Menu
Pusat Berita dan Informasi Kota Medan, Sumatera Utara, Aceh dan Nasional

Warga Agara Kecewa Sepakbola Absen Di Popda

  • Bagikan

KUTACANE (Waspada): Berbagai kalangan di Kabupaten Aceh Tenggara mengaku kecewa dengan sikap kurang peka pihak Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) setempat, menyusul absennya cabang sepakbola di Popda Aceh 2022.

Rizal, salah seorang pengamat sepakbola di Aceh Tenggara mengatakan sepakbola merupakan cabang paling populer dan paling banyak penggemarnya di Bumi Sepakat Segenep, namun sayangnya tanpa alasan yang jelas sepakbola absen di Popda Aceh 2022.

Karena itu, sambung Ricki, penggemar sepakbola lainnya, keputusan Disporapar Aceh Tenggara tidak membawa serta cabang sepakbola ke Popda Aceh 2022 di Meulaboh, Aceh Barat, merupakan kekeliruan dan pantas dipertanyakan.

            Sepanjang sejarah Popda Aceh, Agara tidak pernah absen di cabang sepakbola. Sebab itu, Kepala Dinas dan Kepala Bidang maupun pihak yang dipercayakan tak pernah absen membawa serta tim sepakbola Agara ke Popda Aceh.

            Namun kali ini, sikap dan keputusan diskriminatif pihak Disparpora Aceh Tenggara terlihat aneh dan janggal, bahkan absennya cabang sepakbola di Popda 2022 merupakan bukti jika pihak Disparpora tak faham aspirasi dan hobi sebagian besar pemuda dan pemudi di Agara.

            “Jika alasan dana, kenapa bukan cabang olahraga lain saja yang tak diikutkan dan kenapa mesti sepakbola yang diabaikan. Kita lihat saja nanti berapa perolehan medali dan uturan keberapa Aceh Tenggara di Popda 2022,” sambung warga lainnya dengan nada pesimis.

            Kadisparpora Aceh Tenggara, Bakri Saputra melalaui Kabid Pemuda dan Olahraga Riswan kepada Waspada, Selasa (21/6), berdalih tak membawa cabang sepakbola ke Popda Aceh 2022 karena cabor ini diprediksi tak akan memperoleh medali.

            “Karena itu sepakbola kita absen dan pihak Disparpora lebih yakin cabor lain seperti karate, pencak silat, sepak takraw, atletik, bulutangkis dan tenis meja akan meraih medali. “Mereka telah dilatih selama beberapa bulan jauh sebelum Popda Aceh,” ujarnya. (b16/C)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *