MEDAN (Waspada): Ketua Umum Pengprov Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Sumut, Salomo TR Pardede SE MM, menyayangkan kasus Jewer Kuping yang dilakukan Gubsu Edy Rahmayadi terhadap mantan pelatih biliar Sumut, Khairuddin Aritonang alias Coki di bawa ke ranah hukum.
Salomo tidak menyangka kasus tersebut sampai ke ranah hukum padahal seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan melalui mediasi. Salomo pun mengaku sangat terganggu pasca kejadian tersebut akibat pemberitaan yang viral di mana-mana.
“Kami minta agar kejadian yang dialami Coki tidak dikait- kaitkan dengan POBSI Sumut sebab hal itu adalah persoalan pribadi dia. Posisi Coki sebagai pelatih biliar Sumut juga telah berakhir semenjak berakhirnya pelaksanaan PON Papua. Dia diangkat sebagai pelatih mulai dari persiapan hingga berakhir PON Papua sesuai SK KONI Sumut,” kata Salomo, Rabu (5/1).
Terkait laporan ke Polisi, Salomo mengatakan itu atas inisiatif dia dan tidak pernah berkonsultasi dengan POBSI Sumut. Namun Salomo tidak ingin menghalangi jalur hukum yang ditempuh Coki, karena itu adalah hak dia.
Sebenarnya kata Salomo, tindakan Gubsu terhadap Coki merupakan kedekatan antara ayah dengan anak, namun Coki menanggapi dengan serius. “Saya tidak membela Gubsu tapi kalau kita jujur gaya dan style kepemimpinan Edy Rahmayadi memang begitu, kita harus maklum,” kata Salomo.
Bahkan kata Salomo, Edy Rahmayadi sudah mengatakan bahwa aksi pegang kuping tersebut merupakan jewer sayang dan dia juga pasti tidak menyangka persoalannya panjang dan melebar ke mana-mana hingga sekarang.
Lagi pula kata Salomo, upaya mediasi sudah dilakukan KONI Sumut dan POBSI Sumut kepada Coki agar persoalan tersebut tidak terlalu diangkat ke permukaan, namun Coki tetap dengan pendiriannya membawa ke ranah hukum.
Terkait pernyataan Coki di Media bahwa tidak ada bantuan pemerintah berupa peralatan ke POBSI Sumut, Salomo membantah bahwa itu salah. POBSI Sumut kata Salomo sudah pernah mendapat bantuan 4 unit meja biliar dari Pemprovsu melalui Disporasu dan KONI Sumut yakni meja divisi pool, snooker dan caroom, hingga sekarang meja tersebut masih layak digunakan.
Ketua Harian Pengprov POBSI Sumut yang juga Pelatih Kepala POBSI Sumut Achmad Fadil Nasution ST menambahkan, kasus yang dialami Coki harus dipisahkan dengan keberadaan Pengrov POBSI Sumut secara organisasi. Kasus Coki kata Fadil adalah persoalan pribadi yang tidak ada sangkut pautnya dengan POBSI secara organisasi.
Hanya saja kata Fadil, yang bersangkutan pernah menjadi pelatih biliar Sumut sehingga dikaitkan dengan organisasi POBSI. “Kami dalam hal ini tidak berkewajiban melakukan pembelaan terhadap Coki secara organisasi,” kata Fadil.
Sebagai teman yang sama-sama pernah menjadi pelatih biliar Sumut, Fadil bersama Ketua Umum Pengprov POBSI Sumut telah memberikan saran kepada Coki untuk cooling down dan melakukan upaya mediasi, namun yang bersangkutan tetap pada pendiriannya.
Sebelumnya, Edy Rahmayadi membuat heboh se isi Aula Tengku Rizal Nurdin lantaran menjewer kuping pelatih biliar Sumut, Khairuddin Aritonang alias Coki, saat menyerahkan bonus bagi para pelatih dan atlet peraih medali pada PON Papua.
Saat menyampaikan pidato di rumah dinasnya, Senin (27/12) lalu, Edy tiba-tiba memanggil Coki yang sedang duduk. Setelah Coki naik ke atas panggung, Edy menanyakan alasannya tidak ikut bertepuk tangan. “Kenapa enggak tepuk tangan?” tanya Edy.
Edy terus mencecar Coki yang hanya berdiri seolah bingung dengan sikap mantan Ketua Umum PSSI itu. “Atlet apa kau?” tanya Edy. “Pelatih biliar,” jawab Coki.
“Pelatih? Pelatih saja tidak mau tepuk tangan. Pelatih tak tepuk tangan, tak cocok jadi pelatih ini,” sambung Edy.
Setelah itu, Edy tiba-tiba menjewer telinga Coki. Coki pun awalnya tampak bingung. Tak menunggu lama, Coki langsung meninggalkan lokasi sembari memegangi kupingnya. (m18)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.