Menu
Pusat Berita dan Informasi Kota Medan, Sumatera Utara, Aceh dan Nasional

Mengapa Kemiskinan Ekstrim Sulit Ditangani, Ini Jawaban Menko PMK

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Meskipun saat ini kemiskinan ekstrem di Indonesia sudah mencapai 9 persen, namun pengentasannya justru semakin sulit. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengibaratkannya seperti nasi liwet, maka keraknya harus didatangi satu-satu.

“Makin sedikit yang miskin bukan semakin mudah, justru semakin sulit untuk dihilangkan. Ibarat nasi liwet, ini adalah keraknya yang harus didatangi satu-satu,” ujar Muhadjir saat mengunjungi salah satu wilayah yang merupakan kantong kemiskinan ekstrem di Kabupaten Malang, Jawa Timur,  tepatnya di Desa Wajak, Kecamatan Wajak, Sabtu (19/3).

Didampingi Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Menko PMK  dalam kunjungannya menemukan beberapa masalah kemiskinan ekstrem yang terjadi di sana, seperti banyaknya kondisi rumah yang tidak layak huni dan masih ada beberapa warga yang belum mendapat bansos.

“Tadi kita sudah lihat contoh konkret dengan berbagai permasalahan. Ada yang satu rumah tidak sampai 3×3 meter diisi oleh 7 orang, ada juga yang belum daftar BPJS padahal pemerintah sudah menyediakan gratis untuk warga miskin,”imbuhnya.

Muhadjir lantas  menginstruksikan kepala desa dan camat untuk lebih rajin mendatangi warganya yang miskin ekstrem untuk didata.
Hal ini bertujuan agar warga bisa mendapatkan bansos dan layanan kesehatan dari pemerintah.

Karena lingkungan di sekitar Desa Wajak dirasa kumuh padahal Desa Wajak merupakan ibukota kecamatan, maka Muhadjir berkoordinasi dengan Menteri PUPR untuk melaksanakan program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) di Desa Wajak.

“Wajak ini ibukota kecamatan tapi kumuh sekali. Saya akan minta bantuan Kementerian PUPR dalam anggaran untuk dibantu program KOTAKU,” tambahnya.

Berdasarkan laporan data dari Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, dari total penduduk 16.123 jiwa, data salur bansos di Desa wajak pada Program Sembako sebanyak 1.071 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang sudah terdata. Sementara untuk Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) sebanyak 143 KPM dan Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 331 KPM.

Pada saat mengunjungi desa Wajak, Menko PMK juga turut membagikan paket bansos berisi sembako dari PMK Peduli sebanyak 40 paket sembako, dari Baznas Kabupaten Malang 40 sembako, dan Rumah Zakat Kota Malang 100 kaleng kornet sebagai wujud kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan.

Akan tetapi, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengutarakan bahwa mengentaskan kemiskinan ekstrem bukan hanya tugas Kemenko PMK, melainkan adalah tugas bersama.

“Tahun 2024 presiden menargetkan 0 (nol) persen untuk miskin ekstrem. Maka dari itu kita harus kerja habis-habisan untuk turun ke lapangan langsung, jangan gengsi, jangan jaga image, dan jangan cari pencitraan. Kita harus kerja tulus,” tutupnya. (J02)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *