Scroll Untuk Membaca

Opini

Baron Sapi Ubah Hutan Lindung Jadi Padang Rumput

Baron Sapi Ubah Hutan Lindung Jadi Padang Rumput

Oleh: Fadmin Malau
 
BARON Sapi. Kata Baron mengingatkan akan feodalisme berasal dari kata feodum yang artinya tanah dimana kalangan feodal mempertahankan kekuasaan atas tanah. Pada perkembangan masyarakat feodal di Eropa, dimana tanah dikuasai oleh baron-baron atau tuan-tuan tanah. Para feodal atau Baron memiliki tanah luas mempekerjakan orang yang tidak memiliki tanah untuk kepentingan menghasilkan produk pertanian dan peternakan.

Negara bagian Rondonia di Brazil barat menjadi areal eksploitasi kawasan lindung yang dikenal sebagai Jaci-Parana yang merupakan hutan hujan di Brazil.
Baron daging sapi, Keluarga Batista. Miliarder bersaudara Brasil, Joesley dan Wesley, memiliki JBS Foods, salah satu perusahaan pemrosesan daging terbesar di dunia menguasai kawasan lindung yang dikenal sebagai Jaci-Parana itu.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Baron Sapi Ubah Hutan Lindung Jadi Padang Rumput

IKLAN

Berdasarkan catatan penulis, Rondonia yang terletak di perbatasan dengan Bolivia adalah negara bagian dengan tingkat deforestasi paling parah di Amazon Brazil. Deforestasi merupakan masalah utama di hutan hujan Amazon, dimana banyak orang yang mencari keuntungan dari sumber daya alam yang melimpah melalui pertambangan, penebangan kayu, pertanian dan masih banyak lagi. Menurut Pemerintah Brazil, selain merusak biosfer yang kritis, tekanan pembangunan juga mengancam penyerap karbon yang kritis bagi planet yang mengalami pemanasan global akibat perubahan iklim. Dua pertiga deforestasi Amazon disebabkan oleh konversi lahan menjadi lahan penggembalaan.
Mengutip tulisan Austin Frerick yang dilansir dalam ABC RN’s Late Night Live menyebut adanya Baron daging sapi yang berhasil mempengaruhi politik di Brazil yang berdampak kepada kerusakan hutan dan lingkungan hidup.

Deforestasi merupakan masalah utama di hutan hujan Amazon yang terjadi tidak lepas dari peran serta para keluarga kaya raya yang disebut Baron daging sapi mampu mengusai sebagian besar sistem pangan di Amerika Serikat (AS) dan Australia. Baron daging sapi dari keluarga Batista. Miliarder bersaudara Brasil, Joesley dan Wesley, memiliki JBS Foods, salah satu perusahaan pemrosesan daging terbesar di dunia.

Frerick menulis perusahaan JBS Foods telah mempengaruhi politik di negara yang terkenal dengan sepak bolanya itu. Terbukti telah mempengaruhi politik di Brazil dimana pada tahun 2020 para eksekutif tinggi di perusahaan JBS Foods dinyatakan bersalah karena telah menyuap lebih dari 1.900 politisi Brasil untuk memajukan kepentingan bisnis dan akhirnya perusahaan JBS Foods itu didenda. Sedangkan di Australia, JBS adalah perusahaan pemrosesan makanan dan daging terbesar di negara itu, mempekerjakan lebih dari 14.000 pekerja di 50 situs.

Kemudian JBS memperluas bisnisnya yakni bisnis budidaya ikan di Tasmania, mengakuisisi Huon Aquaculture, produsen Salmon utama yang dijual di sekitar Australia dan diekspor secara global. Sebuah penyelidikan Guardian pada tahun 2022 menemukan bahwa pekerja pertanian beri di Portugal tampaknya telah bekerja selama jam yang ilegal panjang memetik beri dengan gaji di bawah upah minimum. Beberapa pertanian beri yang diidentifikasi dalam penyelidikan memasok beri ke supermarket Eropa melalui Driscolls.

Sebuah pertanyaan muncul dalam benak kita, apa hubungan pengepakan daging dan penggundulan hutan. Biasanya yang muncul ke publik adalah penebangan kayu untuk kebutuhan industri perkayuan yang berhubungan dengan penggundulan hutan. Hal ini umum diketahui banyak orang. Namun, untuk peternakan sapi, pengepakan daging sapi banyak orang berpikir tidak ada hubungannya dengan penggundulan hutan.

Ternyata kerusakan hutan di Brazil berkontribusi besar peternakan sapi, pengepakan daging sapi. Agak berbeda mungkin dengan kondisi peternakan sapi di Indonesia yang umumnya tidak berhubungan dengan terjadinya penggundulan hutan karena peternakan sapi di Indonesia tidak membuka areal hutan.

Mengutip tulisan Fabiano Maisonnave dari the associated press dan rubens valente, agencia publica menjelaskan tentang kerusakan hutan di Brazil yang berhubungan dengan penggundulan hutan. Fabiano dalam tulisannya mengungkap tuntutan hukum di Brasil adanya hubungan langsung antara pengepakan daging dan penggundul hutan di lahan yang dilindungi yakni pengolahan daging JBS SA dan tiga rumah potong hewan lainnya menghadapi tuntutan hukum yang menuntut kerugian lingkungan senilai jutaan dolar karena diduga membeli sapi yang dipelihara secara ilegal di kawasan lindung di Amazon Brasil.

Tuntutan hukum tersebut berisi bukti-bukti yang menarik perhatian para ahli deforestasi dan veteran perdagangan sapi ilegal di Brasil: dokumen transfer yang menunjukkan sapi-sapi langsung menuju ke rumah potong hewan dari kawasan yang dilindungi, dan informasi tersebut tampaknya diberikan oleh para peternak ilegal itu sendiri. Tuntutan hukum tersebut, yang diajukan oleh negara bagian Rondonia di Brazil barat, menargetkan eksploitasi kawasan lindung yang dikenal sebagai Jaci-Parana.

Tuntutan hukum tersebut bertujuan untuk memberi harga pada penghancuran hutan hujan tua, sebuah tugas yang sulit mengingat bahwa hal ini tidak dapat tergantikan kecuali dalam beberapa dekade.  Pengajuan ke Pengadilan menetapkan kerugian pada cadangan sebesar $1 miliar. Tidak jelas apakah ratusan penjajah lainnya di Jaci-Parana juga akan dituntut untuk mendapatkan kompensasi. “Para penjajah dan mitra bisnis utama mereka penebang kayu dan perusahaan pengepakan daging mendapatkan keuntungan mereka sendiri sambil membebankan biaya kerusakan lingkungan kepada masyarakat,” demikian bunyi tuntutan hukum tersebut.

Deforestasi merupakan masalah utama di hutan hujan Amazon, dimana banyak orang yang mencari keuntungan dari sumber daya alam yang melimpah melalui pertambangan, penebangan kayu, pertanian dan masih banyak lagi. Selain merusak biosfer yang kritis, tekanan pembangunan juga mengancam penyerap karbon yang kritis bagi planet yang mengalami pemanasan global akibat perubahan iklim. 

Baron Sapi Ubah Hutan Lindung Jadi Padang Rumput
Hutan Lindung di Brasil berubah jadi pengembalaan sapi

Rondonia, yang terletak di perbatasan dengan Bolivia, adalah negara bagian dengan tingkat deforestasi paling parah di Amazon Brazil. “Hal ini mengungkap kontradiksi antara lembaga publik, dengan lembaga kesehatan hewan yang memvalidasi ternak yang dipelihara secara illegal. Hal ini juga mengungkapkan kerapuhan sistem kendali JBS,” kata Paulo Barreto, peneliti senior di Imazon, sebuah organisasi nirlaba yang memantau ternak di wilayah tersebut.

Menurut Paulo Barreto ada potensi uang yang bisa dihasilkan sangat menarik. Privatisasi Jaci-Parana berarti menambah petak lahan publik ke pasar real estat. Lahan seluas 151.000 hektar (583 mil persegi) yang diubah menjadi padang rumput akan bernilai sekitar $453 juta, menurut ahli geografi Amanda Michalski, peneliti di Rondonia Federal University. 

Mengutip APnews menulis dulu kawasan lindung di Amazon Brasil merupakan hutan hujan akan tetapi kini sebagian besar berubah menjadi padang rumput karena penyalahgunaan selama beberapa dekade oleh para perampas lahan, penebang kayu, dan peternak sapi. Meskipun undang-undang melarang ternak komersial di cagar alam, sekitar 216.000 ekor kini merumput di padang rumput di sana, menurut divisi hewan negara bagian. Dari 17 gugatan, tiga nama JBS beserta peternak diduga menjual 227 ekor sapi yang dipelihara di Jaci-Parana. Gugatan tersebut menuntut sekitar $3,4 juta karena menyerang, menduduki, mengeksploitasi, menyebabkan kerusakan lingkungan, mencegah regenerasi alam, dan/atau mengambil keuntungan ekonomi dari lahan yang dilindungi.

