JAKARTA (Waspada): Gregoria Mariska Tunjung (foto) tergabung di grup A BWF World Tour Finals 2023. Gregoria akan menghadapi An Se Young dan Tai Tzu Ying yang selama ini belum pernah ditaklukkan olehnya.
Gregoria jadi harapan Indonesia di nomor tunggal putri pada BWF World Tour Finals. Namun dalam turnamen elite ini, Gregoria terbilang tergabung dalam grup berat bila merujuk pada rekor pertemuan.
Pebulutangkis berusia 24 tahun itu bakal bertemu An Se Young dan Tai Tzu Ying. Kedua pebulutangkis tersebut belum pernah ditaklukkan oleh Gregoria dalam perjalanan kariernya.
Gregoria selalu kalah dalam lima duel lawan An Se Young. Sedangkan dalam laga lawan Tai Tzu Ying, Gregoria tidak pernah menang dalam delapan laga lawan Tai Tzu Ying.
Sedangkan satu lawan lainnya adalah Kim Ga Eun. Gregoria Mariska punya rekor bagus berupa catatan selalu menang dalam enam pertemuan.
An Se Young dan Tai Tzu Ying ini yang kemudian di atas kertas jadi musuh utama Gregoria Mariska untuk bisa lolos dari grup A. Duel lawan kedua pebulutangkis tersebut jadi ujian lanjutan untuk ‘naik level’ bagi Gregoria yang sudah mengkilap sepanjang tahun 2023.
Di tahun 2023, Gregoria bisa menjadi juara di dua turnamen yaitu Spain Masters dan Japan Masters. Ia juga sukses menembus ranking 10 besar dan kini duduki peringkat tujuh dunia.
Satu hal lain yang patut diperhatikan Gregoria Mariska adalah ia hanya sekali bertemu dengan Tai Tzu Ying dan An Se Young di tahun ini. Hal tersebut cukup jadi modal bagi Gregoria untuk tidak terlalu merasa inferior di hadapan keduanya.
Selain memikirkan An Se Young dan Tai Tzu Ying, Gregoria juga patut waspada terhadap Kim Ga Eun. Pasalnya dalam dua pertemuan terakhir, Kim Ga Eun mampu memberikan perlawanan sengit. Dua pebulutangkis teratas dalam klasemen akhir fase grup akan mendapat tiket lolos ke semifinal BWF World Tour Finals.
Gregoria sendiri menilai lawan-lawan yang ada di BWF World Tour Finals memang berat, tak peduli di grup mana ia ditempatkan.
“Mau pilih grup A dan grup B bisa dibilang sama-sama “neraka”. Jadi kalau dari saya karena tahun lalu sudah merasakan main di World Tour Finals, semoga tahun ini jauh lebih siap terutama ketika kondisi di lapangannya,” ucap Gregoria.
Gregoria akan mengawali perjuangannya dengan menghadapi Tai Tzu Ying. Gregoria mengaku sudah bersiap diri untuk menghadapi pukulan-pukulan sulit yang bakal dikeluarkan oleh Tai Tzu Ying. Gregoria pun berharap ia bisa langsung ‘panas’ sejak awal sehingga siap menghadapi reli-reli sulit dari Tai Tzu Ying.
“Lawan Tai Tzu Ying, saya ingin bisa langsung in dan tidak terlalu lama beradaptasi. Dia adalah pemain yang skillfull dan itu yang harus benar-benar saya waspadai. Semua pukulan dan arah bolanya sangat berbahaya,” tutur Gregoria.
Sementara itu, Anthony Sinisuka Ginting menghadapi situasi genting di grup A BWF World Tour Finals. Ia harus mengeluarkan level permainan terbaik untuk bisa lolos ke semifinal.
Ginting berada satu grup dengan Kodai Naraoka, Viktor Axelsen dan Shi Yuqi. Dari tiga nama tersebut, Ginting hanya unggul head to head lawan Naraoka. Ginting tertinggal dalam rekor pertemuan lawan Shi Yuqi dan Axelsen.
Ginting bakal duel lawan Naraoka di laga pertama, Rabu (13/12). Walaupun selalu menang dalam dua pertemuan lawan Naraoka, namun dua laga tersebut terjadi di tahun 2022.
Di tahun ini, Naraoka mengalami peningkatan yang luar biasa. Kodai Naraoka bisa melesat ke peringkat ketiga dalam ranking dunia dan bahkan jadi pemain nomor satu dalam daftar ranking race to BWF World Tour Finals.
Duel lawan Kodai Naraoka jadi momen penting bagi Ginting. Bila Ginting sukses menaklukkan Naraoka, hal tersebut jadi modal bagus bagi Ginting untuk menatap dua laga berikutnya yang terbilang berat.
Ginting akan menghadapi Axelsen yang saat ini masih berstatus sebagai pebulutangkis nomor satu dunia. Dari rekor pertemuan, Ginting tertinggal 4-12 dalam duel lawan pebulutangkis Denmark tersebut. (m18/pbsi)