Bahagia Bersama Muhammadiyah

  • Bagikan
<strong>Bahagia Bersama Muhammadiyah</strong>

…hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya adalah bersifat stabil dan berkepanjangan, berbeda dengan senang yang cepat berubah, singkat, dan sesaat

Manusia ditakdirkan sebagai makhluk yang memiliki banyak kebutuhan untuk menjalani kehidupan. Setiap saat manusia berusaha memenuhi keinginan dan cita-citanya dan menjadikannya sebagai tujuan hidup baik bersifat materi maupun immateri. Uang, harta kekayaan, dan sederet jabatan yang disandang akan diraih dan menjadikannya sebagai tolok ukur kesuksesan hidup.

Di lain pihak, sebagian orang menderita akibat tidak tercapainya ambisi yang diinginkan seperti kurangnya materi yang didapatkan. Dan tentu saja, kita pasti mengakui bahwa beberapa orang yang terlahir beruntung dengan kemewahan adalah termasuk orang-orang yang memiliki hidup bahagia.

Tetapi di balik bergelimangnya materi yang diperoleh ada satu hal yang tentu tak bisa dibeli dan didapatkan yakni kebahagiaan. Adalah hal lumrah bila dewasa ini orang disibukkan dengan berbagai training atau seminar yang bertujuan bisa membuat bahagia mulai dari yang berbiaya hingga non-biaya. Nah, muncul pertanyaan, ”Apakah bahagia itu, bagaimana bisa bahagia, dan kapan bisa bahagia sebenarnya ?”

Dalam KBBI, bahagia diartikan sebagai keadaan atau perasaan senang dan tentram yang terbebas dari segala yang menyusahkan; beruntung. Sedangkan Aristoteles seorang filsuf Yunani mendefinisikan kebahagiaan dalam dua kategori yakni “hedonia” hal yang menyenangkan dan “eudaimonia” pencarian tentang makna hidup.

Definisi ini cukuplah bagi kita memaknai kebahagiaan itu dengan terdapatnya rasa senang dalam diri, baik yang diperoleh melalui pencarian makna hidup maupun segala hal yang bisa membebaskan diri dari hal yang menyusahkan.

Definisi ini diperkuat oleh Anisia Kumala dari UHAMKA yang mengatakan bahwa kebahagiaan yang berbeda-beda dan diperoleh dapat mempengaruhi cara untuk mencapainya. Ada yang mendapatkannya dengan berbagai macam hal yang mereka sukai, ada yang melakukannya dengan bersilaturrahim dengan keluarga, bahkan ada yang diam dan tak beranjak dari rumah, sudah merasakan kebahagiaan.

Selanjutnya Anisa juga menjelaskan bahwa hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya adalah bersifat stabil dan berkepanjangan, berbeda dengan senang yang cepat berubah, singkat, dan sesaat. Sebagai contoh, penyanyi Michael Jackson dengan uang yang melimpah, harta banyak, ketenaran, semuanya ia peroleh namun, mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Casey Johnson yang hidup bergelimang kekayaan dan kemewahan selama hidupnya tapi berakhir tragis ditemukan telah meninggal tanpa siapapun mendampinginya di sebuah villa yang berantakan dalam usia yang masih muda.

Seiring dengan perjalanan kehidupan, seseorang bisa saja beranggapan bahwa dengan memiliki harta yang melimpah, jabatan tinggi, gaji menggiurkan, istri banyak, anak yang sukses bekerja di berbagai instansi, dipastikan kebahagiaan akan diperolehnya.

Mereka beranggapan bahwa menjadi kaya adalah pencapaian tertinggi yang dengannya dapat mendapatkan apapun yang diinginkan dan hanya tinggal menikmati kehidupan dengan bahagia. Sebaliknya, para pakar berkata, ”Orang kaya akan menjadi miskin bila mereka menginginkan lebih banyak hal…”

Pernyataan ini menunjukkan tidak mudahnya merasa cukup apa yang dimiliki dan merasa ada saja yang kurang. Akibatnya, segala usaha dilakukan dengan bekerja tak kenal lelah untuk memenuhi ambisinya tanpa mengenal waktu dan dipastikan akan berakhir dengan penderitaan. Sebaliknya bila kita memiliki sikap yang bijaksana, maka sesungguhnya kitalah orang kaya sesungguhnya.

Bergelimangnya uang yang dimiliki merupakan fenomena kebanyakan orang yang beranggapan bahwa kepuasan akan diraih, namun yang didapatkan adalah kehampaan belaka yang tak pernah diduga sebelumnya. Hal ini sering dialami oleh orang-orang yang memiliki uang banyak, dan akhirnya mereka akan mengatakan bahwa uang tidak memberikan kebahagiaan.

