Oleh Dr. Fauzi Arif Lubis, M.AWD II FEBI UINSU Medan
Asuransi syariah, sebagai sistem perlindungan keuangan berbasis prinsip Islam, telah menjadi alternatif yang semakin populer bagi masyarakat yang menginginkan solusi keuangan yang sesuai dengan syariah. Prinsip tolong-menolong dan berbagi risiko (risk-sharing) menjadi pondasi utama dalam operasional asuransi syariah, berbeda dengan asuransi konvensional yang lebih berorientasi pada keuntungan.
Namun, meskipun pertumbuhannya cukup signifikan, asuransi syariah masih tertinggal dibandingkan dengan asuransi konvensional, terutama dalam hal inklusi dan penetrasi pasar.
Di era digital seperti sekarang, industri asuransi syariah memiliki peluang besar untuk mengejar ketertinggalan ini, meskipun tantangan yang dihadapi juga tidak sedikit.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi asuransi syariah adalah rendahnya pemahaman masyarakat tentang konsep dan manfaatnya. Banyak orang masih menganggap asuransi sebagai sesuatu yang bertentangan dengan prinsip Islam karena adanya unsur ketidakpastian (gharar) dan riba dalam sistem asuransi konvensional.
Padahal, asuransi syariah justru dirancang untuk menghindari kedua hal tersebut dengan menggunakan sistem akad yang sesuai dengan syariah, seperti dana tabarru yang dikelola secara kolektif untuk membantu peserta yang mengalami musibah.
Di era digital, sosialisasi dan edukasi tentang asuransi syariah dapat dilakukan lebih efektif melalui berbagai platform online, seperti media sosial, webinar, dan konten edukatif berbasis video. Kampanye digital yang interaktif dan mudah diakses dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip asuransi syariah serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan lain yang dihadapi asuransi syariah adalah kurangnya inovasi dalam produk dibandingkan dengan asuransi konvensional. Banyak perusahaan asuransi syariah masih mengandalkan model bisnis tradisional yang kurang menarik bagi generasi muda dan masyarakat modern. Di era digital, inovasi produk menjadi kunci untuk
meningkatkan daya saing.
Penggunaan teknologi seperti artificial intelligence (AI), big data, dan blockchain dapat menjadi solusi untuk meningkatkan transparansi, mempercepat proses klaim, dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Misalnya, AI dapat digunakan untuk menganalisis risiko dengan lebih akurat, sementara blockchain dapat memastikan keamanan dan transparansi dalam pengelolaan dana tabarru.
Selain itu, perusahaan asuransi syariah juga dapat mengembangkan produk yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, seperti asuransi mikro berbasis digital atau produk asuransi yang terintegrasi dengan layanan keuangan syariah lainnya.
Era digital membuka peluang besar bagi asuransi syariah untuk meningkatkan penetrasi pasar. Beberapa perusahaan asuransi syariah telah mulai memanfaatkan platform digital untuk menawarkan layanan yang lebih mudah diakses, mulai dari pendaftaran online, pembayaran premi secara digital, hingga klaim berbasis aplikasi.
Hal ini tidak hanya memudahkan peserta, tetapi juga mengurangi biaya operasional perusahaan. Media sosial juga menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya asuransi syariah.
Kampanye digital yang kreatif dan interaktif dapat menarik minat generasi muda, yang merupakan segmen pasar potensial. Selain itu, kolaborasi dengan perusahaan fintech syariah dapat memperluas jangkauan pasar dan memberikan layanan yang lebih inovatif, seperti asuransi berbasis atau produk asuransi yang terintegrasi dengan aplikasi keuangan syariah.
Meskipun teknologi digital memberikan peluang besar, tantangan regulasi tetap menjadi hambatan yang signifikan bagi perkembangan asuransi syariah.
Meskipun pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang mendukung industri keuangan syariah, seringkali terjadi ketidakjelasan dalam regulasi yang membuat perusahaan asuransi
syariah kesulitan untuk berkembang.
Peraturan yang sering berubah-ubah dan kurangnya insentif bagi perusahaan asuransi syariah menjadi faktor penghambat dalam pertumbuhan industri ini.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kebijakan yang lebih stabil dan dukungan yang lebih konkret dari pemerintah.
Regulasi yang jelas dan konsisten akan memberikan kepastian bagi perusahaan asuransi syariah untuk berinovasi dan berkembang. Selain itu, insentif seperti keringanan pajak atau dukungan pendanaan untuk riset dan pengembangan produk syariah dapat mendorong
pertumbuhan industri ini.
Masa depan asuransi syariah di Indonesia sangat bergantung pada seberapa cepat industri ini dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebutuhan pasar.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keuangan syariah serta dorongan regulasi dari pemerintah, ada harapan bahwa industri ini akan tumbuh lebih cepat dalam beberapa tahun ke depan.
Prediksi menunjukkan bahwa industri asuransi syariah dapat mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 10-15% dalam dekade mendatang jika strategi digitalisasi dan edukasi dapat diterapkan dengan efektif. Selain itu, kolaborasi dengan berbagai sektor lain, seperti industri halal dan institusi pendidikan, dapat menjadi langkah strategis untuk memperluas pemahaman dan meningkatkan daya tarik produk asuransi syariah.
Program literasi keuangan berbasis syariah yang dijalankan di institusi pendidikan dapat membantu generasi muda memahami manfaat asuransi syariah sejak dini.
Edukasi yang diberikan sejak usia dini dapat meningkatkan tingkat partisipasi di sektor keuangan syariah secara keseluruhan. Menurut saya, masa depan asuransi syariah di era digital sangat menjanjikan.
Namun, potensi ini hanya dapat terwujud jika semua pihak bersinergi untuk mengatasi tantangan yang ada. Pemerintah perlu memberikan regulasi yang lebih jelas dan konsisten, sementara perusahaan asuransi syariah harus lebih agresif dalam mengadopsi teknologi dan berinovasi dalam produk.
Edukasi kepada masyarakat juga harus terus digencarkan, terutama melalui platform digital yang lebih efektif menjangkau generasi muda.
Jika semua elemen ini dapat berjalan beriringan, saya yakin asuransi syariah tidak hanya akan mengejar ketertinggalan dari asuransi konvensional, tetapi juga menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian masa depan.
Selain itu, penting untuk memperhatikan peran literasi keuangan syariah dalam mendorong pertumbuhan asuransi syariah. Masyarakat perlu memahami bahwa asuransi syariah bukan hanya sekadar alternatif, tetapi juga solusi yang lebih adil dan transparan.
Dengan pemahaman yang baik, masyarakat akan lebih percaya dan tertarik untuk bergabung dalam sistem asuransi syariah. Oleh karena itu, kampanye edukasi harus terus dilakukan secara masif, baik melalui media tradisional maupun digital.
Di sisi lain, perusahaan asuransi syariah juga perlu meningkatkan kualitas layanan mereka. Dengan memanfaatkan teknologi digital, perusahaan dapat memberikan layanan yang lebih cepat, efisien, dan ramah pengguna.
Misalnya, penggunaan chatbot berbasis AI dapat membantu peserta dalam mengajukan pertanyaan atau mengurus klaim dengan lebih mudah.
Selain itu, integrasi dengan aplikasi keuangan syariah lainnya juga dapat memberikan nilai tambah bagi peserta, seperti kemudahan dalam mengelola keuangan secara keseluruhan.
Tidak kalah pentingnya adalah peran komunitas dan organisasi keuangan syariah dalam mendukung pertumbuhan industri ini. Dengan membangun jaringan yang kuat, komunitas dapat menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang asuransi syariah.
Selain itu, organisasi keuangan syariah juga dapat berperan sebagai mediator antara pemerintah dan perusahaan asuransi syariah dalam menyusun kebijakan yang lebih mendukung. Dalam jangka panjang, asuransi syariah memiliki potensi untuk menjadi bagian integral dari sistem keuangan Indonesia.
Dengan dukungan teknologi digital, regulasi yang lebih baik, dan peningkatan literasi keuangan syariah, industri ini dapat tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja sama untuk mewujudkan visi ini, sehingga asuransi syariah dapat menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian masa depan.
Kesimpulannya, asuransi syariah di era digital memiliki peluang besar untuk berkembang dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia.
Dengan dukungan teknologi digital, regulasi yang lebih baik, dan peningkatan literasi keuangan syariah, industri ini dapat mengejar ketertinggalan dari asuransi konvensional.
Namun, untuk mewujudkan hal ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, perusahaan asuransi,akademisi, serta komunitas keuangan syariah. Inovasi produk, kampanye edukasi yang masif, dan kolaborasi dengan sektor lain akan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan asuransi syariah yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.