NUSA DUA, Bali (Waspada): Presiden FIFA, Gianni Infantino, membagikan bola resmi Piala Dunia 2022 Qatar kepada para pemimpin negara peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bamboo Dome, The Apurva Kempinski Bali, Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11).
“Ini bola resmi Piala Dunia (2022), setiap orang dari Anda sekalian akan menerima satu dengan nama Anda masing-masing. Mohon pastikan Anda mendapatkannya,” kata Infantino yang diberi kesempatan berbicara oleh Presiden RI, Joko Widodo dalam kegiatan tersebut.
Selain membagikan bola resmi bernama Al Rihla itu kepada para pemimpin G20, Infantino juga meminta kesediaan mereka untuk menandatangani satu buah bola.
Infantino mengatakan bola itu nantinya akan diserahkan kepada Presiden Jokowi yang bakal menentukan gestur apa yang bisa ditempuh dari bola tersebut.
Sebelumnya, Infantino sempat menjabarkan bahwa Piala Dunia 2022 akan mulai bergulir di Qatar pada Minggu 20 November ini. Dia meyakini berkat Piala Dunia 2022, Qatar telah melakukan reformasi yang dinikmati oleh ratusan ribu pekerja di negara tersebut.
Menurut Infantino, paling sedikit 3 juta orang akan tiba di Qatar dan menyaksikan 64 pertandingan yang digelar di delapan stadion, sedangkan 5 miliar orang sedunia diperkirakan akan menonton laga-laga Piala Dunia 2022 dari televisi.
“Ini adalah kali pertama Piala Dunia di Timur Tengah dan saya bisa tegaskan bahwa Qatar dan FIFA telah menyiapkan segalanya demi memastikan semua orang disambut untuk ambil bagian dalam selebrasi besar ini, begitu juga Anda sekalian yang ada di sini,” katanya.
Infantino juga memamerkan besar GDP yang dihasilkan sepakbola yang mencapai hampir 300 miliar dolar AS (Rp4.658 triliun).
“Saya tahu Anda sekalian mewakili negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Izinkan saya berbicara sedikit mengenai ekonomi dan sepakbola karena mungkin Anda sekalian tidak tahu bahwa GDP global sepakbola mencapai hampir 300 miliar dolar AS,” kata Infantino.
Akan tetapi, Infantino menyoroti ketimbangan pangsa GDP sepakbola global yang 70 persennya masih dirasakan di wilayah Eropa saja. Padahal, menurut dia sedikitnya 90 persen penggemar sepakbola berada di luar Eropa.
“Jadi bayangkan apabila belahan dunia lainnya, bisa memproduksi setidaknya separuh saja dari apa yang didapatkan (porsi GDP sepakbola) Eropa, tentunya itu akan berdampak GDP masing-masing negara,” kata Infantino.
Presiden Jokowi sendiri mengingatkan bahwa sepakbola dan olahraga pada umumnya tidak sekadar kegiatan menjaga kesehatan tetapi juga untuk memantik kegembiraan.
“Olahraga teramat penting bagi hidup kita. Lewat olahraga bukan hanya kita menjadi lebih sehat, tetapi juga menjadi lebih bahagia,” ujar Jokowi. (m18/ant)