Sementara itu JBS menolak menjawab pertanyaan dari The Associated Press, dengan mengatakan pihaknya mustahil melakukan semua hal itu.
Tentang hal itu Jair Schmitt, Kepala Perlindungan Lingkungan di badan lingkungan hidup federal Brasil, Ibama mengatakan dalam dua dekade memerangi peternakan ilegal di Amazon. “Saya belum pernah menemukan izin transit yang mencantumkan nama unit konservasi di dalamnya,” kata Jair Schmitt.

Hal yang menarik dengan JBS menolak menjawab pertanyaan dari The Associated Press, dengan mengatakan pihaknya mustahil melakukan semua hal itu, akan tetapi New York menggugat JBS di Pengadilan Negeri (PN) Atas Pemasaran Curang.
New York menggugat produsen daging sapi JBS atas pemasaran curang seputar perubahan iklim. Jaksa Agung negara bagian New York Letitia James menggugat produsen daging sapi JBS di Pengadilan Negara (PN) bagian karena diduga menyesatkan masyarakat tentang janji yang dibuat perusahaan tersebut untuk mengurangi polusi iklim. Jaksa Agung negara bagian New York Letitia James mengatakan JBS terus membuat klaim pemasaran yang menipu bahkan setelah kelompok pengawas konsumen merekomendasikan perusahaan tersebut untuk menghentikan iklan karena tidak memiliki strategi untuk mencapai target iklimnya. JBS adalah salah satu dari ratusan perusahaan di seluruh dunia yang berjanji mengurangi emisi gas rumah kaca untuk membatasi pemanasan global.

Produsen makanan asal Brasil itu mengatakan pada tahun 2021 bahwa mereka akan menghilangkan atau mengimbangi semua emisi yang memerangkap panas dari operasi dan rantai pasokannya pada tahun 2040. “Pertanian dapat dan harus menjadi bagian dari solusi iklim global. Kami percaya melalui inovasi, investasi, dan kolaborasi, net zero berada dalam genggaman kita bersama,” kata Gilberto Tomazoni, CEO JBS, dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan tujuan tersebut.

Namun, jaksa penuntut di New York mengatakan bahwa meskipun JBS telah mengembangkan sebuah rencana, perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi komitmen iklimnya secara layak. Negara mengatakan saat ini belum ada cara yang terbukti untuk menghilangkan emisi pertanian sebesar operasi JBS, dan mengimbangi emisi perusahaan dengan hal-hal seperti kredit karbon akan menjadi upaya yang sangat mahal dan belum pernah terjadi sebelumnya.

JBS tidak menanggapi pesan yang meminta komentar. Gugatan di New York diajukan terhadap JBS USA Food Company dan JBS USA Food Company Holdings. Perusahaan makanan tersebut menghadapi kritik yang semakin besar ketika mempertimbangkan untuk mencatatkan sahamnya di bursa saham AS. Pada tahun 2023, Divisi Periklanan Nasional (NAD) Program Nasional BBB, sebuah organisasi nirlaba yang digunakan industri periklanan untuk mengatur dirinya sendiri, mengatakan bahwa JBS harus berhenti mengklaim bahwa mereka berkomitmen untuk menjadi net zero pada tahun 2040.

Anggota parlemen AS juga menyuarakan kekhawatirannya terhadap perusahaan tersebut. Awal tahun ini, sekelompok senator bipartisan mengatakan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS, regulator utama Wall Street, bahwa JBS memiliki sejarah melebih-lebihkan pengelolaan lingkungan dan meremehkan risiko lainnya. Jaksa negara bagian New York berusaha memaksa JBS untuk berhenti membuat klaim pemasaran yang menipu dan ilegal tentang upaya iklimnya. Negara juga meminta denda perdata, dan hukuman lainnya.

Adanya New York menggugat produsen daging sapi JBS atas pemasaran curang seputar perubahan iklim menandakan adanya hubungan kerusakan hutan, terjadinya penggundulan hutan atas peternakan yang dilakukan JBS. Artinya yang selama ini banyak anggapan peternakan sapi yang dilakukan para baron daging sapi tidak berhubungan dengan lingkungan hutan, dengan perubahan iklim ternyata dengan adanya kasus JBS yang sampai ke pengadilan memberikan sinyal kuat terhadap adanya potensi kerusakan lingkungan hutan, adanya perubahan iklim. Bagaimana dengan di Indonesia? Perlu menjadi pembelajaran untuk dalam pengembangan peternakan di Indonesia.
 

Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dan mantan dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
 

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE