JAKARTA (Waspada): Danau Toba yang merupakan salah satu danau terbesar di dunia yang terjadi akibat letusan supervulkanik yang sangat dahsyat pada puluhan ribu tahun lalu.
Disamping sektor pariwisata,
kawasan Danau Toba yang dikelilingi tujuh kabupaten yakni, Tapanuli Utara, Toba, Humbang Hasundutan, Simalungun, Samosir, Karo dan Dairi, juga memiliki potensi yang sangat besar di sektor pertanian dan peternakan.
Meskipun memiliki keindahan alam dan sejarah geologis yang unik, pengembangan potensi yang ada di kawasan tujuh pemerintahan kabupaten yakni, Kabupaten Toba, Samosir, Karo, Tapanuli Utara, Simalungun, Humbanghasundutan, dan Dairi, dinilai masih belum optimal.
Sebagai daerah tujuan wisata, tingkat kunjungan wisata ke kawasan ini belum singnifikan. Demikian juga pengembamgan sektor pertanian dan peternakan.
Nimrot Sihombing salah seorang anak rantau di Jakarta, mengajak peran serta aktif para anak rantau untuk memajukan pariwisata, pertanian dan peternakan di kawaaan ini.
” Ayo kita ajak keluarga berwisata ke Danau Toba dan berinvestasi mengembangkan pertanian dan peternakan ,” ujar Nimrot Sihombing saat menyampaikan testimoninya pada acara rapat paripurna
Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT), Kamis (24/4/2025) di Jakarta, sebagai tahapan menjelang pelaksanaaan Musyawarah Nasional (Munas) 1 KMDT.
Menurut Nimrot Sihombing, KMDT dengan aksi nyata akan memiliki peran yang signifkan untuk kawasan Danau Toba, dengan mengajak para perantau ikut memajukan pariwisata Danau Toba .
Demikian juga peran KMDT dengan mengajak perantau mengembangkan pertanian dan peternakan di kawasan.
Nimrot Sihombing menambahkan, andaikan dari semua yang hadir di sini (di rapat paripurna KMDT) membawa dulu anak anak kita ke Danau Toba, tentu sudah merupakan langkah yang positif memajukan pariwisata.
Apalagi di kawasan ini bukan hanya keindahan Danau Toba, tapi juga ada destinasi wisata budaya, rohani, dan pertanian.
Dari hal kecil saja dulu.
Pernahkan anak – anak kita itu berwisata ke Danau Toba?
Seandainya kepada anak – anak kita kasih pilihan, mana lebih suka wisata ke Danau Toba daripada ke Bali. Pasti jawabanya lebih suka ke Bali. Saya yakin itu, ujar pengusaha Lapo Codian Jakarta ini.
Pada sektor pertanian, dan peternakan, sebagai putra daerah, Nimrot Sihombing sudah memulainya beberapa tahun lalu.
Bahkan di forum ini, Nimrot menghadirkan anak sulungnya yang dia sebut sebagai mitra kerjanya sendiri, dalam mengembangkan peternakan dan pertaniannya di Tapanuli Utara.
” Kenapa saya bilang mitra kerja, sebab dia bukan berpendidikan formal bidang pertabian, tapi dia mau tinggal di Bona Pasogit untuk berkarya dan saat ini mampu membuatkan pupuk minimun 100 kg dalam waktu 6 bulan,” ujarnya.
Sebagai pelaku langsung di bidang pertanian dan peternakan, Nimrot mengaku masih banyak kendala yang dihadapi dan KMDT sebagai wadah perlu lebih intensif membahas hal ini.
” Kita harus mulai berkonsep di sektor industri. Sangat banyak potensi -potensi yang bisa dikerjakan di kawasan Danau Toba, ujarnya.
Nimrot pun mengungkapkan dia selalu menyampaikan kepada Ketua KMDT untuk menggalang para perantau yang jadi pengusaha untuk berani berinvestansi ke kawasan Danau Toba.
” kenapa orang sana bisa bikin istilah ‘ Sembilan Naga’, kenapa kita tidak tak bisa bikin ‘Dua belas Toba’. Iya kan dan itulah mimpi saya masuuk ke KMDT ini ungkapnya.
Menurut Nimrot Sihombing, dengan kehadiran KMDT banyak mimpi yang bisa diwujudkan.
Nimrot berharap pada Munas mendatang KMDT juga merumuskan role model yang baik untuk diterapkan di kawasan Danau Toba.
” Dari kita untuk kita sudah bisa memulainya dulu,” tukas Nimrot Sihombing. (J05)