Kemandirian dan Kekuatan Rupiah Sangat Dibutuhkan di Tahun 2025

  • Bagikan
Kemandirian dan Kekuatan Rupiah Sangat Dibutuhkan di Tahun 2025
H. Syahrir, SE, M.IPol (Wasekjen DPP Partai Gerindra - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat)

JAKARTA (Waspada) : Dengan berakhirnya tahun 2024 yang menjadi tahun politik bagi bangsa Indonesia, rasanya sudah cukup dan tak perlu berlama-lama. Kita dihadapkan dengan tahun baru 2025, sebagai tahun kebangkitan “Menyambut Bangsa Besar, Pangsa Pasar Internasional” sebagai momentum penting untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai bangsa besar dan pangsa pasar internasional yang signifikan.
Oleh karena itu, kita harus siap untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ada. Kita harus bersatu dari keterpecahan politik, seperti rangkulan Presiden Prabowo Subianto mengajak seluruh elite politik, elite ekonomi, hukum bahkan seluruh elemen anak bangsa agar kita percaya diri dan bekerja sama untuk mencapai visi bangsa besar untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Indonesia 2025 harus siap menjadi bangsa besar. Kita harus mempersiapkan diri dengan langkah strategi yang tepat meningkatkan daya saing menghadapi tantangan global, dan inilah waktunya “Indonesia Menjadi Pemain Utama di Panggung Internasional”.
Tentu saja, dengan visi dan strategi yang jelas seperti “perahu” Asta Cita” yang dinakhodai Prabowo Subianto akan membawa kita berlayar mengarungi capaian posisi sebagai bangsa besar, dengan membangun masa depan yang lebih jelas, kongkrit dan nyata untuk seluruh rakyat Indonesia.
Pada 2025, Indonesia harus menjadi bangsa yang maju, berdaya saing, dan berpengaruh di kancah internasional. Kita harus memperkuat fondasi ekonomi, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mengembangkan inovasi yang tak berhenti dengan energi terbarukan secara berkelanjutan.
Dengan membangun masa depan yang cerah dan berkelanjutan, kita harus mempersiapkan diri dengan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing dan menghadapi tantangan global.
Kebijakan Politik dan Berdaya Saing
Untuk menjawab tantangan dan merebut peluang 2025 serta memperkokoh Indonesia di pasar internasional, didasari dan ditentukan berbagai faktor-faktor sebagai daya saing.
Halnya, faktor politik terutama politik internal yang dapat mempengaruhi dan menguatkan Rupiah sebagai mata uang Indonesia, diperlukan stabilitas pemerintahan yang stabil dan efektif dapat meningkatkan kepercayaan investor.
Dengan masukannya investor yang digalang Prabowo Subianto hanya beberapa minggu dilantik sebagai Presiden dalam kunjungan kenegaraan memperoleh investasi di sektor pendidikan, sektor perdagangan, sektor energi terbarukan, dan sektor infrastruktur, dari negara:

  1. Tiongkok (8-10 November 2024): Prabowo bertemu dengan Presiden Xi Jinping dan menandatangani nota kesepahaman (MoU) senilai US$10,07 miliar atau setara Rp157,80 triliun.
  2. Amerika Serikat (10-12 November 2024): Prabowo bertemu dengan Presiden Joe Biden untuk membahas peluang kerja sama mengenai penguatan kawasan Indo-Pasifik yang bebas terbuka, transisi energi bersih, serta membangun rantai pasok yang aman dan tangguh.
  3. Inggris (20-23 November 2024): Prabowo membawa pulang investasi senilai US$8,5 miliar dari Inggris setelah bertemu dengan Raja Charles III dan Perdana Menteri Keir Starmer.
  4. Uni Emirat Arab (23-24 November 2024): Prabowo sepakat dengan Presiden Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan untuk memperkuat hubungan ekonomi dan kerja sama strategis Indonesia-UEA.
    Investasi yang diperoleh dari keempat negara sahabat ini tentu berlandaskan pada kebijakan ekonomi Indonesia yang jelas atau transparansi, pengendalian korupsi menumbuhkan kepercayaan investor pada iklim investasi. Kekuatan politik eksternal atau hubungan diplomatik yang terbangun dengan bai dengan negara lain dapat meningkatkan kerjasama ekonomi.
    Kerjasama regional, seperti ASEAN dapat membantu meningkatkan perdagangan dan investasi. Kerjasama dengan Organisasi Internasional, seperti IMF dan WTO dapat membantu meningkatkan kepercayaan investor, dan pengakuan internasional terhadap kebijakan ekonomi Indonesia dapat memperkuat kepercayaan investor.
    Kebijakan moneter yang tepat dapat membantu mengontrol inflasi dan menguatkan Rupiah. Begitu pula kebijakan fiskal yang tepat dapat membantu meningkatkan pendapatan negara.
    Sehingga, pengembangan infrastruktur dapat membantu meningkatkan efisiensi dan daya saing, dengan meningkatkan investasi, terutama dari investor asing, dapat membantu menguatkan Rupiah, serta diversifikasi ekonomi mengembangkan sektor ekonomi yang beragam dapat membantu mengurangi ketergantungan pada satu sektor.
    Dengan demikian, Pemerintah Pusat dapat menjalankan langkah strategis dalam pengembangan sektor riil seperti bidang pertanian, industri, dan pariwisata. Bidang pendidikan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing.
    Termasuk peningkatan kerjasama dengan sektor swasta untuk meningkatkan investasi dan pengembangan ekonomi, serta pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) maupun Kawasan Ekonomi Nasional (KEN), dalam meningkatkan investasi dan ekspor.
    Dengan kebijakan politik dan berdaya saing ini, maka langkah strategis pemerintah dapat sekaligus penguatan Rupiah baik terhadap dollar maupun mata uang lainnya, yang sangat dibutuhkan pada tahun 2025.
    Peluang Indonesia
    Tahun 2025 merupakan momentum penting bagi kemandirian Indonesia untuk menegaskan posisinya sebagai bangsa besar dan pangsa pasar internasional yang signifikan. Kita harus siap untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ada dari semua sektor dengan memberdayakan sumberdaya manusia bangsa sendiri.
    Di mana, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2024 adalah 284.524.818 jiiwa dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 0,8%. Indonesia memiliki populasi 3,474% dari populasi dunia.
    Tahun 2025, Indonesia berpotensi menjadi negara dengan perekonomian yang kuat melalui sektor sektor utama yakni:
  • Pertanian: Meningkatkan produksi pangan, seperti beras, jagung, dan kedelai, serta pengembangan agroindustri.
  • Gas Bumi: Mengoptimalkan produksi dan eksplorasi gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.
  • Teknologi Terbarukan: Pengembangan energi terbarukan seperti surya, angin, dan hidro untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
    Sementara di sektor pendukung antara lain:
  • Industri Kreatif: Pengembangan industri kreatif seperti tekstil, kerajinan, dan pariwisata.
  • Teknologi Informasi: Pengembangan industri teknologi informasi dan komunikasi.
  • Infrastruktur:BPembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan.
    Selanjutnya dibutuhkan strategi pengembangan:
  • Meningkatkan Efisiensi: Mengoptimalkan produksi dan distribusi.
  • Investasi: Meningkatkan investasi domestik dan asing.
  • Inovasi: Mengembangkan teknologi dan inovasi.
  • Kerja Sama Internasional: Meningkatkan kerja sama dengan negara-negara lain.
  • Pengembangan Sumber Daya Manusia: Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan.
    Sebagaimana kebijakan Pemerintah dalam Peraturan Pemerintah No. 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, Rencana Umum Energi (RUEN) 2020-2030, Peraturan Menteri ESDM No. 50/2017 tentang Pengembangan Energi Terbarukan, Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2050.
    Maka capaian peluang Indonesia 2025 diharapkan dapat meningkatkan PDB menjadi $1,5 triliun. Mengurangi kemiskinan menjadi <3%. Meningkatkan ekspor menjadi $250 miliar. Mengembangkan 20.000 startup. Meningkatkan penggunaan energi terbarukan menjadi 23%.
    Studi teknologi dan studi akademis untuk menciptakan potensi energi terbarukan sebagai peluang dengan potensi yang dimiliki Indonesia dapat menciptakan Teknik Energi Terbarukan (Solar, Angin, Hidro, Geotermal), Teknik Elektro (Pengembangan Sistem Pembangkit Listrik), Teknik Mesin (Pengembangan Turbin dan Sistem Energi), Teknik Kimia (Pengembangan Bahan Bakar Alternatif), Teknik Informatika (Pengembangan Sistem Monitoring dan Kontrol Energi).
    Berbicara industri teknologi listrik, pangsa pasar di tanah air hampir tak terbendung-kan dibanjiri produk China. Mulai dari industri otomotif listrik sampai peralatan rumah tangga.
    Sebetulnya, Indonesia dan China sama-sama berlaga di pasar teknologi listrik dengan produk-produk yang menarik.
    Apalagi Indonesia telah menjalin kerja sama dengan anggota BRICS (Brazil, Russia, India, China, Afrika Selatan, dapat berkolaborasi untuk mendukung teknologi canggih industri dalam negeri dengan meningkatkan branding yang kuat untuk menarik minat pasar internasional.
    Dengan strategi ini, Indonesia akan lebih mandiri, bisa mengatasi tantangan dan tetap bersaing di pasar teknologi listrik di tengah perkembangan yang pesat dengan munculnya Revolusi Industri 5.0.
    Tren ini ditandai dengan penggunaan teknologi-teknologi modern seperti Artificial Intelligence (AI), internet of things atau teknologi digital, dan big data untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
    Penutup
    Perkembangan di Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5% pada tahun 2024. Industri pengolahan juga menunjukkan optimisme yang tinggi, dengan Indeks Kepercayaan Industri mencapai 52,35 pada Januari 2024.
    Indonesia sangat berpeluang dan bisa mengatasi tantangan dan merebut pasar teknologi listrik, dengan tanpa mengabaikan sabagai negara agraris terbesar di dunia.
    Sebagai negara agraris, memiliki karakteristik yang sebagian besar penduduk Indonesia (46,5% dari total angkatan kerja) bekerja di sektor pertanian (BPS, 2022). Luas lahan pertanian mencapai 70,2 juta hektar (Kementan, 2022).
    Karakteristik sektor pertanian utamanya, padi, jagung, kedelai, kakao, kopi, teh, klapa sawit, dan tembakau.
    Indonesia dengan potensi produksi beras terbesar di Asia Tenggara, eksportir kopi terbesar kedua di dunia, produsen teh terbesar ketiga di dunia, dan penghasil kakao terbesar kedua di dunia.
    Sebagai negara agraris tentu memiliki tantangan dan ditentukan faktor seperti, ketergantungan pada musim, kualitas infrastruktur pertanian, penggunaan teknologi pertanian, keterampilan petani, dan perubahan iklim global.
    Karena itu, diperlukan industri teknologi sebagai strategi pengembangan dengan modernisasi pertanian, irigasi, peningkatan kualitas benih, dan teknologi pertanian.
    Dengan Asta Cita, Indonesia dapat mencapai posisi sebagai bangsa besar dan pangsa pasar internasional.
    “Mari kita bersatu dan bersama membangun masa depan yang cerah dan berkelanjutan untuk Indonesia 2025”. **

Penulis : H. Syahrir, SE, M.IPol (Wasekjen DPP Partai Gerindra – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat)




Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *