Dampak Konvergensi Media Digital Terhadap Model Bisnis Dan Pendapatan Industri Penyiaran: Studi Kasus Pada Media Penyiaran ”Radio”

  • Bagikan
Dampak Konvergensi Media Digital Terhadap Model Bisnis Dan Pendapatan Industri Penyiaran: Studi Kasus Pada Media Penyiaran ”Radio”


SELAMA era digital, kehidupan manusia telah mengalami perubahan besar. Ini ditunjukkan oleh hadirnya internet dan berbagai perangkat teknologi komunikasi yang lebih canggih, yang telah membuat manusia semakin tergantung pada teknologi dan menjadikannya lebih bergantung.

Dengan adanya internet, preferensi masyarakat terhadap media telah berubah. Orang-orang yang dulunya bergantung pada media konvensional untuk mendapatkan informasi dan hiburan kini beralih ke internet, yang dianggap sebagai media baru dalam perkembangan teknologi media komunikasi yang paling baru.

Dengan media baru seperti internet, jumlah penggunanya terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan di Indonesia, jumlah pengguna internet rata-rata mencapai 10 juta (APJI, 2018).
 
Menurut laporan We Are Social dan HotSuite pada akhir Januari 2020, sebanyak 338,2 juta pengguna internet di Indonesia menggunakan perangkat mobile.

Artinya, internet telah menjadi medium yang sangat disukai karena fleksibilitasnya yang luar biasa. Internet tidak hanya fleksibel tetapi juga dapat menyediakan berbagai jenis konten media, seperti teks, musik, video, dan audio-visual.

Internet memungkinkan siapa pun untuk memproduksi dan menyebarkan informasi melalui berbagai bentuk konten secara cepat (dalam waktu nyata), bebas, murah, dan tanpa batas wilayah atau negara (Prajarto, 2018).
 
Cara masyarakat melihat dan menggunakan media telah berubah dengan munculnya internet. Akibatnya, audience, terutama media konvensional, telah berkurang (Permana, 2017). Jumlah pendengar radio siaran juga dipengaruhi oleh kemunculan internet.

Jumlah pendengar radio siaran terus mengalami penurunan rata-rata 3% per tahun, menurut survei yang dilakukan Nielsen pada tahun 2014. Selain itu, sementara televisi, majalah, dan media lainnya memiliki penetrasi yang lebih besar dalam promosi dan iklan, radio hanya memiliki 30% (Ramdan, 2016).
 
Dari tahun 2015, jumlah pendengar radio siaran mulai meningkat meskipun audience terus berkurang. Jumlah pendengar radio meningkat menjadi 13,31% pada tahun 2018 dari hanya 7,54% pada tahun sebelumnya, menurut data BPS (Kusnandar, 2019).

Namun, presentase tersebut masih lebih rendah dari presentase pembaca surat kabar, yaitu 14,9 persen. Data menunjukkan bahwa bisnis radio siaran tengah mengalami pelemahan ekonomi, yang mengakibatkan pengiklanan yang lebih sedikit dan penurunan penjualan.

Dalam konferensi pers yang diadakan untuk memperingati Hari Radio di Jakarta pada 2017, M Rafiq, Ketua Umum Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), menyatakan bahwa tren belanja iklan radio terus menurun antara 10 hingga 30 persen setiap tahunnya (Ika, 2017).
 
Sementara itu, data Nielsen dari tahun 2020 menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan jenis media massa lainnya seperti televisi, internet, cetak, dan media luar, industri radio memperoleh porsi pendapatan iklan paling rendah.

Sebagai hasil dari pelemahan ekonomi yang dialami oleh industri radio, survei tersebut menunjukkan bahwa pengiklanan yang kurang telah menyebabkan omzet radio turun. Namun, berdasarkan konsep ekonomi media, pendengar dan iklan merupakan sumber pendapatan yang sangat penting bagi operasi ekonomi dan bisnis radio siaran.
 
Sebaliknya, radio memiliki keterbatasan pada jangkauan frekuensi siaran. Keterbatasan ini jauh di luar harapan pengelola stasiun radio yang ingin siarannya dapat menjangkau sebanyak mungkin wilayah.

Semakin luas jangkauan frekuensi siaran radio, semakin banyak pendengarnya, dan ini tentu saja akan berdampak positif pada jumlah iklan yang dimasukkan.

Namun, luasnya jangkauan juga akan berdampak pada jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk melakukannya.

Padatnya modal dalam industri radio siaran ini terkait dengan peralatan teknologi yang terus berkembang dan aspek teknik bangunan.

Menurut Junaedi (2014), stasiun radio harus membangun tiang pemancar yang cukup besar untuk menampung antena pemancar seiring dengan peningkatan frekuensi pemancar.
 
Karena perkembangan teknologi digital yang begitu cepat, hampir semua perusahaan media konvensional harus segera beradaptasi dan mampu menjangkau wilayah tanpa batas, menurut Tapsell (Hidayah, 2020).

Hal ini disebabkan oleh berbagai media baru yang dihasilkan oleh teknologi digital, yang masing-masing berusaha menjadi pemain utama dalam persaingan iklan “kue” untuk menghidupi industrinya. Di Indonesia, peluang itu sangat diakui oleh radio.

Karena itu, manajemen harus memantau, menyesuaikan, dan mengembangkan media mereka untuk mengikuti kemajuan teknologi, memenuhi permintaan pasar, dan memenuhi kebutuhan khalayak untuk mempersiapkan diri sebelum membuka peluang bisnis baru, terutama di platform digital.

Merencanakan, aktivasi, memantau, dan optimalisasi media digital adalah inti dari pengelolaan platform digital, menurut Paramita (2011). Salah satu solusi yang dapat diselesaikan adalah konvergensi media (Philip dalam Permana, 2017).
 
Konvergensi media adalah kombinasi berbagai jenis media yang tersedia sebagai platform digital. Menurut Haqqu (2020), konvergensi didefinisikan sebagai proses perusahaan media yang sebelumnya terfokus pada satu platform (seperti cetak, radio, televisi, dan internet), tetapi sekarang berkembang menjadi multiplatform.

Peneliti menemukan bahwa hampir semua radio siaran saat ini mengkonversikan siarannya melalui platform digital. Untuk melakukan ini, mereka menggunakan platform seperti website, aplikasi, dan media sosial.

Siaran radio melalui internet pada dasarnya berfungsi sebagai solusi atas semakin menurunnya jumlah pendengar radio di Indonesia, menurut Rihartono (2015).

Konvergensi radio siaran tidak hanya berarti pergeseran dari siaran konvensional ke online, tetapi juga perubahan ke konten digital. (Penulis Mahasiswa program Doktoral Ilmu ekonomi Fakultas Ekonomi & Bisnis USU)
 



Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Dampak Konvergensi Media Digital Terhadap Model Bisnis Dan Pendapatan Industri Penyiaran: Studi Kasus Pada Media Penyiaran ”Radio”

Dampak Konvergensi Media Digital Terhadap Model Bisnis Dan Pendapatan Industri Penyiaran: Studi Kasus Pada Media Penyiaran ”Radio”

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *