Waspada/Ist
SOLO (Waspada): Perjuangan Santri Sumatera Utara di ajang Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren (Pospenas) 2022, berakhir dengan 1 medali emas dan 1 perak.
Kadispora Sumut Tuahta Rahmajaya Saragih (foto) pun bakal mengevaluasi hasil Pospenas yang berlangsung pada 21-27 November di Solo tersebut.
Berkekuatan 70 atlet dan ofisial dengan mengikuti dua cabor, Sumut membawa pulang satu emas dari cabor atletik dan satu perak dari pencak silat. Hasil ini menurun dibandingkan Pospenas 2019 Jabar.
Para patriot olahraga Sumut ketika itu total berhasil membawa pulang 18 medali dengan rincian 4 emas, 10 perak dan 4 perunggu.
“Apapun hasilnya, ini adalah yang terbaik. Tapi ini segera kita evaluasi untuk lebih baik kedepan,” tekad Tuahta, Sabtu (26/11).
Ketua Kontingen Pospenas Sumut itu menyebutkan, kelemahan akan ditutupi dengan peningkatan pembinaan. “Dan yang menjadi potensi unggulan, tetap dilakukan pembinaan secara konsisten,” tegas Tuahta.
“Pospenas memberikan angin segar bagi para santri, ustadz dan pengasuh pondok pesantren, agar lebih memperhatikan, melibatkan, memprioritaskan dan meningkatkan kualitas olahraga dan seni di lingkungan ponpes,” tambahnya.
Dia juga menilai Pospenas merupakan instrumen penting untuk menciptakan pengalaman berharga dalam meningkatkan sportifitas yang jujur di kalangan masyarakat olahraga dan pemerintah. Apalagi menurutnya, olahraga merupakan kegiatan yang sangat digemari santri karena kegiatannya di ponpes yang berlangsung 24 jam dan berasrama.
“Dengan olahraga santri dapat mengembangkan bakat yang dimilikinya. Olahraga juga dapat mempererat persahabatan antar santri,” jelas Kadispora Sumut tersebut.
“Namun pembinaan olahraga di lingkungan pesantren akan lebih berkembang dan bisa terwujud jika ditunjang sarana/prasarana, infrastruktur lapangan dan alat olahraga yang memadai,” pungkas Tuahta.
Pospenas 2022 akan ditutup Minggu (27/11) di Stadion Manahan Solo. (m08)