JAKARTA (Waspada): Ketua Presedium Indonesia Traffic watc Edison Siahaan menghargai sikap Presiden Jokowi yang menyatakan merasa cemas terhadap aktivitas warga yang akan mudik menjelang lebaran idul Fitri nanti. Mudik tahun merupakan aktivitas masyarakat yang sangat luar biasa. Selain itu dibutuhkan aturan-aturan dan tindakan-tindakan serta kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang lebih fokus untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas khususnya.
“Patut kita hargai kalau Presiden Jokowi merasa cemas menyatakan 85 juta warga akan melakukan aktivitas berjalan dengan waktu dan tempat yang hampir bersamaan. Saya melihat mungkin yang mempunyai kemampuan tingkat dewa yang bisa mengatasi supaya tidak macet,”ungkap Edison dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema Antisipasi Gangguan Keamanan Saat Mudik Lebaran di Jakarta Kamis (21/4).
Menurut dia, dengan 23 juta kendaraan roda 4, 17 juta kendaraan roda 2, kalau kita bayangkan mau dibuat di mana itu semuanya. Jadi kebijakan untuk menambah cuti libur bersama, cuti bersama, itu juga tidak akan kurang efektif juga untuk mengurai itu kepadatan-kepadatan itu. Jadi harus juga disertai dengan kebijakan-kebijakan lain, bagaimana mau mudik, masih nunggu THR, THR aja belum dapat, jadi harus hidup dengan kebijakan-kebijakan yang bersamaan.
Dalam kondisi seperti sekarang ini kita bisa bayangkan, pergerakan masyarakat ini mungkin pemerintah dan Polri juga akan memikirkan upaya-upaya menyenangkan para pemudik. “Pemudik harus dibuat senang, senang, gembira bertemu dengan keluarga. Jadi jangan lagi ditambah dengan larangan-larangan yang justru menyulitkan,”ujar Edison Siahaan.
Karo Penmas Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam kesempatan itu membenarkan musim mudik tahun 2022 ini berbeda, seperti yang disampaikan oleh bapak Presiden. Diprediksi saudara-saudara kita yang akan melaksanakan mudik di hari raya idulfitri ini mencapai 85 juta orang. Dari 85 juta itu, untuk Jabodetabek saja sudah mencapai belasan juta.
Namun demikian Karo Penmas menjelaskan, pihaknya telah mengantisipasi kerawanan keamanan saat pelaksanaan mudik maupun masalah Kamtibmas dan juga menghadapi arus balik.
“Tidak ada pos-pos penyekatan seperti tahun lalu. Yang ada Pos Pelayanan, pengamanan selain pos informasi. Beberapa pos bekerja sama dengan intansi terkait, Polri menggelar gerai vaksin, gerai ini diharapkan kalau ada yang belum vaksin atau vaksin belum lengkap bukan disuruh putar balik tetapi diberikian fasilitas untuk vaksin,”ujar Ahmad Ramadhan.
Terkait dengan Operasi Ketupat, kekuatan personil yang disiapkan 144.392 personil terdiri dari, personil yang dari Mabes Polri, Polda dan instansi terkait. Operasi itu dilaksanakan menjelang dan sesudah hari raya idul Fitri, namun ada kegiatan rutin yang ditingkatkan yang dilakukan selama 12 hari, sejak tanggal 28 April sampai dengan 9 Mei 2022, sebelumnya dilakukan kegiatan rutin yang ditingkatkan.
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS Komjen Pol (Purn) Adang Daradjatun mengingatkan masalah pengamanan yang dalam konteks keamanan pengamanan Idul Fitri jelas dalam konteks keamanan tidak saja melulu masalah yang berhubungan dengan lalu lintas. Tapi masalah masalah keamanan lain juga harus diperhatikan.
Menurut politisi Fraksi PKS DPR RI itu bagaimanapun juga emosional dari masyarakat yang ingin kembali atau datang berlebaran dengan saudara-saudaranya di daerah menjadi penting sekali.
Konteks keamanan hendaknya tidak dilihat dalam keamanan lalu lintas saja. Keamanan dalam arti luas dan dalam arti kita juga menjaga hal-hal kemungkinan kriminalitas lainnya, itu perlu diperhatikan, demikian Adang Dorajatun.(j04)