Pemain Terpapar Covid-19 Akibat Prokes Lemah

  • Bagikan

BANDA ACEH (Waspada): Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, sangat menyayangkan para pemain Liga 1 kurang patuh terhadap protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

Seperti diketahui, kasus infeksi Covid-19 sudah dialami 52 pemain dan 16 ofisial klub. Dalam sepekan terakhir sudah sejumlah klub melapor bahwa pemainnya terinfeksi Covid-19.

Klub-klub yang melaporkan pemainnya tak bisa tampil karena Covid-19 adalah Arema FC yang melaporkan lima pemainnya, Persija Jakarta (Riko Simanjuntak), Adam Mitter (PSM Makassar), dan sembilan pemain Persib Bandung serta tiga pemain Persebaya Surabaya.

Terbaru, Persiraja Banda Aceh turut mengumumkan dua pemainnya terinfeksi Covid-19. “Semakin banyaknya pemain terpapar sampai menyambangi delapan pemain timnas, menggambarkan betapa lemahnya pelaksanaan protokol kesehatan Liga 1 Seri IV,” sebut Akmal dalam postingan di Instagram resminya.

Dia menyebutkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga, Satgas Covid-19 dan lembaga terkait lainnya harus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan regulasi kompetisi di tengah pandemi yang digelar PSSI bersama PT LIB selaku operator.

“Ini sungguh disayangkan. Sistem bubble to bubble (gelembung ke gelembung) tidak dijalankan dengan baik dan benar. Sistem ini hanya mengizinkan para pemain berinteraksi dengan habitatnya dari hotel ke lapangan. Para pemain bebas ke luar hotel dan makan di warung/restauran bersama kolega. Banyak orang hilir mudik masuk ke hotel,” papar Akmal.

Faktanya, sambung Akmal lagi, banyak pemain sejak Seri II sering keluyuran ke luar hotel menerima undangan atau menemui kolega untuk sekadar ngobrol dan makan.

“Apalagi, saat Seri 4 di Bali. Semua bablas. Para pemain bebas jalan-jalan ke tempat umum. Padahal, pemerintah sudah mengingatkan soal penyebaran Omicron yang meningkat. Di Bali misalnya, sudah 325 kasus per hari,” tutur dia.

Akmal menambahkan, seharusnya warning pemerintah bahwa ada potensi meningkatnya penyebaran Corona gelombang ketiga pada Januari-Februari 2022 membuat PSSI, LIB dan klub mawas diri.

“Menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Jadwal padat dan juga jam pertandingan yamg larut malam juga ikut memengaruhi imunitas pemain yang akhirnya rentan terpapar. Kini, semakin banyak yang terpapar, pelaksanaan 3 T (testing, tracing, treatment) dan prokes 5 M harus diperketat,” saran dia.

“Jangan sampai Liga 1 menjadi cluster baru penyebaran Omicron karena akan sangat kontraproduktif dengan visi kembali digelarnya kompetisi. “Selain itu, bila ternyata penyebaran Covid di lingkungan pemain semakin massif ada baiknya kompetisi distop dulu sampai kasus terpapar bisa dikendalikan,” sebut Akmal.

Akmal menekankan agar PSSI dan PT LIB kembali menegakkan regulasi dan pengetatan prokes. Sistem bubble (gelembung) harus dilaksanakan dengan benar klub peserta Liga 1. 

Selain itu, Akmal mendorong agar vaksinasi booster pada para pemain segera dilakukan demi meminimalisir potensi terjadinya penularan Covid-19 di Liga 1. “Tak boleh lagi para pemain, ofisial, dan manajemen bebas keluyuran dari pantai ke pantai, cafe ke cafe, atau berkumpul di luar bubble-nya. Vaksin Booster juga harus segera dilakukan,” paparnya.

Dikatakan, bila pemain tidak patuh, sebaiknya kompetisi dihentikan sementara hingga kasus Covid-19 mereda. “Pilihannya hanya dua. Tegas prokes atau stop sementara kompetisi sampai penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan,” kata dia.

“Kesehatan dan keselamatan harus menjadi prioritas utama. Ikhtiar yang harus dilakukan ya disiplin menjalankan prokes. Covid tak kelihatan, kapan pun dimanapun dan siapapun bisa terpapar. Agar bisa dikendalikan semua harus dipersiapkan dengan benar,” ucapnya (b04/C)

  • Bagikan