JAKARTA (Waspada): Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada bulan Mei 2024 kredi tumbuh double digit sebesar 12,15% (year-on-year/yoy) menjadi Rp 7.376 triliun, dengan kualitas rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) bruto 2,34% dan NPL neto 0,79%.
“Tren penyaluran kredit yang bagus ini menunjukan kinerja perbankan yang dalam kondisi baik,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae saat melaporkan hasil bulanan di Jakarta, kemarin sore.
Sejalan dengan itu, sambungnya, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh positif sebesar 8,63% (yoy) menjadi Rp 8.699 triliun. Adapun giro menjadi kontributor tersebar sebesar 15,53% yoy.
Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi likuiditas nasional tergolong baik seiring kebijakan high for longer Bank Sentral AS The Fed.
Adapun NPL bruto UMKM masih stabil di 4,27% dari bulan sebelumnya 4,26%. Hal ini sejalan dengan kredit berisiko (LAR) UMKM turun jadi 13,83% di bulan April dari tahun sebelumnya 17,63%.
Dian menambahkan, per Mei 2024 rasio kecukupan modal (CAR) masih relatif tinggi yaitu 26,22% sementara April lalu berada di angka 25,97%. Selain itu, tingkat Return on Assets (ROA) atau pengembalian aset pada Mei berada di angka 2,25%.
“Angka ini turun dari posisi April lalu yakni 2,51%. Untuk margin bunga bersih perbankan tercatat stabil di angka 4,56% pada bulan Mei yang masih sama dengan bulan sebelumnya,” terangnya.
Sementara Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, kinerja bank di kuartal II/2024 akan lebih baik dari kuartal I/2024, baik untuk bank besar maupun bank kecil.
“Kredit korporasi akan menjadi penopang pertumbuhan laba, di samping efisiensi operasional dan untuk kredit konsumsi mulai sedikit membaik dibanding kuartal sebelumnya,” ujarnya
Siahaan berharap, melihat suku bunga cenderung mulai melandai, semoga tidak akan ada tekanan baru dari aspek geopolitik yang dapat berdampak pada inflasi dan pergerakan suku bunga. (J03)