Laporan Haji: Muhammad Ishak
MAKKAH (Waspada): Kerajaan Arab Saudi, melakukan penggantian Kiswah atau Kain Penutup Ka’bah bertepatan Tahun Baru Islam.
Penggantian Kiswah di 1 Muharam 1445 hijriyah merupakan kali pertama dilakukan, karena pada tahun-tahun sebelumnya penggantian Kiswah berlabgsung setiap tanggal 09 Dzulhijjah bertepatan saat jemaah haji menjalani Wukuf di Arafah.
“Jika dilakukan 9 Dzulhijjah, maka jemaah haji tidak bisa menyaksikan proses penggantian kiswah. Mulai tahun ini, jemaah haji dunia menyaksikan momen tahunan ini,” ujar Mashudi, jemaah haji asal Aceh Timur, Rabu (19/7).
Dia mengatakan, penggantian Kiswah tersebut dilakukan pada malam hari setelah Salat Isya. Puluhan petugas khusus naik menggunakan tangga besi ke atap Ka’bah untuk menarik Kiswah yang baru dan menurunkan Kiswah lama.
“Setelah Kiswah baru terpasang, selanjutnya petugas melepas dan menurunkan Kiswah lama. Artinya, umat Islam tidak melihat Ka’bah dalam keadaan telanjang,” tambahnya.
Dan ini mengisyaratkan bahwa, lanjutnya, umat Islam harus menutupi keaiban orang lain dan memperbaiki keaiban dirinya sendiri. “Di momentum kita harus hijrah agar lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah,” kata Mashudi, ASN di Kankemenag Aceh Timur.
Sebagaimana diketahui, Kiswah dibuat dari bahan sutra Italia seberat 760 Kilogram dan 120 Kilogram emas serta 100 Kilogram perak dari Jerman.
Adapun anggaran yang dihabiskan Pemerintah Arab Saudi untuk membuat Kain Kiswah sekitar 25 juta Riyal atau Rp100 miliar.
Kain Kiswah tersebut dibuat di Majma’ Malik Abdul Aziz li Kiswatil Ka’bah Al-Musyarrafah, yakni salah satu pusat peradaban di Makkah. Di dalamnya, tergabung sekitar 220 teknisi dan para seni ukir Arab Saudi yang ikut bekerja dalam membuat Kiswah. Kain Kiswah pernah dibuat di Mesir dan India, sebelum akhirnya diproduksi di Makkah Al-Mukarramah.
Informasi lain yang dihimpun menyebutkan, untuk pencucian Ka’bah akan dilakukan bertepatan 15 Muharram. Hal itu sebagaimana dilakukan setiap tahunnya.
“Biasanya, pencucian Ka’bah akan di lakukan 15 Muharram. Jemaah haji dunia yang masih berada di Makkah otomatis bisa menyaksikan lagi proses pencucian Ka’bah,” ujar H Muhajir Usman Al Asyi, Mukiman asal Aceh di Madinah. (b11)
