Agama, Sejarah Sosial & Sastra

  • Bagikan
Agama, Sejarah Sosial & Sastra

Oleh Shohibul Anshor Siregar

Agama juga memainkan peran penting dalam membentuk sejarah sosial di berbagai budaya sebagaimana di Yunani kuno menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari…

Persintuhan di antara agama, sejarah sosial, dan sastra telah lama menjadi topik penelitian yang cukup menggairahkan para cendekiawan. Agama terus memainkan peran penting dalam membentuk masyarakat. Pengaruhnya dapat disaksikan dan dirasakan dalam berbagai aspek sastra dan budaya. Keberagamaan juga sering dieksplorasi melalui karya sastra, yang memberikan wawasan berharga tentang kepercayaan, nilai, dan praktik masyarakat dari waktu dan tempat yang berbeda.

Dalam artikel ini akan dikemukakan ringkasan penelusuran atas sejumlah karya antara para ahli yang berbicara tentang agama, sejarah sosial dan sastra (Geertz, Talal Asad, Edward W. Said, Karen Armstrong dan John Milton). Geertz melihat simbol-simbol budaya sangat penting untuk memahami masyarakat tertentu dan perspektif mereka yang unik. Asad mengkritik gagasan tentang iman yang diesensialkan dengan membedah pelembagaan dan politisasi agama dalam Kristen dan Islam. Said meneliti representasi historis Barat yang menganggap Timur lebih rendah, sedangkan Armstrong menelusuri evolusi sistem kepercayaan Yahudi, Kristen, dan Islam selama empat ribu tahun. Bersama-sama, para cendekiawan ini memberikan pandangan yang komprehensif tentang bagaimana agama membentuk sejarah sosial dan narasi sastra dari waktu ke waktu.

Karena keterbatasan, artikel ini tidak menyertakan beberapa kajian penting lainnya. Misal, D.Alighieri & A.Esolen (The Divine Comedy: Inferno, Purgatory, Paradise, 2003); Hesiod (Works and Days, (2018); Homer (The Iliad, 1990); Homer (The Odyssey. 1999); Ibn Rushd (Averroes on Plato’s Republic, 2012); Ibn Khaldun (Muqaddimah: An Introduction to History, 2016); dan Al-Farabi (On the Perfect State, 1985).

Artikel ini ditulis untuk apresiasi atas Seminar Islamic History and Heritage: Remembering the Past, Remaking the Future yang akan diselenggarakan dalam momentum 4th International Conference on Islamic Civilization (ICONIC) dan 9th International Conference On Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS), oleh Universitas Islam Arraniry Banda Aceh, bekerjasama dengan para pihak, tanggal 23-24 Agustus 2023 mendatang.

Clifford Geertz memberikan kontribusi besar dalam memahami hubungan antara agama, sejarah sosial, dan sastra dalam The Interpretation of Cultures: Selected Essays, Geertz (1973) dengan pendekatan interpretatif dalam memahami budaya menggambarkan bagaimana simbol, narasi, dan praktik sosial dalam agama, sejarah, dan sastra membentuk pemahaman pemeluk agama tentang dunia.

Agama, sebagai bagian dari sistem kepercayaan dan praktik spiritual, memberi makna bagi individu dan masyarakat dalam menghadapi kehidupan dan fenomena sosial. Agama sebagai sistem simbolik yang mengarah pada interpretasi makna, bukan hanya sebagai serangkaian doktrin atau keyakinan. Ia menunjukkan bahwa melalui praktik keagamaan, narasi mitologis, dan upacara, masyarakat mengkonstruksi realitas sosial dan memberikan makna pada pengalaman manusia.

Dalam konteks sejarah sosial, Geertz menyoroti pentingnya memahami perubahan sosial melalui analisis teks dan narasi sejarah. Ia menekankan bahwa sejarah tidak hanya sebagai catatan kronologis peristiwa, tetapi juga rekaman naratif yang diperluas dan digunakan untuk memberikan makna pada pengalaman masa lalu. Melalui interpretasi narasi sejarah, Geertz berargumen, mudah difahami bahwa masyarakat membentuk identitas, memperjuangkan kepentingan politik, dan berinteraksi dalam konteks sosial yang berubah.

Sedangkan dalam konteks sastra, Geertz menganggap sastra sebagai bentuk ekspresi artistik yang kaya akan simbol dan narasi. Ia melihat sastra sebagai cerminan budaya dan tafsiran manusia tentang dunia. Melalui analisis sastra, Geertz menunjukkan bagaimana cerita, puisi, dan karya sastra lainnya dapat memberikan wawasan tentang kehidupan masyarakat, konflik sosial, dan perubahan nilai-nilai budaya.

Dalam Genealogies of Religion: Discipline and Reasons of Power in Christianity and Islam (1993), Talal Asad mengajukan kritik terhadap pemahaman tradisional tentang agama dan mengusulkan pendekatan yang lebih kompleks dan kritis terhadap fenomena keagamaan. Kritiknya tertuju pada pemahaman yang terlalu mengandalkan konsep-konsep universal dan esensial, yang mengabaikan konteks historis dan sosial dalam membentuk agama. Menurutnya agama bukanlah entitas yang tetap dan homogen, tetapi sebuah konstruksi sosial yang berubah seiring waktu dan dalam berbagai konteks budaya.

Selain menyoroti pentingnya memahami agama sebagai praktek sosial yang dihasilkan melalui interaksi antara individu, kelompok, dan kekuatan politik, Asad juga membahas peran agama dalam pembentukan disiplin kekuasaan dan penggunaannya untuk menjaga ketertiban sosial. Dalam konteks Islam dan Kristen, Asad memperdebatkan konsep-konsep seperti otoritas agama, doktrin, dan interpretasi teks suci. Ia menganggap bahwa pemahaman tentang agama tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan sejarah dalam masyarakat yang berbeda.

Interpretasi agama dapat bervariasi dalam berbagai tradisi dan kelompok, serta bagaimana agama dapat digunakan sebagai sumber perselisihan dan konflik. Asad menantang pandangan tradisional tentang agama sebagai entitas yang tetap dan mengajak pembaca untuk melihat agama sebagai fenomena kompleks yang terbentuk melalui dinamika kekuasaan, disiplin, dan interpretasi sosial.

Edward W. Said (Orientalism, 1978) menyoroti dosa Barat, melalui orientalisme, yang telah membentuk narasi dan representasi dominan tentang budaya, agama, sejarah, dan sastra di Timur. Orientalisme, sebagai bentuk pengetahuan dan kekuasaan digunakan untuk memperkuat superioritas Barat dan membangun stereotip serta asumsi negatif tentang masyarakat Timur.

Dalam konteks agama, Said mengkritik cara Barat mensimplifikasi dan membangun stereotip tentang agama-agama di Timur, mengabaikan keragaman internal dan konteks sosial-historis yang kompleks. Sejarah sebagai konstruksi naratif dipengaruhi oleh kekuasaan dan perspektif.

Penulisan sejarah sering dipengaruhi oleh orientalisasi, Barat mendominasi narasi dan memposisikan diri sebagai pemilik pengetahuan yang benar tentang Timur. Dalam konteks sastra, Said menggambarkan bagaimana orientalisme telah mempengaruhi cara Barat membaca dan memahami karya sastra Timur. Sastra Timur sering kali diinterpretasikan melalui lensa orientalis yang mengaburkan keragaman budaya dan kompleksitas sosial yang ada.

Karen Armstrong dalam A History of God: The 4,000-Year Quest of Judaism, Christianity and Islam mengeksplorasi sejarah Yahudi, Kristen, dan Islam dengan mempertimbangkan aspek agama, sejarah sosial, dan pengaruh sastra dan berusaha menggambarkan bagaimana konsepsi tentang Tuhan dalam ketiga agama tersebut telah berubah seiring waktu dan melalui pengaruh budaya, sejarah, dan teologi. Ia menyoroti pergeseran dalam pemahaman tentang Tuhan dari penggambaran yang lebih konkrit dalam agama-agama kuno menuju pemahaman yang lebih abstrak dan transenden dalam tradisi Abrahamik.

Armstrong menjelaskan bagaimana perkembangan ketiga agama itu terkait erat dengan konteks sosial, politik, dan budaya di tempat agama tersebut tumbuh. Ia menggambarkan perjalanan sejarah agama-agama ini, termasuk pengaruh perubahan politik, konflik, dan transformasi budaya terhadap pemahaman agama. Armstrong juga mengeksplorasi hubungan antara agama dan sastra, menggambarkan bagaimana karya sastra religius telah mempengaruhi perkembangan pemikiran dan pengalaman spiritual dalam agama-agama tersebut. Ia menganggap sastra religius sebagai salah satu cara untuk memahami pemikiran teologis dan ekspresi keagamaan yang lebih dalam.

Kajian lain terlihat dalam Paradise Lost karya John Milton, yang banyak mengambil kisah-kisah Alkitab dan teologi Kristen. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti kehendak bebas, godaan, dan penebusan sambil menggambarkan Adam dan Hawa sebagai karakter yang kompleks yang diuji oleh iman mereka. Penggambaran Milton tentang Setan sebagai sosok karismatik yang memberontak terhadap Tuhan berbicara tentang perdebatan teologis yang terjadi selama Perang Saudara Inggris.

Agama juga memainkan peran penting dalam membentuk sejarah sosial di berbagai budaya sebagaimana di Yunani kuno menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, dengan berbagai dewa dan dewi yang disembah untuk tujuan berbeda sebagaimana tercermin dalam banyak karya sastra dari periode itu.

Islam memiliki pengaruh besar terhadap sejarah sosial tak hanya di sebagian besar Afrika dan sebagian Asia. Ini diikuti pendirian kesultanan-kesultanan dan penyebaran bahasa dan budaya Arab dan terekam dalam karya-karya sastra para cendekiawan Muslim seperti Al-Farabi, Ibnu Rusyd (Averroes), dan Ibnu Khaldun. Untuk Indonesia tampaknya begitu menyedihkan, baik dengan sirnanya seluruh kesultanan yang pernah berjaya maupun dengan fenomena unik ketergerusan perlahan pengaruh Islam.

Agama memainkan peran penting dalam membentuk sastra dan sejarah sosial meliputi seluruh budaya dan periode waktu yang berbeda. Pemahaman tentang keyakinan agama yang mendasari karya-karya ini sangat penting bagi para sarjana yang ingin memahami motivasi di baliknya.

Studi agama, sejarah sosial, dan sastra menjadi telaahan multidisiplin yang mengeksplorasi persintuhan ketiga domain itu. Eksplorasi evolusi kepercayaan agama, struktur sosial, dan karya sastra dari berbagai masyarakat sepanjang sejarah sangat diperlukan. Fokus pertanyaan ialah bagaimana elemen-elemen ini saling mempengaruhi satu sama lain dan bagaimana interaksi ketiganya membentuk nilai-nilai budaya dan tradisi.

Seberapa besar agenda ini untuk Indonesia? Dinantikan rekomendasi dari Seminar Islamic History and Heritage: Remembering the Past, Remaking the Future.

Penulis adalah Dosen Fisip UMSU, Koordinator Umum Pengembangan Basis Sosial Inisiatif & Swadaya (‘nBASIS).


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Agama, Sejarah Sosial & Sastra

Agama, Sejarah Sosial & Sastra

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *