
JAKARTA (Waspada): Bank Indonesia (BI) melaporkan, bahwa sejumlah negara antre ingin bergabung dalam transaksi ke aplikasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Yang sudah antre ke kita itu akan segera dengan Jepang, India, Korea Selatan dan juga nanti mungkin China dan Arab Saudi,” kata Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta di kutip Kamis (24/4/2025).
Pernyataan ini seiring dengan adanya keberatan pihak Amerika Serikat (AS) yang menyinggung aktivitas pembiayaan QRIS yang dinilai menjadi hambatan.
Untuk diketahui, dalam National Trade Estimate (NTE) Report on Foreign Trade Barriers 2025 yang diterbitkan pada 31 Maret 2025, Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) menyebut QRIS dan GPN menghambat perdagangan digital dan elektronik mereka serta berpotensi memengaruhi bisnis perusahaan-perusahaan AS.
Dikatakan, BI akan memperluas penggunaan layanan QRIS ke negara-negara lain sehingga transaksi antarnegara cukup dengan memindai kode QR tanpa perlu mengkonversikan mata uang.
Adapun saat ini QRIS antarnegara (cross border) sudah digunakan di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Dalam waktu dekat, QRIS juga akan bisa digunakan di Jepang, India, dan Korea Selatan.
Seiring dengan perluasan penggunaan QRIS, jumlah pengguna QRIS tumbuh menjadi 56,3 juta pengguna per Kuartal I 2025.
Sedangkan jumlah merchant yang menggunakan QRIS juga bertambah menjadi 38,1 juta merchant, dari jumlah ini mayoritas merupakan UMKM.
“Volume transaksinya sudah mencapai 2,6 miliar transaksi dengan nominalnya itu Rp262,1 triliun,” jelas Fili.
Tidak hanya itu, pada tanggal 14 Maret 2025 lalu, BI juga baru meluncurkan fitur baru yakni QRIS Tap.. QRIS Tap ini digunakan untuk pembayaran berbagai jenis transportasi umum.
Saat ini sistem pembayaran berbasis Near Field Communication (NFC) ini telah digunakan di MRT Jakarta, Transjakarta, Damri, serta beberapa rumah sakit, ritel, dan tempat parkir.
Hingga 16 April 2025, QRIS Tap telah digunakan oleh 20,8 juta pengguna dan 1,44 merchant. Dengan volume transaksi sebanyak 42,9 juta dan nominalnya mencapai Rp 3,24 miliar.
“Kan ini memang bertahap ya, nantinya kita akan terus kembangkan untuk seluruh moda transportasi, baik Damri, MRT, LRT, dan juga KRL,” terang Fili. (J03)