga naik melonjak tajam. Dalam jangka waktu tertentu bahan pokok akan mengalami suatu kenaikan atau penurunan harga mengingat tak ada yang bisa menjamin kondisi alam akan selalu baik-baik saja.
Naiknya harga suatu barang bisa dipicu oleh tingginya jumlah permintaan barang oleh konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Kondisi ini jika akan dibiarkan bukan tak mungkin terjadi suatu kelangkaan. Sebagaimana konsep dari kelangkaan barang itu diakibatkan karena banyaknya konsumen yang membeli suatu barang secara besar-besaran.
Hal ini juga didasari oleh hukum dasar ekonomi yakni jika permintaan meningkat sedangkan pasokan barang yang disediakan hanya terbatas, maka harga barang akan mengalami peningkatan. Melonjaknya harga bahan pokok sebenarnya bukan hal yang baru. Walaupun akhir- akhir ini harga bahan pokok terus menerus naik tanpa mengalami penurunan.
Kenaikan harga bahan pokok ini jelas sangat membebani masyarakat. Terlebih lagi kondisi ekonomi masyarakat selama masa pandemi banyak yang mengalami penurunan. Saat ini rakyat sudah sangat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup bahkan untuk bisa makan saja, rakyat-rakyak miskin seolah seperti mencekik leher. Permasalahan hidup seakan-akan seperti bola yang sedang bergulir.
Sekarang fase kehidupan rakyat sekarang sedang mendapat giliran mendapat beban dengan biaya hidup yang tinggi. Kondisi ini nyata adanya. Harga bahan pokok mengalami kenaikan sehingga melemahkan daya beli masyarakat. Bahan pokok yang paling sering mengalami kenaikan dari harga biasanya adalah beras. Harga barang pokok jika sudah mengalami kenaikan bisa dapat memicu bahan pokok lainnya lainnya mengalami kenaikan harga.
Akibatnya banyak masyarakat mengeluh karena tidak dapat membeli. Beberapa bahan pokok lainnya yang harganya ikut naik juga diantaranya ada cabai. Harga cabai yang mulanya Rp 80.0000 per kilogram, kini bisa mencapai Rp 130.000 per kilogram . Bawang merah juga mengalami kenaikan yang awalnya hanya Rp 26.000 per kilogram, kini mencapai Rp 29.000 per kilogram. Ditambah lagi harga minyak goreng kemasan bermerk yang awalnya Rp 18.000 per kilogram, kini menjadi Rp 20.000 per kilogram.
Dengan melonjaknya harga beberapa kebutuhan bahan pokok tersebut dapat dipastikan akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat, apalagi saat ini kondisi perekonomian masyarakat belum stabil sehingga peran pemerintah sangat diperlukan untuk menormalkan kembali harga bahan pokok. Sebenarnya kenaikan harga bahan pokok ini juga menjadi bukti bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada kegiatan impor. Padahal Indonesia sendiri memiliki julukan negara agraris yakni sebuah negara yang kaya akan sumber daya manusianya. Sangat disayangkan apabila sumber-sumber daya tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik.
Kenaikan semua harga-harga kebutuhan pokok membuat kehidupan masyarakat semakin menderita. Rakyat menanggung beban hidup yang semakin hari semakin berat. Kenaikan harga ini akan dapat mengurangi konsumsi masyarakat dikarenakan pendapatan masyarakat tidak sesuai dengan pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi. Sudah seyogianya bagi suatu negara yang mempunyai pemimpin cakap dalam hal menangani berbagai persoalan rakyat.
Kasus harga bahan serba naik sehingga membuat rakyat menjerit bukanlah semata-mata sebuah berita yang numpang lewat. Kasus ini membutuhkan aksi dan solusi. Sebagaimana janji-janji manis yang sempat dijanjikan dahulu. Ini persoalan luar biasa. Tidak cukup diselasaikan dengan solusi yang biasa-biasa saja. Dulu saat kenaikan harga cabai, pihak pemerintah justru memberikan solusi agar rakyat menanam cabai sendiri bahkan saat harga minyak goreng naik, rakyat pun diarahkan agar memasak dengan cara mengukus dan merebus. Yang menjadi pertanyaan, apakah semua rakyat bisa makan dengan olahan makanan hasil kukusan?
Terdengar sederhana tapi itulah faktanya, rakyat dianggap mampu masakan kukus. Ada sejumlah langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengatasi kenaikan harga barang. Pertama meminta pemerintah menyelenggarakan pasar murah agar masyarakat berpenghasilan rendah dapat memenuhi kebutuhan pangannya.
Kedua adanya program operasi pasar yang dijalankan setiap dua hingga tiga bulan sekali. Ketiga proses pendistribusian stok barang kebutuhan tersebar merata di berbagai daerah, dengan fokus pada daerah terpencil. Keempat mengawasi vendor yang secara artifisial menaikkan harga barang.
Penutup
Sudah 77 tahun negara kita merdeka. Namun pada kenyataannya kemerdekaan diraih tidak serta merta membuat rakyat merdeka dari berbagai kesulitan hidup. Dewasa ini permintaan suara rakyat agar didengar bagaikan permintaan seorang rakyat jelata yang sedang meminta belas kasih dari seorang raja. Kepada rakyat tetaplah hidup dan bertahan.
Tetaplah tumbuh walau derita yang dirasa kerap membuat hati runtuh. Hukum di dunia bisa diperjual-belikan tetapi hukuman langsung dari Tuhan tidak ada yang mampu mengubahnya. Selamat kita tetap rakyat hebat yang mempu bertahan di tengah kehidupan yang rentan membuat kita melarat.
Penulis adalah Dosen dan Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika UIN Sumatera Utara.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.