Menu
Pusat Berita dan Informasi Kota Medan, Sumatera Utara, Aceh dan Nasional

Perang Rusia vs Ukraina Tambah Beban Perekonomian Dunia

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa konflik Rusia dengan Ukraina menambah beban perekonomian global untuk dapat pulih, setelah terlebih dahulu terpukul oleh pandemi Covid-19. 

“Akibat perang itu, upaya pemulihan ekonomi harus bertambah hingga dua bahkan tiga kali lipat,” tegas Sri Mulyani dalam gelaran seminar Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, and MSMEs to Promote Inclusive Growth, Rabu malam (11/5). 

Seminar yang menjadi bagian dari rangkaian pertemuan G20 itu membahas kondisi perekonomian dunia yang membawa dampak pada posisi wanita, anak muda dan sektor UMKM.  

Menurutnya, pandemi Covid-19 menambah kompleksitas masalah perekonomian global, setelah adanya tantangan dari dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China pada 2019. Pemulihan ekonomi dunia pun berada dalam kondisi yang rentan.

“Setelah perang dagang Amerika dengan Cina, kemudian krisis pandemi Covid-19 dan ditambah lagi konflik geopilitik Rusia versus (vs) Ukraina, ini menciptakan tantangan yang lebih berat bagi pemulihan ” ungkap Sri Mulyani. 

Dia menyebut bahwa pemulihan ekonomi saat ini membutuhkan usaha yang sangat besar, tak cukup dengan langkah biasa. Upaya pemulihan ekonomi pun memerlukan langkah bersama secara globa, di antaranya melalui forum ekonomi seperti G20.

“Oleh karena itu, presidensi G20 Indonesia berupaya agar tercapai recover together, recover stronger, sehingga usaha kita harus menjadi double, atau bahkan triple,” katanya.

Menurutnya, dalam kondisi yang sulit ini seluruh negara harus dapat memastikan kelompok masyarakat paling rentan dan paling tidak terjangkau dalam layanan keuangan mampu bangkit dari tekanan ekonomi. 

Sri Mulyani memandang bahwa kelompok itu terdiri dari para perempuan, anak muda, serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa salah satu pemulihan ekonomi bagi sektor UMKM adalah inisiatif digitalisasi. Platform digital di nilai efektif dalam membantu UMKM untuk memulihkan bisnis mereka. 

“Digitalisasi selain meningkatkan akses pasar, juga meningkatkan inklusi keuangan, khususnya melalui pemanfaatan keuangan digital,” katanya yang turut hadir. 

Perry menyampaikan, BI konsisten mengimplementasikan inisiatif pengembangan UMKM berdasarkan tiga pilar kebijakan, di antaranya korporatisasi, pengembangan kapasitas, dan perluasan akses fasilitas pembiayaan.

“Di luar itu, BI juga mendorong dan mempromosikan UMKM melalui transformasi digital yang komprehensif dan inklusif yang dilakukan di sepanjang value chain untuk mendukung terciptanya ekosistem digital yang terintegrasi,” jelasnya. 

Inisiatif digitalisasi UMKM tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, memperluas akses pasar dalam skala nasional dan global, serta mempermudah akses pembiayaan bagi UMKM.

Dari sisi permintaan, BI mendorong kapasitas dan daya saing UMKM, serta mendorong pemanfaatan digitalisasi yang lebih besar melalui proses bisnis UMKM.

Sedangkan dari sisi pasokan, BI menyiapkan infrastruktur untuk memfasilitasi UMKM dalam transformasi digital, salah satunya melalui penerapan QR core Indonesia Standard (QRIS). 

“Data kami per 18 maret 2022, sudah tercapai 16,1 juta merchant QR yang terdaftar, 89 persen di antaranya adalah UMKM,” jelasnya. (J03) 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *