Entah sadar atau tidak sadar, menjelang semifinal Prancis-Maroko banyak yang berpraktek atau bertindak bagaikan Tuhan, membuat keputusan hasil pertandingan yang belum terlaksana, sebelum Tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT membuat keputusan atau Kun-NYA, mereka sudah menetapkan hasil absolut.
Fanatisme buta tanpa pengetahuan standard minimal tentang sesuatu keadaan sampai mengabaikan realita salah satu dimensi yang menggiring mereka menjadi bagaikan seorang Tuhan (Tuhan yang sesungguhnya tidak memakai istilah seorang).
Pendukung Prancis misalnya mencoba berlogika. Jika Maroko sedang naik grafik kualitasnya sah saja akan tetapi pendukung Prancis melihat faktor skill, teamwork, mentalitas, bahkan faktor non tehnis masih berpihak kepada mereka. Lebih condong seseorang pendukung Prancis ke arah seorang pemerhati yang sedang membuat prediksi atau katakanlah berpraktek sebagai peramal.
Pendukung Maroko bahkan ekstrem menerbitkan Surat Keputusan yang dipublis di media sosial dan media massa isinya Maroko pasti lolos, pasti menang; alasan sangat mencengangkan jauh dari logika seperti doa ibu dan doa seluruh dunia.
Jika pendukung Maroko mengandalkan doa ibu, apakah para pemain Prancis tidak punya ibu? Bagaimana bisa mengatakan doa seluruh dunia jika yang mengatakan itu punya alat telekomunikasi dan bahan pengetahuan informasi sebatas kelurahan atau beberapa propinsi saja tapi sudah mengklaim dunia?
Namun banyak juga pendukung Maroko yang realistis. Setelah menaklukkan beberapa negara termasuk CR7 lantas ketemu Prancis, mereka berbalik dukungan menjagokan Prancis. “Prancis lebih berkualitas kendati Maroko lagi naik grafiknya”. Atau, ada yang beralasan non tehnis: “Maroko punya beban mental untuk mengalahkan Prancis,punya sejarah darah dan politik”.
Makanya, Tangkahan Alang Bobal membuka meja prediksi skor atau ramalan siapa kalah atau menang digawangi Koko Chie Pit, agar prediksi tidak merambah wilayah yang menjadi kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Tiap orang menebak tidak bertumpu pada satu timnas membabi buta saja. Selalu bertukar tim jagoan tergantung misalnya negara A lawan negara mana, identik dengan kualitas tim meski peramal di sini selalu bercanda meniru gaya dukun.
Alang Bobal pemilik tangkahan kendati fanatis menjagokan Argentina tetapi realistis menjagokan negara lain per laga. Contoh fanatisme yang logis realistis, Alang Bobal berharap Argentina bertemu Prancis ketimbang Maroko. Menurutnya susah bagi Messi mengalahkan Maroko Singa Atlas yang bagaikan Kuda Sembrani dengan kiper Bono Tembok 1001 malam. Maka Alang Bobal berharap dan berdoa Maroko kalah 1-0 lawan Prancis di semifinal.
Tuhan Yang Maha Kuasa mengabulkan doa Alang Bobal tak hanya satu gol Hernandez tapi ditambah R.Kolo di menit 80. Gol Hernandez macam ecek ecek saja bahkan terkesan tak sopan menyontek bola dengan kaki kiri tak jauh dari kepala Bono, padahal sebelumnya Bono lantang mentip tendangan keras CR7 di perempat final.
Di Tangkahan Alang Bobal kemarin ajudan Ki Pawang saja tak mau sesumbar menyatakan ramalan atau prediksi, tapi Kanjeng Kuntet tegas menyatakan bahwa apa yang disampaikannya merupakan bocoran dengan mengintip proporsal Ki Pawang Prancis-Maroko 2-0 dan final Argentina-Prancis 3-0. Ternyata hasil Prancis-Maroko jitu tinggal menunggu final.
Kita simak perbincangan pendukung Maroko dan Prancis versi Tangkahan Alang Bobal yang selalu tehnis realistis, beberapa jam sebelum laga semufinal Prancis-Maroko.
“Iki bocoran yo, udhuq ramalan, aku ngintip lukisan ne Ki Pawang gae hasil malam iki sampek final,” setengah berbisik Kanjeng Kuntet membuka catatannya. “Prancis-Maroko 2-0, trus sakjane yakin sak yakin yakine Prancis di pinal takluk 0-3, sebab eneng Messi pemain paling apik Argentino dadi jawara, ngono toh, iki bocoran teko catetan Ki Pawang, udhuq ramalan yo,” papar Kanjeng Kuntet.
Respon seketika bermunculan, tentu saja sangat keras menyanggah datang dari para pendukung Singa Atlas. Di kalangan pendukung Prancis dan Argentina pun berbeda soal angka gol. Riuh rendah Tangkahan Alang Bobal pagi ini, hujan gerimis rapat dan konstan tak menghalangi makin ramai saja pengunjung termasuk mereka yang mencatatkan ramalan ke meja Koko Chie Pit yang hampir tiap detik mengembangkan senyum laba melimpah ruah.
“Wajar lah kok pandukung Maroko menjagokan Singa Atlas. Totapi Parancis boleh jugo monang. Cemano Lae Otang?” tutup Alang Bobal seperti minta dukungan pendapat Lae Otang.
“Oke ya. Au tak hobbi olah makkatai. Ho catat ini ramalan au Koko Chie Pit. Waktu normal 1-1, adu pinalty minimal 2-1 maksimal 11-10 untuk kemenangan Maroko,” tukas Lae Otang mengulanginya sampai tiga kali.
Nyaris sama dengan Lae Otang, Mbah Ukem meramalkan 1-1 waktu normal lalu adu pinalti dimenangkan Maroko 3-4.
“Ambe tak mau suseh payeh leeee, cukup 0-1 untuk kemenangan Maroke. Ziyech akan membawe Perancis piknik Mediteran terus berkude ke pegunungan, Perancis akan leleh letih leeee,” tukas Incek Ulil.
Menyusul Wak Pai 1-2, Ki Selo 0-3, dan lainnya semua untuk kemenangan Maroko. Ziyech dan kawan kawan sangat menyedot cinta di kalangan Tangkahan Alang Bobal.
“Botul itu Ziyech mambawo Parancis jalan jalan di Mediteran, totapi Parancis sudah muak lalu maninggalkan Maroko 1-0. Memang dogil Maroko neh, totapi Parancis disiplin mamonuhi janji datang ka pinal torus batokuk lutut di kaki La Pulga. Ingat kelen bah… Janji adolah utang! Utang wajib dibayar tunai!!!” Ujar Alang Bobal senyam senyum.
Incek Ulil dan Alang Bobal meramal kemenangan Prancis selisih satu gol, Incek Ulil menjagokan Maroko 0-1. Alang Bobal tak bergeming meski para peramal di tempat pelelangan ikan jauh lebih banyak menjagokan Maroko ketimbang Prancis.
Alasannya, pertama, Alang Bobal melihat itu sebagai sebuah keinginan. Wajar saja sebab Maroko begitu mempesona di PD2022 sehingga banyak yang menginginkan Maroko juara sekaligus menorehkan sejarah baru. Keinginan tentu selalu tidak berbanding sama dengan kenyataan. Hasil atau kenyataan lebih cenderung kepada faktor tehnis.
Nah karena sepakbola dunia tidak hanya soal skill semata melainkan juga terkait artistik seni peran sebagai bagian sebuah industri entertaint maka diperlukan faktor non tehnis, contohnya bagaimana artis sepakbola La Pulga bisa sampai ke final sedangkan artis CR7 harus dihentikan di perdelapan final menurut Alang Bobal itu lebih banyak unsur non tehnisnya tetapi tetap harus punya dukungan penuh unsur tehnis.
Kedua, Alang Bobal tak terlalu pusing siapa bakal lawan Argentina di final. Tapi jujur Alang Bobal menginginkan Prancis untuk digimbali di final karena akan lebih mudah dibanding menggimbal Ziyech dan kawan kawan yang membutuhkan power ekstra keras untuk menjinakkan laju Singa Atlas. Stamina harus disiapkan juga untuk selebrasi Champion Piala Dunia 2022.
Secara tehnis Argentina akan terkuras jika menghadapi Maroko di mana mobilitas pemainnya tetap ranggi bahkan jika sampai adu pinalti sekali pun. Para pemain Maroko sungguh bagaikan Singa berlari ke sana kemari, ada di mana mana di tiap lini. Susah dihentikan jika Hakimi mengontrol bola lalu berlari membawanya berliuk liuk mengancam gawang lawan. Layaknya teroris bom bunuh diri berlari kencang ke arah target, sungguh mencekam. Apalagi kiper Yassine Bounou benar benar tembok baja 1001 malam. Kondisi ini kurang menyamankan perjalanan rombongan Artis La Albiceleste yang sudah diundang datang ke podium juara Piala Dunia 2022.
Nah, dua hal di atas yang membuat Alang Bobal tak bergeming bahkan memajangkan fotonya dengan joke Alang Bobal memakai jersey Argentina sedang memegang tropi Piala Dunia dan tropi pemain terbaik. Selain dipajang besar di tangkahan juga disebar dalam bentuk poster mini.
Menurut catatan Koko Chie Pit beberapa jam sebelum laga Prancis-Maroko, ramalan pro Maroko ada 15 orang, sedangkan meramal Prancis memenangkan semifinal ada 3 orang yakni Alang Bobal 1-0, Bang Edi 2-1, dan Kanjeng Kuntet 2-0 untuk kemenangan Prancis. Perbandingannya Prancis 3 orang dan Maroko 15. Alang Bobal tak bergeming tetap berkeinginan Prancis ke final.
“Bah, ini kan kainginan odan, samo sajo dongan kaingunan pandukung Maroko agar Singo Atlas maju ka final dan juaro. Boleh lah, tak ado nan malarang,” cetus Alang Bobal.
Begitu perbincangan para peramal di Tangkahan Alang Bobal menjelang laga Prancis-Maroko menggambarkan mereka adalah peramal yang berharap analisa tehnis tidak meleset dan berdoa kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa mengabulkan keinginan mereka.
Pak Tongat, Wak Erdi, Ki Dalang Yono dan beberapa lainnya sudah menyerah setelah hasil perempat final dicapai, jagoan mereka berguguran.
Kita tunggu ramalan dan harapan mereka soal final Piala Dunia 2022, sebab mereka bukan Tuhan untuk keinginan mereka dikarenakan Tuhan mereka adalah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa Allah SWT. *Nurkarim Nehe