Nusantara

Pembukaan P20, Puan Ingatkan Tantangan Global Harus Dihadapi Bersama

Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan tantangan global harus dihadapi secara bersama. Untuk itu pentingnya kerja sama global .

“Dalam menghadapi gejolak dan tantangan global kedepan, tidak ada satu negara yang mampu menghadapinya sendirian. Setiap negara membutuhkan kerja sama dengan negara lainnya,” tegasnya pada pembukaan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) sembari mengucapkan selamat datang kepada para peserta P20 di Gedung DPR RI.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Gelaran P20 merupakan rangkaian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/10/2022). Sejumlah pimpinan lembaga tinggi negara juga turut hadir.

Sebagaimana dikutip dari relis yang diterima, Puan mengatakan merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia, dapat menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) tahun 2022. Menurutnya, penyelenggaraan P20 bertujuan untuk menggalang kerjasama Parlemen dalam mendukung agenda dan implementasi kesepakatan G20. Khususnya, dalam kerangka pemulihan global, pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan 2030, dan mengatasi berbagai tantangan global lainnya.

“Kita bertemu pada momen di mana dunia baru saja menghadapi pandemi Covid-19 dan setiap negara sedang menjalankan pemulihan sosial dan ekonomi dari dampak pandemi tersebut,” ucapnya.

Puan mengingatkan, kondisi perekonomian global saat ini menempatkan setiap negara berada dalam kerentanan yang tinggi ditandai dengan lonjakan inflasi, respons kebijakan moneter, perlambatan ekonomi, konflik geopolitik, serta meluasnya stagflasi. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2023.

“Di samping itu, kita juga masih memiliki sejumlah agenda global untuk direspon melalui kerja-kerja nyata, antara lain isu-isu yang berkaitan dangan climate change, lingkungan hidup, ekonomi hijau, ketahanan pangan dan energy, serta kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” tutur Puan.

Ketua DPR RI ini mengatakan, pertemuan P20 sangat strategis karena G20 menguasai 85 persen ekonomi dunia dan memiliki 65 persen penduduk dunia. Sehingga, aksi konkrit G20 akan membawa dampak dan manfaat nyata, tidak hanya untuk G20 tapi juga untuk dunia.

Puan menyebut, masalah lokal dapat dengan mudah berkembang menjadi krisis global yang bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari rakyat di berbagai negara. Oleh karena itu, setiap negara harus selalu memperhitungkan kemungkinan terjadinya krisis global dalam setiap pembuatan kebijakan di dalam negeri.

“Jelaslah bahwa saat ini segala masalah dunia kita saling berhubungan. Sehingga diperlukan respon bersama yang melibatkan berbagai kalangan dan prespektif,” sebut Puan.

Puan menilai diperlukan kerja bersama, kolaborasi, gotong royong antar negara berupa kerjasama internasional, gotong royong antar pihak yang melibatkan berbagai stakeholders, dan gotong royong antar bidang, melalui pendekatan multi sektor yang melibatkan solusi keamanan, politik, ekonomi, sosial.

“Setiap negara memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam menghadapi resiko ancaman krisis. Melalui kerja bersama, kolaborasi, dan gotong royong antar negara, diharapkan dapat meningkatkan daya respons setiap negara untuk menanggulangi permasalahan global,” ungkap Puan.

“Hal ini dapat kita lakukan hanya bila kita memperlakukan Sidang Forum P20 ini dengan komitmen yang kuat, untuk menyelamatkan nasib dunia yang ditentukan oleh keputusan- keputusan yang akan kita diambil,” sambungnya.

Puan mengatakan, masyarakat di seluruh negara memiliki harapan besar agar P20 berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai gejolak dan tantangan global yang melanda dunia. P20 sendiri mengambil tema ‘Stronger Parliament for Sustainable Recovery’ yang sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia ‘Recover Together, Recover Stronger’.

“Kekuatan parlemen, P20, adalah mewakili suara rakyat global. P20 memberikan legitimasi atas upaya Pemerintah, dalam menjalankan komitmen kebijakan luar negeri, pemulihan pascapandemi dan merespons tantangan global,” jelas Puan.

Puan kembali menyuarakan semangat dan prinsip ‘no one left behind’ untuk kemajuan bersama. Menurutnya, budaya damai dan toleran (culture of peace and tolerance) semakin diperlukan dalam memperkuat interaksi antar bangsa dan negara.

“Kerja bersama antar parlemen dapat berperan penting untuk menyebarkan budaya damai dan toleran, yang semakin diperlukan dalam menghadapi ketegangan geopolitik saat ini. Dialog dan diplomasi dalam penyelesaian berbagai masalah global, menjadi protokol yang utama dalam setiap kerja bersama antar negara,” papar Puan.

Cucu Proklamator RI Bung Karno itu menyatakan, kesiapan Indonesia untuk berkolaborasi dengan dunia global dalam mengartikulasikan dunia yang penuh harapan baru, dapat ditunjukan dengan politik pembangunan nasional yang inklusif. Kemudian pembangunan yang mengutamakan kehadiran negara dalam melindungi rakyat secara ekonomi dan sosial, serta berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.

Puan pun meyakini pertemuan P20 akan mampu menghasilkan rumusan yang tepat dan dapat diimplementasikan (implementable) dalam mendukung kesepakatan G20. Khususnya dalam kerangka pemulihan global, pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, dan mengatasi berbagai tantangan global.

Dalam pembukaan P20, Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU) Duarte Pacheco ikut memberi sambutan. Sementara itu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyampaikan pesan melalui video.

Seluruh pimpinan parlemen negara G20 hadir dalam forum internasional bergengsi ini. Di antaranya Ketua Dewan Rakyat Inggris Sir Lindsay Harvey Hoyle, Chairman of Foreign Affairs Committee House of Representatives Amerika Serikat Gregory Meeks, Ketua Majelis Tinggi Parlemen Rusia Valentina Matviyenko dan Ketua Parlemen Ukraina Olena Kondratiuk.

Kemudian ada juga Ketua Dewan Federal Nasional Uni Emirat Arab Saqr Ghobash, Ketua DPR Australia Milton Dick, Wakil Ketua Komite Tetap National People’s Congress Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Zhu Chen, serta Deputy Speaker of the National Assembly Korea Kim Young Joo. (rel/J05/J04)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE