Scroll Untuk Membaca

Olahraga

Prihatin Struktur Kepengurusan PSMS

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Prihatin Struktur Kepengurusan PSMS

IKLAN

MEDAN (Waspada): Beberapa mantan pemain PSMS Medan memberikan tanggapan terkait kondisi PSMS saat ini. Komentar khususnya diberikan perihal penunjukkan struktur kepengurusan PSMS musim ini.

Para mantan pemain PSMS yang hadir yakni Witya Pusen, Bambang Usmanto, Abdur Rahman Gurning, Amri Siregar, Sumardi, Musimin, Iwan Karo-karo, Sunardi A, M Siddik, Sugiar, Arianto, dan Rahmat.

Bambang Usmanto mengaku prihatin dengan penunjukkan struktur kepengurusan PSMS saat ini. “Kami mempertanyakan kredibilitas dan kapasitas orang-orang yang telah ditunjuk untuk mengurus PSMS saat ini sekaligus rekam jejaknya,” katanya didampingi Ketua Mantan PSMS, Witia Pusen.

Misalnya saja, kata Bambang, untuk posisi Direktur Operasional. “Kita sebagai mantan pemain tentu sudah mengenal sepak terjang sosok ini. Dia dikenal sering memasok dan mendatangkan pemain untuk PSMS,” katanya di tengah acara buka bersama mantan PSMS, Sabtu (9/4).

“Memang tidak ada aturan yang melarang dia menjabat sebagai Dir. Operasional. Itu sah-sah saja, tapi harus diingat bahwa di sini ada conflict of interest (konflik kepentingan). Ini masalah yang serius buat kami,” jelas Bambang.

Untuk Direktur Marketing, menurut informasi yang didapat, sosok ini pernah menjabat sebagai Manajer Borneo FC pada tahun 2018, tapi sebelum berakhir kompetisi sudah dicopot.

Kemudian pada kompetisi Liga 3 tahun 2022, Ia menjabat CEO salah satu klub Liga 3 asal Malang, NZR Sumbersari, hanya saja tak lolos ke Liga 2.

“Dari rekam jejaknya tentu kita wajar mempertanyakan kredibilitasnya sebagai Dir. Marketing. Selain prestasi kinerjanya di sepakbola belum pernah meraih prestasi yang bisa dibanggakan, beliau ini juga bukan warga Kota Medan,” tambahnya.

Terkait Direktur Teknik, tentu harus mengacu kepada FIFA. Salah satu syarat untuk dapat menduduki jabatan Dirtek, yaitu harus punya pengalaman sebagai pesepakbola dan memiliki pengalaman sebagai pelatih serta memiliki sertifikat kepelatihan.

“PSSI/PT LIB sendiri juga sudah mengatur tentang syarat dan posisi Dirtek di sebuah klub liga dan harus memiliki sertifikat kepelatihan sesuai jenjang/level klub yang dia naungi,” tambahnya sembari berkata untuk Direktur Bisnis, sama sekali belum diketahui jejak rekamnya.

Terakhir, kata Bambang, untuk posisi manajer tim. Sebelumnya manajer tim ini juga pernah mengeluarkan statement akan mengundurkan diri jika musim lalu PSMS gagal naik ke Liga 1, tapi nyatanya malah berlanjut terus.

“Kami tidak ada masalah dengan beliau tapi dalam konteks ini kita bicara tentang kinerja dan profesionalitas, bukan atas dasar kedekatan ataupun pertemanan,” katanya lagi.

Tak hanya itu, para mantan pemain juga meminta agar manajemen mengembalikan fungsi pelatih sebagaimana mestinya dan sesuai tupoksinya. “Hadirkan pemain sesuai rekomendasi pelatih dan berdasarkan kebutuhan tim, bukan atas dasar keinginan orang-orang yang punya kepentingan,” tegasnya.

Meski para mantan pemain PSMS tidak berada di dalam tim, pihaknya terus mengikuti perjalanan PSMS mulai dari persiapan, pembentukan, sampai di pertandingan resmi kompetisi.

“Besar harapan kami, semoga Bapak Edy Rahmayadi selaku Pembina PSMS meninjau kembali orang-orang yang ditunjuk mengurus PSMS. Kami para mantan pemain sedikitpun tidak punya kepentingan. Murni ingin PSMS bangkit dan berjaya kembali,” tutupnya. (m33)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE