Scroll Untuk Membaca

Olahraga

Target PON Boleh Optimis, Tetapi Mesti Realistis

Selisih Data Atlet Sumut Mencapai 40 Ribu

Target PON Boleh Optimis, Tetapi Mesti Realistis
KETUM KONI Sumut John Ismadi Lubis (duduk 4 kanan) foto bersama jajaran pengurus dan peserta "Kegiatan Inventarisasi Data Keolahragaan KONI Sumatera Utara" di Balige Beach Hotel, Sabtu (15/7). Waspada/Ist

BALIGE (Waspada): Ketua Umum KONI Sumatera Utara John Ismadi Lubis mengatakan, cabang-cabang olahraga boleh saja optimis dalam menargetkan raihan medali pada PON XXI Aceh-Sumut 2024.

“Sekarang kita baca di media, Pengprov Cabor terlalu berani membuat target medali pada PON mendatang. Boleh-boleh saja kita optimis, tetapi mestinya realistis,” jelas John Lubis.

“Kalau mau bikin target prestasi, acuannya sederhana saja. Ukur dulu kekuatan atlet kita, lantas kenali dan bandingkan dengan kekuatan lawan,” katanya menambahkan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Target PON Boleh Optimis, Tetapi Mesti Realistis

IKLAN

John Lubis menyatakan demikian ketika membuka “Kegiatan Inventarisasi Data Keolahragaan KONI Sumatera Utara” untuk Wilayah I yang berlangsung 14-15 Juli 2023 di Balige Beach Hotel, Kabupaten Toba.

Wilayah I Inventarisasi Data KONI Sumut diikuti masing-masing 2 pengurus dari KONI Kabupaten Toba, Tapanuli Utara, Humbahas, Samosir, Simalungun, Sergai, Kota Pematangsiantar dan Tebingtinggi.

“Jangan sampai gagal target nantinya, KONI Sumut yang disalahkan. Membina olahraga ini harusnya sportif, jujur dan ikhlas, supaya olahraga bisa bermartabat,” tegas John Lubis.

Dia pun mengharapkan KONI Kabupaten/Kota punya data yang valid mengenai atlet, pelatih dan klub untuk semua cabang olahraga. Sebab saat ini saja menurutnya, ada selisih data atlet Sumut mencapai 40 ribu orang, hasil akumulasi laporan Pengprov Cabor dengan yang terdaftar di KONI Kabupaten/Kota.

“Ayo Ketua KONI Kabupaten/Kota, kontrol itu Pengcab di daerah masing-masing. Jangan terima Cabor yang tidak punya anggota. Minta Pengcab buat data valid mengenai anggota dan klubnya,” harap John Lubis.

“Atau buat verifikasi dan laporkan ke KONI Sumut untuk memvalidasinya dengan Pengprov. Jadi memang pendataan atlet ini belum tuntas, belum selesai dan masih menjadi masalah kita semua,” tambahnya.

Turut hadir dalam kegiatan itu Waketum II KONI Sumut H Sakiruddin, Waketum III Yanto Pasaribu, Wakil Bendahara TP Sihombing, Kabid Organisasi M Syahrir serta unsur pengurus Sofyan Yahya, Zeini Zen dan Johny Ramadhan Silalahi.

“Kita selalu minta anggaran kepada pemerintah, tapi kita tidak pernah menampilkan gambaran dan kekuatan yang sebenarnya,” jelas John Lubis.

“Berapa atlet kita, berapa pelatih kita, berapa klub kita. Data ini sangat vital, karena mestinya menjadi dasar dalam pengajuan program kerja dan penyediaan anggaran,” ujarnya lagi.

Waketum II KONI Sumut H Sakiruddin yang juga Ketua Panpel Kegiatan Inventarisasi itu mengatakan, pendataan atlet, pelatih dan pengcab dilakukan supaya semua KONI Kabupaten/Kota bisa berjalan baik.

“Saat ini ada selisih jumlah atlet kita hingga mencapai 40.000. Dari KONI Kabupaten/Kota jumlahnya 40.000 atlet, tapi laporan Pengprov Cabor sebanyak 81.000 atlet,” beber Sakir.

“Dari data hasil kegiatan inventarisasi yang dibagi dalam 5 wilayah ini nantinya, KONI Sumut akan mendiskusikannya dengan Pengprov Cabor,” klaim mantan gelandang PSMS Medan dan Persiraja Banda Aceh tersebut.

Kegiatan itu juga diisi dengan dialog interaktif. Ketua KONI Simalungun Saehorasman Saragih mengaku di daerahnya kompak antara pengcab dengan KONI, tapi sering terkendala dana dari pemerintah kabupaten.

“Kita ada 25 pengcab yang aktif dengan beberapa atlet andalan seperti Rosalina Simanjuntak dan Jeka Saragih (wushu). Tapi prestasi mereka tidak pernah diapresiasi Pemkab Simalungun,” ungkap Saehorasman.

Sedangkan Ketua KONI Pematangsiantar Jayadi Sinaga menceritakan kesibukan pekerjaan para pengurus membuat seperti ada jarak dalam organisasinya.

“Kita tahu masalah sebenarnya di pengcab. Tapi ketika mau bertindak menertibkan dengan ketentuan seperti harus ada sekretariat dan plang, katanya KONI menzalimi. Saya bahkan dituding mencampuri urusan rumah tangga mereka,” papar Jayadi. (m08)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE