JAKARTA (Waspada): Anggota Komisi VI DPR RI Rudi Hartono Bangun menyoroti soal pemeliharan dan perawatan mesin-mesin Pesawat Garuda Indonesia serta jenis-jenis pesawat.
Pasalnya, ada kejadian pesawat Garuda Indonesia GA 607 yang take off dari Manado dengan tujuan Jakarta, mendarat darurat kembali di Bandara Samrat Manado pada pukul 09.28 WITA.
“Saya minta penjelasan soal kejadian ini dan apakah pesawat-pesawat tersebut tidak mendapatkan dana perawatan? Pada hal Garuda sudah dapat dana Penyertaan Modal Negara (PMN),” ujar Rudi Hartono Bangun dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, di Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Lebih jauh wakik rakyat dari daerah pemilihan Sumatra Utara III ini mempertanyakan mekanisme dan rutinitas pemeliharan mesin pesawat secara berkala dan perawatan bodi luar – dalam pesawat.
Politisi yang selalu vokal mengkritisi kekurangan mitra mitra kerjanya di Komisi VI DPR ini, menilai masalah ini sangat penting sebab terkait dengan keselamatan dan kanyamanan penumpang.
“Makanya, kita ingin tahu, jenis-jenis pesawat Garuda dan tahun produksinya. Semakin muda itu pesawat, kita semakin yakin menaikinya,” tukas Rudi Hartono Bangun.
Legislator dari Fraksi Nasdem ini juga mengkritisi soal penetapan tarif pesawat Garuda untuk penerbangan domestik dan luar negeri.
“Penetapan tarif itu menggunakan standar dari mana? Karena kalau dibandingkan dengan Batik Air, Lion Air dan Air Asia, sangat jauh disparitasnya, tentu perlu dijelaskan,” cerca Rudi Hartono Bangun.
Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan saat ini, Garuda Indonesia memiliki 53 armada dan akan menambah lima armada baru tahun ini.
Irfan mengatakan, jenis pesawat yang akan masuk tersebut adalah Boeng 737-800. Sementara, terdapat 7 pesawat yang masih harus diisirahatkan atau grounded. “Sekarang tinggal sedikit kok (pesawat yang di-grounded) 7,” tukas nya. (J05)