JAKARTA (Waspada): Thailand memiliki sektor manufaktur yang mapan, khususnya di industri elektronik, peralatan rumah tangga, termasuk AC dan refrigeration machine, dan otomotif.
Sektor ini telah aktif sejak tahun 1980an dan dengan hadirnya perusahaan multinasional asing, menjadikan negara tersebut patut diperhitungkan di kawasan Asia.
Selama bertahun-tahun, Thailand telah berhasil membangun infrastruktur manufaktur yang kuat sesuai standar Asia Tenggara. Tingginya ketergantungan pada pemasok lokal, jaringan, dan ekosistem bisnisnya menjadikan relokasi ke negara-negara terdekat bukan merupakan prioritas bagi beberapa perusahaan.
Lalu, bagimanakah peluang pasarnya serta kemungkinan kerjasama dengan perusahaan perusahaan sejenis di Indonesia? Hal inilah yang akan diungkap dalam event “Thailand Industrial Business Matching”, diselenggarakan Thai Trade Center (TTC) di bawah naungan Department of International Trade Promotion (DITP) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, 02 Mei 2024.
Acara ini menyediakan sarana untuk pertemuan tatap muka antara pengusaha Thailand dan Indonesia untuk menggali potensi dan peluang bisnis.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 19 pengusaha Thailand dari berbagai sektor, khususnya industri elektronik dan peralatan rumah tangga, termasuk AC, refrigeration machine, dan otomotif.
Sementara dari Indonesia, event ini didukung oleh pengusaha dari industri terkait, seperti Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia, Gabungan Perusahaan Industri Elektronik dan Alat-alat Listrik Rumah Tangga Indonesia (GABEL), serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian.
“Lanskap industri Thailand menawarkan banyak peluang untuk ekspansi dan kerja sama. Dengan basis manufaktur yang mapan dan keahliannya, Thailand berusaha untuk menjajaki sinergi dengan rekan bisnis di Indonesia untuk meningkatkan penetrasi pasar dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada,” ujar Mrs Hataichanok Sivara (foto), Direktur Thai Trade Center Jakarta.
Perkuat Aliansi Strategis
Acara ini juga berfungsi sebagai platform untuk memperkuat aliansi strategis, memfasilitasi dialog antara pemimpin industri, dan menjajaki kerjasama yang lebih mendalam tentang dinamika pasar.
Pihak-pihak terkait dari Thailand dan Indonesia akan berkumpul untuk mengeksplorasi peluang kerja sama, menjajaki potensi pasar, dan merancang strategi untuk memanfaatkan kekuatan masing-masing demi pertumbuhan dan keberhasilan bersama.
Perekonomian Thailand dan Industri Konstruksi Sektor konstruksi memainkan peranan penting dalam perekonomian negara karena juga menjadi basis pertumbuhan sektor-sektor lainnya. PDB dari sektor konstruksi telah meningkat selama bertahun-tahun, yang menandakan semakin pentingnya sektor ini.
Hal ini berkontribusi pada perluasan pasar konstruksi komersial dan residensial serta real estate di Thailand. Volume pasar konstruksi Thailand diperkirakan mencapai USD 26,68 miliar pada 2024, dan diperkirakan akan mencapai USD 34,05 miliar pada tahun 2029, tumbuh dengan compounded annual growth rate (CAGR) lebih dari 5% selama periode perkiraan (2024- 2029).
Menurut Mrs Hataichanok Sivara, Direktur Thai Trade Center Jakarta, pertumbuhan industri konstruksi sebagian dipengaruhi oleh permintaan unit hunian. Selain itu, terdapat lebih banyak pembangunan pusat perbelanjaan dan restoran di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Meningkatnya permintaan akan unit tempat tinggal juga menyebabkan peningkatan pasokan kondominium, terutama di Bangkok dan sekitarnya.
Saat ini, pemerintah Thailand bertujuan untuk membentuk beberapa wilayah menjadi zona ekonomi khusus yang berfokus pada pertumbuhan industri. Kebijakan ini berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan konstruksi yang lebih besar di Thailand.(m12)