SIGLI (Waspada): Panitia Besar Pekan Olahraga Aceh (PB Pora) XIV Pidie, Jumat (9/12), menyesalkan ulah salah satu oknum atlet Kontingen Bener Meriah yang menyebarkan informasi di media sosial (Medsos) dalam menu makan atlet mengandung ulat belatung.
“Vedio tersebut disebarkan oleh salah satu atlet putri kontingen asal Kabupaten Benar Meriah. Dalam video itu memperlihatkan dalam makanan ada belatung. Namun saat kami datang ke lokasi dan meminta lihat makanannya, tidak ada belatung, alasanya sudah dibuang. Lalu, kita lakukan pemeriksaan tidak ada tanda-tanda jika makanan itu mengandung belatung. Baik dari rasa, warna dan bau makanan itu baik dikonsumsi” katanya.
Samsul Azhar juga menyesalkan terhadap salah satu media mainstream yang mengambil vido di Medsos itu disajikan dalam bentuk berita tanpa terlebih dahulu dilakukan konfirmasi di PB Pora maupun Pemkab Pidie selaku tuan rumah.
“Menurut saya belatung ukurannya besar dan ada ekornya. Tetapi dari bentuk jelas bukan belatung karena kita sama-sama hari ini ada bukti video, sedangkan yang lain tidak ada,” katanya.
Samsul mengatakan, dalam menyuseskan Pekan Olahraga Aceh (Pora) XIV Pidie, panitia sudah bekerja keras, jungkir balik dari tanggal 1 Desember 2022. Padahal diketahui bersama pembukaan event olahraga empat tahunan ini pada 10 Desember 2022. “ amun kegiatan itu dipercepat karena ada beberapa cabor harus melakukan pertandingan lebih awal,” katanya.
Spesialis gizi, dr Ratna Mutia SpGk menyampaikan dalam video tersebut memang terlihat ada beberapa hewan kecil terdapat di ikan makanan atlet tersebut. Kalau dilihat dari satu video yang satu ikannya ada sambal dan satu video lagi ikan goreng. Dia menjelaskan, untuk video yang ikan digoreng penyajiannya siang, ikan itu digoreng sekira pukul 10.00 WIB.
Dia menjelaskan bila belatungnya sudah duluan ada, saat digoreng pasti belatung tersebut sudah kering. “Logika saja pasti kering,” katanya.
Lanjut dr Ratna, biasanya belatung ini ada pada makanan yang proses penyimpananya sudah lama dengan kondisi berbau hingga mudah didatangi lalat. Belatung kata dia juga punya induk, tetapi aneh dalam makanan yang diviralkan oleh oknum atlet tersebut tidak ada yang lain.
“Artinya belatung ini bukan hanya satu, biasanya akan ada beberapa belatung. Ini berbeda yang saya lihat di video milik atlet tersebut yang saat dibuka ternyata tidak ada keloninya yang lain, tidak ada perubahan rasa, warna dan bau,” kata dr Ratna Mutia.
Lanjut dia, dilihat dari ikan yang digoreng itu, penampakan dari luar tidak terbuka sama sekali. Dan yang menjadi pertayaan apakah proses penyediaanya. Karena tentunya dalam penyajian itu sehingga terjadi ada proses pemasakannya, penyajianya dan proses pengantaran.
“Kalau memang bahan makanan itu adalah bahan-bahan yang segar, saya menduga itu terjadi dalam proses penyajian atau packing atau ada human error. Saya yakin jika ditemukan hanya satu,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Kadisparpora) Kabupaten Pidie Edy Saputra SIP MM menyampaikan setiap hari ada sekira 6.564 atlet dan ofisial tim yang mendapat kiriman makanan.
Dia merincikan, sesuai E-Katalok makanan yang disajikan itu jumlahnya 6.564 x 3. Akan tetapi yang dibayarkan paket per sesanan yang dipesan oleh LO. “Jadi LO itu setiap hari mereka ada pesanan. Besok berapa dan sampai berapa. Itu yang kita bayarkan,” kata Edi.
Makanan tersebut selalu dikontrol mulai dari proses masak sampai pengantaran. “Mulai besok akan diawasi langsung oleh Dinas Kesehatan melalui ahli gizi,” pungkasnya. (b06/C)