JAKARTA (Waspada): Besarnya potensi ekonomi industri halal, sangat terbuka lebar. Menilik data perdagangan produk halal yang ada, menunjukkan bahwa Indonesia mencatatkan ekspor produk halal senilai USD 41,42 miliar, atau setara Rp673,90 triliun, untuk periode Januari–Oktober 2024.
Pada periode yang sama, surplus neraca perdagangan produk halal Indonesia mencapai USD 29,09 miliar.
“Ekspor produk halal dapat mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen sebagaimana dicanangkan oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto,” ujar Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Ahmad Haikal Hasan saat menggelar kegiatan Bincang Bareng bersama para ulama dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah, Jumat (10/1/2025).
Dikatakan Haikal, jika menilik kinerja ekspor produk halal per sektor periode Januari hingga Oktober 2024, sektor makanan olahan mendominasi nilai ekspor yang sebesar USD 33,61 miliar, diikuti pakaian muslim USD 6,83 miliar, farmasi USD 612,1 juta, dan kosmetik USD 362,83 juta.
“Dalam konteks ini kita harus apresiasi kolaborasi para pemangku kepentingan dalam mendorong kinerja ekspor produk halal Indonesia. Tetapi ini bukan hasil akhir, melainkan awal di mana kita harus terus berupaya meningkatkan produktivitas industry halal untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen produk halal terbesar dunia,” ujar Haikal.
Sementara, lanjut Haikal, potensi perdagangan produk halal global terus meningkat ditandai data SGIE Report yang menunjukkan bahwa angka belanja masyarakat muslim global diproyeksikan akan terus meningkat. Dan itu menunjukkan potensi besar pengembangan ekonomi syariah dunia.
“Oleh karena itulah, edukasi dan literasi halal seperti ini perlu kita tingkatkan bersama-sama dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk para ulama, asatidz, dan tokoh masyarakat di seluruh Indonesia.” lanjut Haikal menegaskan.
Senada dengan Haikal, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat, memaparkan data yang meng-capture besarnya potensi industri dan perdagangan produk halal. Dikatakannya, spending atau angka belanja masyarakat muslim global diproyeksikan akan terus meningkat, dan itu menunjukkan potensi besar pengembangan ekonomi syariah dunia. Pengeluaran konsumen muslim global adalah sebesar US$2,29 triliun di enam sektor ekonomi riil (2022) dan diproyeksikan mencapai US$3,1 triliun pada tahun 2027.”
“Perkembangan ke 6 sektor rill itu didukung oleh sektor keuangan syariah sebagai enabler yang pada 2021/2022 asetnya mencapai US$3,9 triliun, diproyeksikan meningkat hingga US$5,9 triliun pada 2025/2026.” kata Sutan.
“Dalam lima besar negara eksportir makanan halal terbesar ke negara OKI, justru didominasi oleh negara sepak bola (Brazil). Di sisi lain, Indonesia merupakan negara nomor satu sebagai pasar bagi makanan dan minuman halal terbesar di dunia.” lanjutnya menjelaskan.
Dalam kesempatan itu, sejumlah ulama dan perwakilan ormas juga diberikan kesempatan untuk memberikan masukan, usulan dan saran terbaik dalam upaya bersama untuk mendorong edukasi sertifikasi halal dan literasi ekonomi halal kepada masyarakat. Mereka juga memberikan dukungan terhadap program pemerintah mandatory sertifikasi halal yang dilaksanakan melalui BPJPH.
“Kita perlu menyampaikan pentingnya halal tidak hanya makanan minuman tapi juga juga obat-obatan, kosmetik, barang gunaan dan sebagainya, sehingga apa yang kita konsumsi betul-betul sudah terjamin (bersertifikat) halal. Atas acara ini kita ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan semoga ke depannya betul-betul efektif untuk memperkenalkan edukasi halal kepada masyarakat.” ungkap KH Hasan Bisri, Pengurus Majelis Keluarga Indonesia dan Ketua Asosiasi Rukyah Syari Indonesia.
“Insya Allah kami para ulama, ustadz dan Ormas Islam akan turut membantu BPJPH dalam rangka sosialisasi sertifikasi halal sampai ke lapisan masyarakat dibawah,” kata Ustadz Buchori menambahkan.
“Di acara bersama ini kita gali bersama apa sih perjalanan halal di Indonesia? Dan ternyata begitu banyak hal-hal yang kita ambil potensinya, baik melalui P3H, LPH, dan sebagainya.” ungkap KH Tatang Tajuddin pengasuh Ponpes Ar Rofi’iyah Cileungsi Bogor dan Presiden ormas Republik Dakwah.
“Saya senang sekali untuk mensosialisasikan tentang pentingnya (produk) yang halal, sebab doa dan keberkahan dunia akhirat kita sangat berkaitan dengan yang halal. Karena saya senang sekali dengan program yang dijalankan oleh Badan Halal Babe Haikal dan untuk mensosialisasikan program sertifikasi halal yang targetnya masih sangat jauh ini.” kata KH Mujib Buchori Ketua Umum Majelis Muballigh Indonesia.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.