Saatnya Indonesia Jadi Pemain Utama Industri Film Global

  • Bagikan
Saatnya Indonesia Jadi Pemain Utama Industri Film Global
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon perluas jangkauan film Indonesia ke pasar global di Hong Kong International Film & TV Market (FILMART) 2025, Kamis (18/3). Waspada/Kemenbud

JAKARTA (Waspada) : Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, perluas jangkauan film Indonesia ke pasar global dengan melakukan pertemuan strategis dengan para pemangku kepentingan perfilman dunia di Hong Kong International Film & TV Market (FILMART) 2025.

Di tengah perkembangan pesat industry film global, pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jaringan distribusi film Indonesia, membangun skema produksi bersama lintas negara, serta memperkuat posisi Indonesia dalam aliansi industri film Asia.

“Sebagai negara dengan ekosistem film yang semakin berkembang dan produksi film yang kian meningkat, Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun kolaborasi yang lebih strategis dengan jaringan perfilman internasional,” ungkap Fadli Zon dalam pertemuan dengan Asian Film Alliance Network (AFAN), Red Sea International Film Festival Arab Saudi, dan FINAS Malaysia, di Hong Kong International Film & TV Market (FILMART) 2025, Kamis (18/3).

Fadli menekankan pentingnya film sebagai instrumen diplomasi budaya dan cermin identitas bangsa di panggung dunia.

Berdiskusi dengan jaringan film se-Asia, Asian Film Alliance Network (AFAN) yang dihadiri oleh perwakilan dari lembaga perfilman Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, dan Malaysia, Fadli menekankan pentingnya membangun solidaritas industry film di Asia.

Sebagai platform kolaboratif, AFAN yang didirikan tahun 2023 ini secara rutin menggelar pertemuan tahunan di festival film Cannes dan Busan untuk membahas kebijakan, program, serta tantangan yang dihadapi perfilman di kawasan. Fadli menyoroti bahwa negara-negara Asia memiliki potensi besar, namun sering kali tidak terkoordinasi dengan baik.

“Dengan semakin ketatnya persaingan global, kita perlu memperkuat sinergi dalam produksi, distribusi, penguatan kapasitas dan regulasi, agar film Asia dapat memiliki posisi lebih kuat di
pasar dunia. Indonesia siap mendukung kolaborasi dan sinergi di kawasan, berkontribusi dalam mempercepat ekosistem film Asia agar lebih kompetitif di tingkat global,” ujar Fadli.

Diskusi juga menyoroti perlunya blok industri film Asia untuk memperkuat daya tawar terhadap distributor global, dan memastikan film-film Asia mendapat ruang lebih besar di berbagai festival dan penghargaan internasional. Sejalan dengan itu, beberapa negara anggota AFAN, seperti Korea dan Thailand, menyatakan minat untuk memperluas kerja sama dengan Indonesia. Thailand telah mengalokasikan 6 juta USD untuk produksi film bersama negaranegara mitra, sementara Korea melihat Indonesia sebagai salah satu pasar potensial terbesar di Asia.

“Film adalah salah satu produk budaya paling penting. Jika kita bisa bersatu sebagai satu blok industri film Asia, kita bisa mengembangkan industri ini lebih cepat dan lebih kuat. Indonesia siap berkontribusi untuk mempercepat ekosistem perfilman Asia,” tegas Fadli.

Peluang besar bagi perfilman Indonesia juga terbuka di berbagai wilayah dunia, termasuk Timur Tengah.

Dalam diskusi bersama Holly Daniel, Direktur Red Sea Souk, Fadli menyoroti pentingnya hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi dalam industri perfilman. Red Sea Souk, yang merupakan bagian dari Red Sea International Film Festival, telah berkembang pesat dalam lima tahun terakhir dan mulai menjadi pusat perkembangan industri film di kawasan Timur Tengah. Tahun 2025-2026, Red Sea Souk akan menjadikan Asia sebagai fokus utama, memberikan peluang besar bagi film-film Indonesia untuk masuk ke pasar Timur Tengah.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, Fadli menekankan bahwa Indonesia memiliki banyak narasi kolektif yang bisa menarik perhatian pasar Arab Saudi, yang saat ini juga semakin terbuka terhadap karya-karya dari berbagai negara termasuk Indonesia. Tren film horor yang rupanya digemari oleh penonton Arab Saudi juga membuka peluang besar bagi sineas Indonesia, yang dikenal dengan produksi horor berkualitas.

“Kita memiliki begitu banyak cerita yang bisa diproduksi dan didistribusikan di kawasan ini. Apalagi, hubungan historis dan bilateral kita dengan Arab Saudi sudah sangat kuat. Ini peluang yang tidak boleh kita lewatkan,” ujar Fadli.

Berdiskusi dengan Datuk Azmir Saifuddin, CEO Badan Pengembangan Film Nasional (FINAS) Malaysia, Fadli juga menyoroti distribusi film Indonesia di Malaysia yang terus berkembang. Keduanya juga sepakat memperkuat skema produksi bersama sebagai strategi utama untuk memperkuat industri film di ASEAN.

Menteri Kebudayaan juga menekankan
bahwa film historis dan budaya Melayu harus menjadi prioritas bersama. “Generasi mendatang harus tetap mengenal sejarah dan budaya Melayu. Film adalah medium yang kuat
untuk menjaga dan menghidupkan kembali warisan budaya ini, sekaligus mempererat hubungan kedua negara,” ujarnya.

Dengan berbagai peluang yang terbuka dari Hong Kong FILMART 2025, Indonesia tidak hanya memperkuat posisinya di industri film global, tetapi juga semakin diakui sebagai mitra
strategis dalam produksi dan distribusi film di Asia. Fadli menegaskan bahwa kerja sama internasional harus terus diperluas, menjadikan Indonesia bukan hanya pasar bagi film dunia, tetapi juga pusat kreatif yang melahirkan karya-karya berkualitas dan berdaya saing global.

“Saatnya Indonesia mengambil peran lebih besar dalam industri film internasional. Kita memiliki cerita, talenta, dan kapasitas produksi yang tidak kalah dengan negara lain. Dengan
strategi yang tepat dan kerja sama yang solid, Indonesia bisa menjadi kekuatan utama dalam perfilman Asia dan dunia,” kata Fadli. (j01)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Saatnya Indonesia Jadi Pemain Utama Industri Film Global

Saatnya Indonesia Jadi Pemain Utama Industri Film Global

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *