ABU DHABI (Waspada): Manajer Thomas Tuchel menegaskan, Chelsea tetap lapar trofi juara meski telah memenangkan Piala Dunia Antar Klub pasca menekuk Palmeiras dengan skor 2-1 pada partai final di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Laga di venue netral Mohammed Bin Zayed Stadium itu, Sabtu (Minggu WIB), berlangsung ketat sejak menit awal hingga berakhirnya waktu tambahan selama 120 menit. The Blues memastikan kampiun berkat gol larut dari tendangan penalti winger Kai Havertz.
“Saya bagian dari tim ini dan saya senang memiliki kesempatan ini. Kami mengatakan sebelumnya di ruang ganti ini peluang yang luar biasa,” ucap Tuchel lewat Sky Sports, Minggu (13/2).
“Kami semua bermimpi memiliki final seperti ini. Tidak ada penyesalan dan masih ada banyak trofi untuk dimenangkan dan kami tidak pernah berhenti,” papar pelatih asal Jerman tersebut.
Itu trofi ketiga Tuchel bersama Si Biru setelah Liga Champions dan Piala Super Eropa dalam rentang setahun 17 hari masa manajerialnya di Stamford Bridge, London. Gol Chelsea dicetak Romelu Lukaku dan Havertz, sedangkan Palmeiras sempat menyamakan kedudukan melalui gol Raphael Veiga.
“Kami tidak dalam performa terbaik kami dan ini bukan momen terbaik kami secara keseluruhan. Kami bahkan sedikit kesulitan sebagai sebuah tim,” tutur Tuchel.
“Tapi kami mampu menemukan cara untuk menang. Berada di final dan memenangkannya, tentu para pemain pantas mendapatkan pujian penuh,” tambah mantan pelatih Paris SG dan Borussia Dortmund tersebut.
Kedua tim saling menyerang sejak pertandingan dimulai, tetapi peluang berbahaya pertama baru muncul menit 15. Chelsea menciptakan peluang melalui tendangan Mason Mount. Namun upayanya masih melebar dari gawang Palmeiras.
Palmeiras balik menyerang tujuh menit kemudian. Dudu meliuk-liuk melewati barisan pertahanan London Blues, sebelum melepas tendangan yang masih melambung di atas gawang kiper Edouardo Mendy.
Tuchel melakukan pergantian pemain menit 30 dengan memasukkan Christian Pulisic untuk menggantikan Mount.
Si Biru nyaris memecah kebuntuan menjelang turun minum. Sayangnya bola tendangan jarak jauh Thiago Silva masih bisa ditepis kiper Weverton.
Chelsea baru mampu memecah kebuntuan menit 55 lewat tandukan Lukaku, menyambut umpan silang Callum Hudson-Odoi.
Palmeiras mendapat hadiah tendangan penalti menit 62, setelah bek Thiago Silva melakukan handball di kotak terlarang Blues. Veiga maju sebagai eksekutor dan sukses menunaikan tugasnya dengan sempurna.
Menit 77 Tuchel memainkan Saul Niguez dan Timor Werner menggantikan Lukaku dan Hudson-Odio. Namun tidak ada gol tambahan tercipta, sehingga laga dilanjutkan ke babak tambahan.
Chelsea memasukkan Hakim Ziyech di awal babak tambahan menggantikan Matteo Kovacic. Blues lantas dihadiahi penalti menit 117 setelah pemain Palmeiras handball saat memblok sepakan kapten Cesar Azpilicueta. Havertz yang mengambil penalti mampu menjalankan tugas dengan sempurna untuk memastikan kemenangan Biru.
“Setelah juara Eropa, kami sekarang juara dunia. Kedengarannya lebih baik dan luar biasa, tetapi sejujurnya saya sempat gugup (mengambil penalti),” jelas Havertz.
“Itu penalti penting, rasanya gila. Saya penendang penalti ketiga, tetapi saya satu-satunya yang tersisa di lapangan,” beber bintang muda Jerman berusia 25 tahun tersebut.
Gelandang Jorginho merupakan eksekutor utama Chelsea, namun manajer Thomas Tuchel tak memainkannya. Lukaku sebagai penendang kedua, sudah ditarik keluar menit 76.
“Rekan satu tim saya memberi kepercayaan. Saya selalu memimpikan ini sebagai seorang anak,” ungkap Havertz.
Palmeiras kemudian tempur dengan 10 pemain menjelang babak tambahan berakhir, karena Luan Garcia diusir wasit akibat melakukan tekel kepada Havertz.
“Saya sudah menduga pemain Palmeiras bakal mengerubungi penendang penalti kami. Saya sudah bilang pada Kai bahwa dia yang akan menjadi penendang,” kata kapten Azpilicueta.
“Saya cuma berusaha menghindarkan tekanan dari dirinya, supaya dia lebih tenang. Dengan sisa waktu tiga menit, itu momen penting dan dia berhasil,” pungkasnya. (m08/sky/fifa)