Fakta ini menunjukkan bahwa ada kontradiksi antara kemudahan yang diperoleh dengan kepuasan yang diinginkan. Pada awalnya mereka beranggapan bahwa menjadi kaya dapat membantu mereka untuk melewati kehidupan yang sulit. Namun pada saat mereka mendapatkan harta yang banyak, mereka baru menyadari bahwa kelimpahan harta adalah ketidakbahagiaan dan penderitaan.

Muhammadiyah

Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah amar makruf nahi munkar yang terus bergerak mengepakkan sayapnya ke seluruh pelosok negeri telah membuktikan keunggulannya bagi ummat.

Dalam perjalanannya yang sudah satu abad lebih (18 November 1912 M/8 Dzulhijjah 1330 H) Muhammadiyah telah banyak mengukir sejarah untuk kemanusiaan di negeri ini. Berbagai rintangan yang dialami telah mematangkannya sebagai organisasi unggul yang memberikan keberkahan bagi ummat.

Atas perjuangannya tersebut Muhammadiyah telah berhasil memiliki kekayaan sebanyak 320 trilyun, tanah 21 juta meter, 174 perguruan tinggi, 457 rumah sakit, panti jompo 54, panti rehabilitasi cacat 82, masjid/musholla 11. 198, sekolah 3. 334 unit.

Dengan aset sebanyak itu, Muhammadiyah menjadi konglomerat yang terkaya di Indonesia saat ini. Muncul pertanyaan, koq bisa sekaya itu ya? Darimana sumber uangnya ? Ya, tentu dari para anggota dan kader militan ketika pengajian-pengajian sederhana diadakan mereka merogoh kantongnya untuk berinfaq yang dikenal dengan GAS “Gerakan Amal Shaleh” mulai nominal recehan hingga tak terbatas. Semuanya merasa senang dan adem untuk berbuat dengan nawaitu lillahi ta’ala untuk umat.

Kehebatan Muhammadiyah ini telah tersiar ke penjuru dunia sehingga banyak peneliti asing terheran-heran dengan pergerakan orgnaisasi ini. Akhirnya mereka berkesimpulan bahwa Muhammadiyah bisa bertahan hingga saat ini tidak lain karena pola kaderisasi yang diterapkan di persyarikatan Muhammadiyah telah melahirkan kader-kader ikhlas yang siap berbakti untuk ummat.

Sebagai gerakan dakwah Islam, Muhammadiyah telah menunjukkan eksistensinya bergerak signifikan sesuai dengan visi misinya yakni terwujudnya masyarakat Islam sebenar benarnya, mandiri, maju dan sejahtera dan menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang dibawal oleh Rasulullah SAW sejak Nabi Nuh hingg Nabi Muhammad SAW.

Gerakan Muhammadiyah terus berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti asuhan, unit sentra produktif masyarakat dan sebagainya.

“Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah Islamiyah. Harta, kekayaan, intelektual, jabatan, para anggota dan kader maupun simpatisan dipersembahkan untuk ummat. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islamiyah” (PP).

Jadi, siapapun yang memiliki harta, kekayaan, jabatan yang telah berniat ikhlas dan menghibahkannya kepada Muhammadiyah, maka ia akan mendapatkan keberkahan berupa ketenangan jiwa karena hartanya dimanfaatkan untuk ummat. Harta mereka akan dikelola dengan baik dan transparan. Dan tentu saja, merekapun akan mendapatkan kepuasan batin ketika mereka melihat para dhuafa, yatim dan yang membutuhkan pertolongan terbantu atas harta mereka.

Bukankah ini yang namanya amal jariyah ? Ya, tentu balasan akan menunggu bagi mereka yang telah merelakan hartanya dipergunakan untuk ummat. Pahala akan terus mengalir kepadanya hingga akhir zaman. Di dunia, mereka akan mendapatkan balasan langsung;sembuh dari penyakit, dimudahkan Allah hajatnya, dimurahkan Allah jalan-jalan rezekinya, dan tentu saja “bahagia” melekat bersamanya.

Tidak seperti yang dikatakan Robert Kiyosaki, “Kenyataannya, alasan banyak orang kaya itu menjadi kaya bukanlah karena hasrat melainkan rasa takut. Mereka meyakini bahwa uang bisa menyingkirkan rasa takut miskin, jadi mereka menimbun berton-ton uang, hanya untuk mendapati bahwa ketakutan itu semakin parah. Mereka sekarang takut kehilangan uang!”

Demikian, saudaraku! Semoga kita semua mampu memaknai kebahagiaan dan dapat terus berikhtiar, berbuat kebaikan untuk ummat.

Penulis adalah Dosen FKIP UMSU MedanSMK Negeri 1 Pancur Batu DSStudent of LTBI Doctorate Program Unimed Medan.


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

<strong>Bahagia Bersama Muhammadiyah</strong>

<strong>Bahagia Bersama Muhammadiyah</strong>

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *