MEDAN (Waspada): Sejumlah 12 perguruan karate di Kota Medan kecewa karena Kejuaraan Karate Sister City Cup II tahun 2023 batal digelar. Padahal kejuaraan internasional itu cocok sebagai pembinaan atlet karate Kota Medan.
“Kita kecewa dengan batalnya Sister City Cup II itu. Kejadian ini merupakan noda hitam bagi pembinaan karate di Kota Medan,” ujar Achmad Deni, salah seorang perwakilan perguruan pada pertemuan di Medan, Sabtu (18/11).
Pertemuan ini dihadiri 12 perguruan, yakni Goju Ass, KKI, KKNSI, Shiroite, Funakoshi, Kei Shin Kan, ASKI, Porbikawa, Gabdika. Shindoka, Bhudokai, dan Tako. Mereka menilai batalnya Sister City II tahun 2023 sebagai bentuk kegagalan pembinaan karate.
“Kejuaraan Sister City Cup itu merupakan ajang bagi karateka-karateka muda di Kota Medan. Namun karena keegoisan pengurus Forki Medan, atlet-atlet muda tersebut menjadi korban,” tegasnya.
Achmad Deni menambahkan, beberapa perguruan di Kota Medan sebenarnya sudah mempersiapkan atlet mereka menghadapi Sister City tersebut. Namun karena batal digelar, persiapan tersebut menjadi sia-sia.
“Bukan hanya kita, tapi atlet juga banyak kecewa. Kesempatan mereka untuk meraih prestasi terbuang karena sikap para pengurus yang egois,” tambahnya.
Diungkapkan, pelaksanaan Sister City Cup merupakan salah satu bentuk kepedulian Pemko Medan terhadap karate. Sudah jarang daerah bisa menggelar kejuaraan gratis dengan hadiah cukup besar. Namun kali ini, niat baik Pemko Medan ditolak pengurus Forki Medan.
“Kami berharap Pak Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak patah semangat dengan kejadian ini. Kami berharap Pak Wali Kota tetap mendukung karate, karena kami memang masih membutuhkan bantuan Pemko Medan,” harapnya.
Sebelumnya, pengurus Forki Medan membantah keras tudingan tidak mendukung terlaksananya Sister City Cup II 2023. Forki Medan dan Sumut sangat mendukung kejuaraan tersebut digelar. Namun kenyataannya, pihak panitia pelaksana (panpel) kejuaraan ini tidak tunduk dengan mekanisme dan AD/ART Forki yang berlaku.
“Kami tegaskan, Panpel Kejuaraan Sister City sampai detik ini belum pernah berkoordinasi tentang teknis dan persyaratan dalam mengikuti kejuaraan tersebut,” tegas Ketua Forki Medan, Yudi Atmaja.
Dijelaskan Yudi, Panpel dari Disdikbud Kota Medan sudah menyebarkan proposal kejuaraan tanpa adanya konfirmasi terlebih dahulu ke Forki Medan dalam hal ini sebagai induk olahraga karate.
Adapun hal itu sudah dipertanyakan saat audiensi Panpel yang dipimpin langsung Ketua Panpel Erik Sinulingga bersama Ketua Forki Medan, Yudi Atmaja.
“Kita sudah mempertanyakan tentang teknis kegiatan baik itu kelas pertandingan, persyaratan peserta dan sistem pendaftaran yang seyogyanya harus berkoordinasi kepada Forki Medan tapi nyatanya itu tidak ada sama sekali,” jelasnya. (m18/rel)