JAKARTA (Waspada): Program penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa daerah akan terus dilaksanakan. Hal itu sebagai bagian dari upaya Penguatan Moderasi Beragama (MB).
“Salah satu indikator penting dalam MB adalah apresiasi terhadap budaya dan kearifan lokal. Orang-orang sering mengatakannya from local to global, dari bahasa daerah kita bawa ke dunia,” ujar Kepala Badan Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan (Kabalitbang Diklat) Kementerian Agama, Suyitno di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Ditambahkan Prof Amin, Program penerjemahan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkaya khazanah budaya lokal, tetapi juga untuk mengukuhkan nilai-nilai moderasi beragama di tengah masyarakat yang majemuk.
“Dengan demikian, diharapkan akan tercipta harmoni sosial yang lebih kuat dan saling menghormati di antara berbagai komunitas yang ada di Indonesia,” imbuhnya.
Salah satu terjemahan bahasa daerah yang hampir kelar adalah penerjemahan Al-Qur’an Bahasa Betawi. Saat proses pembahasan, Suyinto menyebut penerjemahan telah menyelesaikan 15 juz Al-Qur’an dalam Bahasa Betawi dalam waktu empat bulan. Hal ini merupakan langkah penting pemerintah dalam melestarikan budaya lokal melalui pendekatan keagamaan.
Suyitno menekankan bahwa Bahasa Betawi adalah bahasa yang familiar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, penggunaan bahasa yang tepat dan sesuai sangat penting untuk memastikan tidak terjadi kesalahan saat diterbitkan.
“Selain melibatkan ahli bahasa lokal, penerjemahan Al-Qur’an juga perlu memperhatikan sisi penafsiran. Tidak sekadar menerjemahkan, tetapi harus melibatkan ahli tafsir,” ujarnya.
Program penerjemahan Al Quran ke dalam berbagai bahasa daerah ini merupakan kerja Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO). Dalam kegiatan pembahasan Penerjemahan Al-Qur’an Bahasa Betawi, dipastikan bahwa hasil penerjemahan sudah sesuai dengan kaidah bahasa dan tradisi lisan masyarakat Betawi.
Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Moh. Isom mengimbau agar tim penerjemahan Al-Qur’an Bahasa Betawi harus berupaya memilih diksi yang tepat supaya terhindar dari kesalahan.
“Pembahasan ini menjadi sangat penting agar dapat menghasilkan penerjemahan yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Isom di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Isom menguraikan pemilihan bahasa Betawi sebagai terjemahanan Al-Qur’an didasari oleh tiga hal. Pertama, bahasa Betawi termasuk dalam bahsa daerah di Indonesia yang paling banyak jumlah penuturnya.
“Terdapat hampir 5 juta penutur bahasa Betawi. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa tersebut komunikatif, asik, dan dinamis. Masyarakat penuturnya bukan hanya di Jakarta, tetapi meluas sampai ke Bekasi, Depok, Karawang dan Tangerang,” paparnya.
Kedua, lanjut Isom, banyak kosakata bahasa Betawi yang terancam punah bahkan sudah menghilang dan tidak dikenal lagi oleh generasi kekinian.
“Beberapa faktor penyebabnya antara lain tergusurnya kampung-kampung Betawi di Jakarta, arus modernisasi yang menggerus bahasa lokal. Selain itu, adanya perkawinan lintas etnis yang memungkinkan keluarga tidak lagi menggunakan bahasa daerahnya,”
Faktor ketiga, karena sebagian besar etnis Betawi beragama Islam dan kitab sucinya Al-Qur’an. Jika Al-Qur’an diterjemahkan dengan menggunakan bahasa Betawi, maka diharapkan masyarakat Betawi lebih mudah memahami isinya sehingga mendorong untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Isom, penerjemahan Al-Qur’an bahasa Betawi akan diselesaikan selama 2 tahun. Hasil penerjemahan yang sudah divalidasi, akan ditashih di Lembaga Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama.
“Setelah ditashih, maka terjemahan Al-Qur’an Bahasa Beawi dan dikembangkan dalam platform digital yang dapat diakses melalui Android, IOS dan Ms. Word,” pungkasnya.
Selain dihadiri Kabalitbang Diklat, pada pembahasan hadir juga Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Saepudin Jahar, Kepala Biro Dikmental Provinsi DKI Jakarta, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Ketua Pusat Studi Betawi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi, serta peserta dari Puslitbang LKKMO.(J02)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.