Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Tekan Angka Prevalensi Stunting, IHWG FKUI Serukan Jaga Kualitas Air Minum

Tekan Angka Prevalensi Stunting, IHWG FKUI Serukan Jaga Kualitas Air Minum
Kegiatan pengabdian masyarakat IHWG bersama FKUIdi Kota Depok, Jawa Barat, terkhusus di wilayah Kelurahan Leuwinanggung. (Ist)

JAKARTA (Waspada):
Indonesian Hydration Working Group (IHWG) bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kota Depok, Jawa Barat, terkhusus di wilayah Kelurahan Leuwinanggung.

Kegiatan ini menekankan pentingnya memperhatikan kualitas air yang minum yang merupakan salah satu faktor penting yang dapat berdampak kepada peningkatan risiko stunting.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Tekan Angka Prevalensi Stunting, IHWG FKUI Serukan Jaga Kualitas Air Minum

IKLAN

Ketua IHWG FKUI Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi, SpGK (K), menjelaskan , saat ini permasalahan hidrasi tidak hanya menekankan masalah kuantitas air minum yang kita konsumsi, tetapi juga bagaimana kualitas air.

Sudah banyak penelitian menyebutkan bahwa air minum yang tercemar dapat menimbulkan permasalahan kesehatan, sehingga penting untuk memastikan apakah sumber air minum yang kita konsumsi sudah aman dan terhindar dari berbagai cemaran.” kata Diana Sunardi, dalam relis yang diterima Kamis (8/7) di Jakarta.

Sementara itu, Dr. dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK (K) Ketua Program Pengabdian Masyarakat IHWG FKUI menjelaskan bahwa air minum yang tercemar bakteri E.Coli atau koliform dapat menyebabkan terjadinya penyakit infeksi seperti diare.

Penyakit infeksi yang terjadi berulang-ulang dan tanpa penanganan yang tepat, dapat menyebabkan anak mengalami kekurangan gizi sehingga pertumbuhan dan perkembangannya menjadi terhambat dan berisiko mengalami stunting.

Berdasarkan Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) Tahun 2020, hanya sebesar 31,3% sumber air minum rumah tangga Indonesia yang tidak tercemar bakteri E.Coli.

Hal ini menandakan bahwa masih banyak sumber air minum di Indonesia yang belum memenuhi syarat air layak minum.

Sebelum memilih sumber air minum, sebagai langkah untuk memastikan kualitas air minum yang aman dan berkualitas menurut Nurul Ratna Mutu Manikam, ada beberapa hal yang penting diperhatikan, diantaranya memastikan sumber air minum yang kita pilih jelas keamanannya dan berjarak minimal 10 meter dari tempat pembuangan kotoran, limbah dan sampah. Kemudian, pastikan air yang akan kita konsumsi tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak mengandung bahan kimia berbahaya serta tidak terkontaminasi bakteri penyebab penyakit seperti E.Coli, dan koliform.

Sejalan dengan hal tersebut, dr. Tria Rosemiarti, Dipl in Nutrition, MKK, Hydration Science Consultant AQUA, sebagai mitra pendukung kebiasaan minum yang baik dan gaya hidup sehat menjelaskan air yang kita konsumsi tentunya harus selalu diperhatikan sumbernya dan bagaimana proses produksinya. Sumber yang baik dan terjaga didukung oleh proses produksi yang terintegrasi dan terjamin kualitasnya akan menjaga 100% kemurnian airnya.

Untuk itu, harus dipastikan sumber air nya berkualitas dan terlindungi serta seluruh prosesnya telah sesuai dengan standar dan regulasi yang telah ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan, (BPOM) dan pemerintah.

Titin Sumarsih, Kepala Kelurahan Leuwinanggung, Kecamatan Tapos, Kota Depok, mengatakan, pihaknya menyambut baik serta berterima kasih atas kedatangan tim IHWG dan FKUI yang telah membagikan pengetahuan mengenai kualitas air minum.

” Kami berharap ibu-ibu kader dapat meneruskan edukasi yang telah didapat dari tim pengabdi kepada masyarakat Leuwinanggung lainnya.”

Kegiatan ini dihadiri para kader PKK, posyandu, posbindu, bunda PAUD dan PEKKA (Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluraga) setempat.

Berdasarkan data penimbangan balita yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Jawa Barat, pada Agustus 2023, prevalensi Balita stunting di Kota Depok berada di angka 3,24 persen (3.283 balita). Data ini merupakan hasil pengukuran kepada 101.331 balita dan laporan dari 38 Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat, (UPTD Puskesmas), se-Kota Depok menggunakan aplikasi e-ppgbm yang sudah divalidasi.

Meskipun tercatat telah mengalami penurunan, tentunya permasalahan stunting di Kota Depok masih menjadi tantangan bersama. Puluhan kelurahan masih mengalami kenaikan kasus stunting jika dibandingkan tahun sebelumnya. (J05)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE