DBON Butuh Kelas Olahraga Menuju Masyarakat Bugar

  • Bagikan

GOLD Value dari DBON adalah Indonesia sehat, Indonesia bugar dan Indonesia berprestasi dunia pada tahun 2045. Momennya tepat satu abad setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Ketua Siwo (Seksi Wartawan Olahraga) PWI Sumut Jonny Ramadhan Silalahi SH menyampaikan hal itu sebagai narasumber virtual dalam diskusi Inibabad DBON2020 Selasa 26 April sore.

Pembicara Utama offair di Gedung Juang 45 adalah Bupati Asahan H Surya BSc secara tehnis melalui Kadisporapar Drs Witoyo MM dan Kabid Olahraga Taufik SPd menyampaikan materi “Tantangan Dan Peluang DBON Kabupaten Asahan”.

Inibabad wadah pembelajaran jurnalistik menggagas diskusi yang kemudian dikemas dan dilaksanakan Bale Genkgong dan Manda Prod. Inibabad secara virtual berpusat di domain inibabad.com.

“Implementasinya tentu saja dengan memasyarakatkan kembali olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Supaya Indonesia kebanjiran bibit-bibit atlet yang tumbuh dan berkembang dari gaya hidup yang sangat positif tersebut,” ujar Jonny dalam diskusi diikuti virtual oleh ratusan mahasiswa STMIK Royal Kisaran, siswa MAN Kisaran, guru olahraga, praktisi olahraga, termasuk atlet nasional Agustina Mardika Manik yang sedang Pelatnas Atletik di Pengalengan Jawa Barat.

Sekira limapuluhan peserta offair di Gedung Juang 45 mengikuti diskusi yang dikombain virtual, hadir Ketua KONI Asahan Harris ST bersama kalangan olahraga pendidikan, rekreasi, industri dan aktivis wanita olahraga, utusan Dinas Pendidikan Sumut cabdis Kisaran Nurhidayani, Juhari Samosir dari Dinas Pendidikan Asahan, Ketua Isori Asahan Taufik Ofik, Ketua Igornas Johan Nasution SPd, dari dunia usaha hadir HRD Manager PT BSP Tbk Wahyu Andrean dan Kacab Bank Sumut Kisaran Drs Fadli.

Jonny memaparkan khusus untuk olahraga prestasi, Pemerintah RI melalui Kemenpora sudah memilih dan menetapkan 10 provinsi yang menjadi sentra pembinaan atlet dalam DBON. Sumatera Utara termasuk di dalamnya bersama DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat dan Papua.

“Ini jelas merupakan peluang sekaligus potensi besar bagi Sumut yang memang terkenal sudah banyak melahirkan atlet-atlet berskala internasional,” papar Jonny.

Bulutangkis sebagai cabang olahraga Indonesia yang paling berprestasi sepanjang sejarah Olimpiade, bahkan sudah menetapkan Sumut sebagai tuan rumah Pelatnas Wilayah 3 (Barat). Desentralisasi Pelatwil itu diproyeksikan PBSI untuk pemerataan kompetisi dan prestasi bulutangkis yang selama ini didominasi atlet-atlet Pulau Jawa.

“Itu semua merupakan bagian kecil dari potensi dan keuntungan yang dimiliki Sumatera Utara dalam DBON. Tapi hasil dari itu semua tentunya harus diuji dan dibuktikan lagi misalnya dalam PON XXI bagaimana Sumut memanfaatkan posisi tuan rumah bersama Aceh pada tahun 2024,” ujarnya.

Narasumber pembanding, Wakil Ketua Umum Bidang Prestasi KONI Asahan Johan Nasution SPd yang baru saja terpilih sebagai Ketua Ikatan Guru Olahraga Nasional (Igornas) Kabupaten Asahan menyimpulkan untuk mencetak juara logikanya hanya bisa dilakukan pada masyarakat yang bugar di mana olahraga menjadi kebutuhan.

“Menyikapi DBON agaknya menjembatani olahraga pendidikan dengan olahraga prestasi diperlukan adanya Kelas Olahraga di tiap sekolah agar sinkron dengan gerak laku olahraga rekreasi dan industri,” tukas Johan Nasution.

Sampai hari ini, Nurhidayani utusan Dinas Pendidikan Sumut Cabdis Kisaran, menegaskan pihaknya tetap mendorong sekolah agar memperhatikan dispensasi atlet di sekolahnya.

“Kuncinya semua event olahraga tidak dilakukan berdekatan dengan jadwal ujian agar siswa dan orang tua tidak terjebak dilematis antara ujian dan event,” imbuh Bupati Asahan disampaikan Kadisporapar Drs Witoyo MM.

Bupati Asahan berharap dalam PON 2024 kebutuhan logistik sampai aksesori memprioritaskan produk lokal. “Industri rumah tangga Sepatu Bunut sudah mampu memproduksi sepatu sport berkualitas,” tandasnya memberi contoh.

Idealnya, olahraga tak hanya menghabiskan banyak dana akan tetapi bisa mendatangkan pendapatan masyarakat agar mimpi mewujudkan masyarakat bugar bisa dipercepat sehingga memudahkan cetak juara.

“KONI dan cabang olahraga tentu sangat terbantu dalam pembinaan prestasi jika masyarakat sudah menempatkan olahraga sebagai kebutuhan sosial yang utama,” simpul Ketua Umum KONI Asahan Harris ST. *Nurkarim Nehe/F

  • Bagikan