Kemeriahan menyambut pelaksanaan Pora XIV di Pidie mulai terasa dengan banyaknya umbul-umbul disejumlah lokasi di Kabupaten Pidie, Selasa (27/9). Waspada/Muhammad Riza
SIGLI (Waspada): Kabar buruk bagi para pegiat olahraga di Provinsi Aceh. Pekan Olahraga Aceh (Pora) XIV yang rencananya digelar di Kabupaten Pidie pada 10 Desember 2022 dikhawatirkan berlangsung asal-asalan.
Persoalan yang jadi penghambat adalah banyak venue cabang olahraga sekarang masih dalam proses pengerjaan dan bahkan belum ada sama sekali yang tersentuh.
Ditengarai lambannya proses penyelesaian pembangunan venue sejumlah cabang olahraga tersebut, dikarenakan Pemerintah Provinsi Aceh tidak mengalokasikan dana sebagimana yang dimohonkan Pemerintah Kabupaten Pidie selaku tuan rumah penyelengaraan, yaitu senilai Rp450 miliar.
Hingga sekarang tuan rumah Kabupaten Pidie yang beribukota Sigli tersebut baru menerima anggaran senilai Rp130 miliar. Pada bagian lain, sejumlah pihak di Provinsi Aceh memaksanakan pelaksanaan Pora harus tahun 2022 dengan bermacam alasan.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) 1 Partai Golkar Aceh Drs H Teuku Muhammad Nurlif, di sela menyalurkan pupuk geratis kepada petani di Kecamatan Padang Tiji, mengatakan dirinya merasa was-was dan khawatir dengan persiapan pelaksanaan Pora yang rencanaya digelar pada 10 Desember 2022.
Soalnya sampai sekarang jelang tiba hari H pelaksanaan, banyak venue belum siap dibangun dan bahkan baru dimulai pengerjaannya.
Kekhawatiran itu dinilainya sangat beralasan, apalagi Kabupaten Pidie adalah tanah kelahirannya. “Kita sangat malu bila kegiatan ini dilaksanakan secara asal-asalan. Venue cabor harus disiapkan dan setelah digunakan untuk Pora, bangunan-bangunan itu akan menjadi milik daerah untuk pembinaan atlet,” kata polisiti senior Partai Golkar Aceh ini.
Mantan pemain PSAP Sigli era 1970-an itu menegaskan persiapan venue cabor itu mutlak harus ada karena tanpa adanya infrastruktur bagaimana bisa dilaksanakan event olahraga bergengsi l.
Masyarakat, kata dia, tidak tahu soal anggaran Rp450 miliar yang dimohon Pemkab Pidie selaku tuan rumah kepada Pemrov Aceh, namun yang diberikan hanya Rp130 miliar.
“Publik tidak tahu sebenarnya berapa kebutuhan yang sudah diserahkan oleh Pemrov Aceh ke Pemkab Pidie selaku tuan rumah baru senilai Rp130 milikar kan, tetapi tidak ada penjelasan kepada publik. Karena itu Perlu penjelasan kepada masyarakat,” katanya. (b06/C)