JAKARTA (Waspada): Sepanjang tahun 2023 kredit pemilikan rumah (KPR) PT Bank Tabungan Negara/BTN [Persero] Tbk, tumbuh 10,4%, di mana segmen KPR subsidi tumbuh 10,9% menjadi Rp161,74 triliun dan KPR non subsidi menjadi 9,5% menjadi Rp96,17 triliun pada 2023
“Kinerja bisnis yang tumbuh karena banyaknya inisiatif baru di 2023, termasuk kami masuk ke emerging affluence,” kata Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangan paparan Kinerja Bank BTN Tahun 2023 di Jakarta, Senin [12/2/2024].
Pihak akan terus memacu penyaluran kredit dengan prinsip kehati-hatian, hal ini membuat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tetap terjaga dengan baik.
Sepanjangan tahun 2023, BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp333,69 triliun atau naik 11,9%, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp298,28 triliun.
Pertumbuhan di sisi kredit dan pembiayaan ini melampaui pencapaian kredit yang disalurkan industri perbankan nasional sebesar 10,38% pada tahun 2023.
Nixon mengatakan, transformasi bisnis perusahaan secara menyeluruh telah berdampak positif pada berbagai lini kinerja keuangan baik dari sisi laba, penyaluran kredit, perolehan total dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah maupun kenaikan aset.
“Kinerja gemilang perseroan tahun 2023 merupakan momentum untuk terus menggenjot pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan pada tahun ini. Kami optimistis dengan berbagai strategi bisnis yang kami lakukan, kinerja keuangan tahun 2024 akan semakin positif,” ujarnya.
Dikatakan, sepanjang tahun 2023 bank plat merah khusus perumahan ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp3,5 triliun atau tumbuh 15% dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp3,04 triliun.
Kinerja BTN Syariah Melesat
Kinerja gemilang juga ditorehkan oleh Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau BTN Syariah sepanjang tahun 2023. BTN Syariah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp702,3 miliar pada 2023.
“Jumlah tersebut melesat 110,5% dibandingkan perolehan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp333,6 miliar,” ungkap Nixon.
Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh meningkatnya penyaluran pembiayaan BTN Syariah sebesar 17,4% menjadi Rp37,1 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp31,6 triliun.
Peningkatan signifikan juga terjadi pada DPK BTN syariah yang tumbuh pesat sebesar 20,7% menjadi Rp41,8 triliun pada tahun 2023, dari tahun sebelumnya sebesar Rp34,64 triliun.
Kinerja gemilang dari sisi penyaluran pembiayaan dan perolehan DPK tersebut, telah membuat posisi aset BTN syariah mengalami lonjakan sebesar 19,79% menjadi Rp54,3 triliun pada tahun 2023, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp45,3 triliun.
“Kenaikan aset BTN Syariah yang sudah lebih dari Rp50 triliun ini, membuat perseroan memiliki kewajiban untuk melakukan spin off BTN Syariah dan mendirikan BUS yang akan dilaksankan tahun ini,” tegasnya. (J03)