Menu
Pusat Berita dan Informasi Kota Medan, Sumatera Utara, Aceh dan Nasional

KPK Berharap Kader Partai Melaksanakan Politiknya Tanpa Biaya Tinggi

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Berdasarkan data yang dikumpulkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) , dalam politik praktis, pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) membutuhkan biaya tinggi.

Karena itu KPK berharap seluruh kader partai melaksanakan politiknya tanpa biaya tinggi.
Hal ini disampaikan Ketua KPK Firli Bahuri pada acara sosialisasi dan pembekalan antikorupsi kepada pengurus PDI Perjuangan (PDIP) dari tingkat pusat hingga daerah, lewat Program Politik Cerdas Berintegritas (PCB) Terpadu 2022, Senin (27/6/2022) di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, di Kawasan Kuningan, Jakarta Pusat.

Hadir jajaran DPP PDIP dipimpin Sekjen Hasto Kristiyanto Bendahara Umum Olly Dondokambey, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, I Made Urip, Mindo Sianipar, dan Eriko Sotarduga. Sedangkan ratusan pengurus DPD dan DPC PDIP se-Indonesia mengikutinya melalui saluran telekonferensi.

Saat membuka kegiatan itu, Ketua KPK Firli Bahuri membeberkan jalan panjang komitmen membebaskan Indonesia dari perilaku korupsi, bahkan dimulai sejak para pendiri bangsa seperti Mohammad Hatta. Hingga kemudian pada 2004, di era Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri, lahirlah UU Antikorupsi yang mengamanatkan dibentuknya badan KPK itu sendiri.

“Kalau kita melihat, sungguh besar keinginan dan komitmen pendiri bangsa agar bangsa bebas dari korupsi,” kata Firli.

Bahkan di Pembukaan UUD 1945, semangat antikorupsi juga sudah termuat di alinea keempatnya. Maknanya adalah bahwa tujuan bernegara sulit diwujudkan kalau korupsi masih merajalela.

Firli lalu menjelaskan berbagai langkah dan strategi utama KPK dalam menurunkan tingkat perilaku korupsi. Pertama adalah pencegahan dengan cara pendidikan masyarakat.

“Karena hanya dengan pendidikan kita mampu membangun budaya dan peradaban antikorupsi. Kita harus meningkatkan integritas. Dengan itu kita mengajak anak bangsa mewujudkan Indonesia bebas korupsi,” kata Firli.

Yang kedua adalah pencegahan, dilakukan dengan perbaikan sistem. Hal ini didasari kesadaran bahwa korupsi bisa terjadi juga disebabkan oleh sistem.

“Maka KPK mengajak seluruh kader partai, bersama KPK, merumuskan sistem yang tak membuka celah korupsi. Maka itu parpol harus dibangun integritasnya, kita jaga dan bangun sistem agar tak terjadi korupsi,” ulas Firli.

Ketiga, adalah penindakan, yang harus dilakukan agar orang takut melakukan korupsi.

Bagi KPK, parpol memiliki peran strategis dalam memberantas korupsi. Sebab parpollah yang berhubungan langsung dengan rakyat; yang menghasilkan wakil rakyat; pemimpin dari desa sampai presiden; serta membuat aturan lewat perwakilannya di DPR.

Karena itu pula KPK mengajak peran aktif parpol melalui PCB tersebut. Firli memberi catatan bahwa semua kader parpol harus cerdas dan berintegritas sekaligus.

Firli mengungkapkan pihaknya mengapresiasi PDIP yang baru saja mengajak para kepala daerahnya menandatangani pakta integritas berisi komitmen, yang salah satunya adalah komitmen antikorupsi.

“Kita benar-benar berharap akhirnya terbangun budaya antikorupsi. Kami harap kader memegang pakta itu dan melaksanakannya,” tegas Firli.

“Sesungguhnya karya anda sungguh dinantikan seluruh rakyat Indonesia. 277 jutaan jiwa anak bangsa Indonesia menunggu karya bapak ibu semua. Mari berkarya untuk bangsa, mengabdi untuk negeri, membebaskan bangsa indonesia dari praktik korupsi,” pungkas Firli.

Sementara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi langkah KPK dalam sosialisasi antikorupsi itu. Hasto mengatakan, bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri selalu menekankan pentingnya antikorupsi dan ancaman pemecatan terhadap kader yang melanggar aturan tersebut.

“Kami berikan apresiasi atas strategi pemberantasan korupsi melalui bentuk pendidikan, pencegahan, dan penindakan oleh KPK,” kata Hasto. (Irw)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *