JAKARTA (Waspada): Dalam survei Bank Indonesia [BI] memproyeksikan pada Januari dan April 2024 akan terjadi peningkatan tekanan inflasi. Hal ini diindikasikan oleh indeks ekspektasi harga umum (IEH) Januari dan April 2024 masing-masing sebesar 133,1 dan 137,8.
“IEH ttersebut lebih tinggi dari pada IEH bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 131,2 dan 133,0,” pernyataan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Senin (11/12/2023).
Responden menginformasikan bahwa peningkatan harga IEH April 2024 didorong oleh kenaikan harga. Hal itu seiring dengan periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri pada 2024.
Erwin menjelaskan, kinerja penjualan eceran pada November 2023 diproyeksikan meningkat. Hal tersebut tecermin dari indeks penjualan riil (IPR) November sebesar 209,4 atau tumbuh 2,9 persen secara tahunan.
Menurut survei BI, peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, subkelompok sandang, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
“Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh 0,9 persen secara bulanan yang didorong oleh peningkatan kelompok perengkapan rumah tangga lainnya serta kelompok suku cadang dan aksesori,” ujar Erwin.
Dikatakan, beberapa kelompok tetap tumbuh positif meski melambat antara lain kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau seiring dengan cuaca yang kurang mendukung.
“Pada Oktober 2023, IPR tercatat sebesar 207,5 atau secara tahunan tumbuh 2,4 persen . Peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” jelas Erwin.
Secara bulanan, penjualan eceran meningkat 3,2 persen secara bulanan setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi. Peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut terutama terjadi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, kelompok makanan, minuman, dan tembakau,
Menyusul kelompok bahan bakar kendaraan bermotor didorong oleh permintaan dalam negeri, persiapan hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal, libur akhir tahun, serta kelancaran distribusi. (J03)