MEDAN (Waspada): Dualisme Pengurus Provinsi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (Pengprov PRSI) Sumatra Utara belum juga berakhir. Hal itu menambah gelisah klub-klub yang membina atlet cabang akuatik, salah satunya klub renang tertua, PRIM.
Pembina PRIM, H Zulfan Nasution (foto), mengatakan dualisme ini menimbulkan kebingungan bagi Pengcab-Pengcab dan klub yang sedang membina atlet. Apalagi ada event besar yang menanti yakni Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
“Dualisme ini harus diselesaikan dengan baik dan KONI Sumut harus bersikap netral. Tidak bisa dilempar ke PB (Pengurus Besar). KONI harus mendudukkan kedua belah pihak. Jangan terkesan lepas tangan dan membiarkan dualisme ini terjadi,” kata Zulfan, Selasa (14/6).
Mantan atlet era 1980-1990-an yang sudah tiga kali masuk Timnas Polo Air SEA Games itu mengatakan, KONI Sumut sebagai induk cabang olahraga memegang peranan penting menuntaskan dualisme ini.
Zulfan menilai usai unjuk rasa yang dilakukan oleh 15 Pengcab PRSI di Sumut belum ada upaya konkrit yang dilakukan KONI Sumut untuk menyelesaikan masalah dualisme PRSI.
“Ke mana arah kita membina atlet ini dengan masih adanya dualisme PRSI. Saya terus terang sangat prihatin dengan prestasi olahraga akuatik dalam beberapa tahun terakhir ini. Terutama polo air yang jadi ikon Sumut,” tambahnya.
“Kami heran, ada kegiatan penataran, kenapa tidak dikonfirmasi ke daerah. Pengprov harus menyertakan Pengcab. Banyak keluhan termasuk tidak transparansi, tidak ada Rakerda dan lainnya,” tambah pria yang juga mantan Ketua PRSI Medan ini.
“Kami berharap KONI Sumut lebih tegas. Saya juga sudah ngomong ke Ketua KONI Sumut agar mendudukkan kedua belah pihak,” bebernya.
Ketua Ikatan Atlet Nasional Indonesia (IANI) Sumut, Lamhot Simamora, juga meminta sikap tegas KONI Sumut mengakhiri dualisme PRSI.
Didampingi Sekretaris IANI Sumut, Eka Setyawan Siregar, mantan juara tinju Asia Pasifik itu tidak ingin permasalahan tersebut mengganggu persiapan atlet menghadapi PON 2024.
“Kita sudah gagal di Papua, tentu jangan sampai di PON 2024 sebagai tuan rumah kita gagal lagi,” harap Lamhot.
Sebelumnya, dualisme terjadi setelah adanya mosi tidak percaya dari Pengprov/Klub kepada Ketua PRSI Sumut Muchrid Nasution. Mereka pun menggelar Musprovlub pada 15-16 Januari dan terpilih Tengku Rinel Rizal sebagai ketua PRSI Sumut yang baru.
Namun hasil Musprovlub belum mendapat pengakuan. Pada 6 Juni lalu, sebanyak 15 perwakilan Pengcab mendatangi KONI Sumut menuntut kejelasan soal dualisme dan meminta rekomendasi untuk kepengurusan hasil Musprovlub. (m33)